Di-bully Soal Hari Arak Bali, Koster: Namanya Juga Elite Beda Selera

Hari Arak Bali

Di-bully Soal Hari Arak Bali, Koster: Namanya Juga Elite Beda Selera

Triwidiyanti - detikBali
Senin, 30 Jan 2023 06:08 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan tos saat peringatan Hari Arak Bali di Bali Collection, Nusa Dua, Badung, Bali Minggu (29/1/2023).
Gubernur Bali I Wayan Koster melakukan tos saat peringatan Hari Arak Bali di Bali Collection, Nusa Dua, Badung, Bali Minggu (29/1/2023).(Triwidiyanti/detikBali)
Badung -

Gubernur Bali I Wayan Koster mengaku di-bully setelah menetapkan 29 Januari sebagai Hari Arak Bali. Namun, ia menyebut hal itu wajar menjelang tahun politik.

"Namanya juga elite beda selera gitu, jadi kami maklum aja," kata Koster saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Arak Bali di Bali Collection Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Minggu (29/1/2023).

Koster menegaskan peringatan Hari Arak Bali bukan sebagai ajang untuk mabuk-mabukan. Ia pun menyebut orang yang berkomentar bahwa dirinya melegalkan orang untuk mabuk adalah salah besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tegaskan dilarang keras mabuk arak. Biarkan orang yang mem-bully. Itu paling orangnya itu-itu aja," kata politisi PDI Perjuangan ini.

Menurut Koster negara lain sudah lebih dahulu merayakan hari minuman khas negara masing-masing dalam bentuk festival. Oleh karena itu, Koster menilai Hari Arak Bali bukan hal yang aneh.

ADVERTISEMENT

"Kita merayakan Hari Arak Bali bukan sesuatu yang aneh. Negara lain yang memiliki minuman khas itu memang menyelenggarakan acara seperti festival," pungkasnya.

Koster menetapkan Hari Arak Bali setiap 29 Januari melalui Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 929/03-I/HK/2022. Perayaan Hari Arak Bali pada Minggu (29/1/2023) malam dihadiri oleh ratusan general manager hotel dan restoran se-Bali, distributor arak, petani arak, dan koperasi arak.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali I Wayan Jarta mengatakan hampir 70 persen minuman beralkohol di Bali saat ini berasal dari luar Bali. Ia berharap arak Bali bisa masuk dan dijual di hotel-hotel maupun restoran di Bali. Terlebih, produksi arak di Bali mencapai 40,1 juta liter per tahun.

"Kami ingin paling tidak 30 sampai 50 persen kebutuhan minuman beralkohol di Bali ini bisa dipenuhi dari minuman berbahan baku arak di Bali," kata Jarta kepada wartawan di Nusa Dua, Minggu (29/1/2023).




(iws/hsa)

Hide Ads