.webp)
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan curahan hati atau curhat soal wilayahnya yang tidak tersentuh proyek-proyek strategis di tingkat provinsi. Dari deretan pembangunan yang masuk ke dalam 44 capaian kepemimpinan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati atau Cok Ace, tidak ada satupun yang berlokasi di Tabanan.
Curhat itu disampaikan langsung kepada Koster saat melakukan kunjungan kerja di Tabanan, Jumat (3/2/2023). Koster didampingi Cok Ace juga bertatap muka dengan seluruh tokoh pemerintahan dari kabupaten, kecamatan, desa, hingga desa adat di Tabanan.
"Tadi di tayangan (slide) masih sedikit kami lihat tersentuh Kabupaten Tabanan," sebut Sanjaya dalam sambutannya. Acara yang berlangsung di Gedung Kesenian I Ketut Maria itu kebetulan diawali dengan penayangan slide 44 capaian program Koster dan Cok Ace dalam memimpin Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Sanjaya meyakini kelak saat kepemimpinan Koster yang kedua kalinya, Tabanan akan mendapatkan perhatian dari sisi pembangunan infrastruktur strategis di Provinsi Bali.
"Saya yakin dan Beliau (Gubernur Koster) sering menyampaikan kepada saya selaku bupati di kesempatan rapat, di periode kedua (kepemimpinan Koster), Tabanan akan dijadikan skala prioritas untuk membangun," imbuhnya.
Sanjaya mengatakan, semua pihak telah sepakat melindungi Tabanan sebagai daerah agraris dan lumbung pangannya Bali. Karena itu, pembangunan di Tabanan tidak cukup hulu dan di tengah saja.
"Tapi bagaimana membangun sektor pertanian di hilir. Saya yakin gubernur selaku konseptor, hiliriasi sektor pertanian di Tabanan pasti akan dibangun sehingga menuju pertanian organik," ujarnya.
Menurut Sanjaya, 44 capaian program kepemimpinan Koster-Cok Ace terkonsep dengan baik. Sebab, puluhan program tersebut tidak hanya menyentuh pembangunan infrastruktur.
"Tapi (menyentuh) nilai-nilai kearifan lokal yang adiluhung yang sudah diwariskan beribu-ribu tahun oleh para leluhur direkonstruksi dan diingatkan lagi," tukas Sanjaya.
"Tidak cukup hanya satu periode untuk melanjutkan program ini, kalau bisa, diizinkan undang-undang atau aturan, tiga periode pun tidak apa. Kalau diizinkan," pungkas Sanjaya.
(iws/nor)
