Jenazah Irma Lestari (33), satu dari puluhan ribu korban gempa Turki, rencananya dipulangkan pada Rabu, 22 Februari 2023. Ayahnya, Nahrawi (65), berharap jenazah anaknya dibawa dan dimakamkan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Nahrawi mengklaim penguburan Irma sudah disepakati oleh keluarga dilakukan di Desa Perampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat. "Saya akan makamkan di tempat keluarga di sini," ujarnya, Minggu (19/2/2023).
Nahrawi menyebutkan Irma lama tinggal di Gianyar bersama ibu kandungnya, Rena (55). Nahrawi dan Rena telah bercerai belasan tahun lalu. Sejak saat itu, Irma tinggal bersama sang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum berangkat ke Turki akhir 2021 lalu, Irma sempat bekerja serabutan di Bali. Pernah menjadi penjual nasi hingga tukang bangunan, sampai akhirnya jadi terapis di Bali.
Kendati lama di Bali, Irma lahir di Desa Perampuan, Labuapi, Lombok, pada 1989 silam. Di Bali pula ia menikah dengan suaminya asal Jombang. Beberapa kali, Irma pulang ke Lombok membawa anaknya saat perayaan Lebaran.
"Saya ingat waktu dia merengek minta ijazah. Saya tidak kasih. Dia marah. Terus kami kirim ijazah SD-nya. Kenapa kamu mau ke Turki? Karena dapat sertifikat spa terapis di Bali," terang Nahrawi terakhir berkomunikasi dengan Irma.
Selama berada di Turki, komunikasi Nahrawi dengan Irma hanya terjadi satu-dua kali. Itu pun melalui sambungan telepon Kasdiono (37), kakak kandung Irma.
"Pas di Turki jarang komunikasi, sama kakaknya saja. Sama bibinya. Biasanya tanya kabar saja, kalau dia kerja di sana. Saling tanya kabar," kenang Nahrawi.
Irma ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan gedung apartemen tempatnya tinggal di Diyarbakir. Ia ditemukan bersama pekerja migran asal Bali lainnya, Ni Wayan Supini. Kedua jenazah ini akan dipulangkan lusa menuju Jakarta sebelum dikembalikan ke keluarga masing-masing.
(BIR/gsp)