Penghubung Tamu dengan Pelacur

ADVERTISEMENT

Liputan Khusus Prostitusi Online di Bali

Penghubung Tamu dengan Pelacur

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 24 Jan 2023 08:13 WIB
Ilustrasi tentang praktek bisnis prostitusi di Hotel Alexis
Ilustrasi prostitusi. Foto: Ilustrator: Edi Wahyono
Denpasar -

Tulisan pertama: Kisah Para Pelacur Online di Pulau Dewata

Tulisan kedua: Kencan Singkat Berpindah Tempat

Tulisan ketiga: Penghubung Tamu dengan Pelacur

Tulisan keempat: Bertaruh Nyawa demi Komisi

Tulisan kelima: Lokalisasi Lokal Menolak Punah

Nunu, bukan nama sebenarnya, sibuk membuka aplikasi Telegram di sebuah warung makan khas Jawa Timur, Denpasar, Bali. Sesekali jemarinya membuka foto-foto perempuan yang menjadi pekerja seks komersial (PSK).


Beragam nama muncul. Selain identitas nama, di aplikasi perpesanan itu juga muncul foto, tinggi, berat badan, hingga ukuran payudara.

Begitu tamu memilih, Nunu segera menghubungi pelacur tersebut. Beberapa perempuan pilihan pria itu tidak bisa melayani kencan singkat karena sudah menerima tamu lain. "Yang ini tidak bisa Pak," tuturnya kepada detikBali, Rabu (28/12/2022).

Kesepakatan itu akhirnya tercapai dengan tarif kencan singkat atau short time sebesar Rp 1,5 juta. Nunu siap mengantar kembang latar itu ke sebuah hotel berbintang di Denpasar.

Nunu kemudian mengantar tamunya itu kembali ke hotel. Setelah itu, pria asal sebuah kota di Jawa Timur itu menancap gas Innova hitam untuk menjemput Cemara, bukan nama sebenarnya.

Nunu merupakan sopir agen perjalanan (travel) di Bali. Pria berusia 24 tahun itu menjadi penghubung antara tamu yang dibawanya dan pelacur sejak 2018.

Nunu menjadi makelar di bisnis esek-esek karena mencari uang tambahan. Duit itu dipakainya untuk membeli rokok, membayar listrik, hingga kos. "Bukan untuk saya tekuni bidang ini karena beberapa orang menganggap ini haram," ungkapnya.

Menurut Nunu, honor sebagai sopir travel sangat sedikit. Dia hanya menerima upah setiap kali mengantar tamu. Besaran honor juga tergantung dari jenis mobil yang dikendarai atau sesuai pesanan wisatawan.

Misalkan, honor mengantarkan tamu dengan Innova ialah Rp 150 ribu per hari. Uang itu juga berkurang untuk makan dan rokok selama dia bertugas.

Masalahnya, penghasilan Nunu sebagai sopir travel tak tentu. Tak setiap hari dia membawa tamu.

Menurut Nunu, di tempat ia bekerja, rerata sopir hanya bekerja 15 hari dalam satu bulan. Bahkan, kadang ada sopir yang hari kerjanya kurang dari 15 meski musim liburan. "Jadi order-an untuk sopir kami itu diacak," keluhnya.

Nunu kerap menawarkan jasa esek-esek pada tamu yang diantarnya. Namun, dia tak menawarkan jasa tersebut pada seluruh pria karena ada juga tamu yang datang ke Bali hanya untuk bekerja atau berlibur.

Nunu selalu menyesuaikan uang tamunya dengan tarif PSK. Misalkan, jika tamu punya uang Rp 1 juta, ia akan mencarikan pelacur dengan tarif yang sama. "Jadi wanita yang saya siapkan menyesuaikan budget yang kalian punya," ujarnya.

Jika tamu cocok dengan tarif dan perempuan penghibur yang ada, Nunu segera menghubungi maminya, sebutan untuk muncikari. Mami akan menyiapkan anak buahnya untuk segera dijemput dan diantar ke lokasi pria itu menginap.

Sang tamu bisa membatalkan transaksi jika ternyata pelacur yang datang tidak sesuai dengan kesepakatan atau berbeda antara foto dengan wajah aslinya. "Tidak ada kata cancel kecuali di foto dengan wujud aslinya tidak sama," ungkap Nunu.

Nunu mendapatkan komisi 10-15 persen dari tarif perempuan penghibur untuk sekali kencan singkat short time. Komisi bertambah menjadi 25 persen saat dia bisa mendapatkan pria hidung belang yang ingin kencan lama atau long time.

Cuan itu didapat setelah pria hidung belang itu mentransfer sejumlah uang pada mami atau dirinya. Namun, ia mewanti-wanti agar tamu tidak menyerahkan uang pada PSK karena dia akan sulit menagih komisinya.

Cemara, bukan nama sebenarnya, merupakan salah satu pelacur yang terhubung dengan Nunu melalui Telegram. Perempuan berusia 24 tahun itu dihubungi Nunu saat tengah bermain TikTok.

Cemara berasal dari DKI Jakarta. Perempuan itu menjadi pelacur online sejak 2020 atau saat baru lulus kuliah dari sebuah universitas di Ibu Kota.

Cemara selalu berpindah-pindah tempat saat membuka layanan open BO. Misalkan, ia berada di Bali sejak awal Desember lalu. Namun, ia juga bisa berpindah ke kota lainnya. Di setiap kota itu dia membuka layanan kencan singkat.

Cemara kaget setelah mengetahui tarif kencan singkat dengan tamunya sebesar Rp 1,5 juta. Sebab, ia hanya terima Rp 1,2 juta. "Saya kaget kok uang ditransfer ke dia (Nunu)," tuturnya di sebuah hotel di Denpasar.



Simak Video "Pandangan Wulan Guritno soal PSK Usai Main di 'Open BO'"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/gsp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT