Korban Jiwa Gempa Turki dan Suriah Tembus 23.726 Orang

Internasional

Korban Jiwa Gempa Turki dan Suriah Tembus 23.726 Orang

Tim detikNews - detikBali
Sabtu, 11 Feb 2023 10:30 WIB
Duka menyelimuti  korban gempa Turki dan Suriah. Mereka kehilangan keluarga dan rumah. Air mata pun mengalir tak terbendung.
Korban jiwa akibat gempa mematikan berkekuatan 7,8 magnitudo di Turki mencapai lebih dari 23 ribu orang, dengan korban terluka sebanyak 80.052 orang. (Reuters).
Denpasar -

Korban jiwa akibat gempa mematikan berkekuatan 7,8 magnitudo di Turki mencapai 23.726 orang. Di Turki, korban jiwa tembus 20.213 orang, dengan korban luka-luka 80.052 orang.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca, dilansir detikNews pada Sabtu (11/2/2023).

Sementara itu, korban jiwa di Suriah mencapai 3.384 orang, termasuk di antaranya 2.166 orang di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut. Sedang sisanya, 1.347 kematian di bagian Suriah yang dikuasai pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah orang terluka di Suriah di seluruh wilayah terdampak tercatat sebanyak 5.245 orang. Sebagian besar terjadi di daerah yang dikuasai pemberontak.

Diketahui, pusat gempa Turki terjadi pertama kali di dekat Kota Gaziantep sebesar 7,8 M. Disusul beberapa jam kemudian di Kahramanmaras, 128 kilometer (km) jauhnya, sebesar 7,5 M.

ADVERTISEMENT

Seorang warga yang menjadi korban gempa, Hakan Tanriverdi, meluapkan amarahnya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia dan sejumlah korban lain merasa tidak mendapatkan bantuan dan ditinggalkan sendirian oleh Erdogan dan pemerintahannya.

"Jangan datang ke sini meminta suara. Kami sangat terluka karena tidak ada yang mendukung kami," ungkap Tanriverdi dengan nada menyindir.

Keluhan dan kekesalan Tanriverdi terjadi di banyak tempat di Provinsi Adiyaman, yang menjadi salah satu daerah terimbas gempa paling parah di Turki. Warga mengeluhkan petugas penyelamat yang tidak tiba tepat waktu untuk mengevakuasi orang-orang yang selamat pada jam-jam kritis.

Warga lainnya juga menekankan kurangya alat berat dan mesin untuk mengebor lempengan beton yang menimbun korban. "Saya tidak melihat siapapun di hari kedua gempa hingga pukul 14," kata Mehmet Yildirim, warga lainnya.

"Tidak ada pemerintah. Tidak ada otoritas negara. Tidak ada polisi. Tidak ada tentara. Memalukan! Anda meninggalkan kami sendirian," lanjut Yildirim dengan nada lirih.

Sebelum gempa, Erdogan mengusulkan pemilu Turki pada 14 Mei 2023 untuk mempertahankan kekuasaannya hingga 2028 mendatang.

Namun, setelah terjadi bencana gempa mematikan, tidak dapat dipastikan kapan pemilu Turki akan digelar. Sebab, Erdogan menetapkan masa darurat selama tiga bulan di provinsi yang terdampak gempa, sedikitnya 10 provinsi.

Hingga kini, tim penyelamatan masih memroses pencarian korban, dengan pemandangan banyak warga terpaksa tidur di jalanan atau di dalam mobil mereka. Banyak bangunan yang hancur akibat gempa.

Erdogan mengakui ada kekurangan dalam penanganan korban gempa Turki. Dia memimpin rapat tanggap bencana di Ankara pada Selasa (7/2/2023) dan menghabiskan dua hari setelahnya mengunjungi area-area terdampak. Tapi, dia belum mendatangi Adiyaman.




(BIR/iws)

Hide Ads