Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk membantu korban gempa Turki. Bantuan berupa 62 personel tim penyelamat dan logistik.
Bantuan diberangkatkan dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (11/2/2023) pagi. Bantuan dilepas secara simbolis oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Juga didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, dan Duta Besar Turki untuk RI Ahmet Cemil Miroglu.
Pantauan detikNews, upacara pelepasan dimulai sekitar pukul 09.08 WIB. Kondisi pagi itu diguyur hujan deras yang membuat upacara pelepasan dilakukan di lorong apron depan Pandawa Lanud Halim Perdanakusuma.
Sebanyak 62 personel yang akan diberangkatkan hari ini berbaris dengan rapi lengkap dengan pakaian dinasnya.
"Bapak Presiden (Jokowi) memberikan arahan untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada korban terdampak, mengingat hubungan diplomatik Indonesia dan Turki yang sudah berlangsung lama," tutur Muhadjir dalam sambutan.
Muhadjir mengungkapkan bantuan kemanusiaan tersebut didasari oleh semangat kemanusiaan, gotong royong, dan hubungan persahabatan dengan Turki.
"Antara lain, emergency medical team (EMT), middle urban search and rescue team (MUSAR), kebutuhan logistik, dan peralatan serta bantuan lainnya yang akan dikirim secara bertahap," terang Muhadjir.
Adapun, tim penyelamat akan diberangkatkan dengan dua pesawat terpisah. "Tim diberangkatkan pesawat Hercules C 137 dan Boeing 737," lanjutnya.
Secara rinci, Muhadjir menambahkan sebanyak 62 personel yang berangkat terdiri dari 47 personel Basarnas, dan 15 personel dari BNPB.
Diketahui, gempa Turki berkekuatan mematikan 7,8 magnitudo terjadi pada Senin (6/2/2023). Gempa itu menelan korban jiwa hingga 23.726 orang, dan melukai lebih dari 80 ribu orang. Hingga kini, proses penyelamatan korban masih dilakukan.
(BIR/iws)