Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mengukuhkan sebanyak 17 guru besar melalui sidang senat terbuka. Kampus ini mempunyai target 100 profesor hingga tahun 2025.
Rektor Undiksha Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd mengatakan target itu menjadi syarat bagi Undiksha untuk menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Ia pun mendorong kepada jajaran dosen yang sudah memenuhi syarat untuk segera mengajukan usulan.
"Saya targetkan tahun 2022 ada 15 profesor, tapi ada 17 orang tahun ini," kata Nyoman Jampel ditemui detikBali usai pengukuhan guru besar, Kamis (19/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya yakin dengan tambahan 17 guru besar ini akan mempercepat lagi Undiksha mencapai cita-citanya, menjadi Universitas Unggul Berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana di Asia, tahun 2045. Ini bisa kami capai kalau bisa 10 atau 15 tahun lebih cepat," imbuhnya.
Pengukuhan kali ini terbilang spesial, selain karena jumlah guru besar yang dikukuhkan jauh lebih banyak dari sebelumnya. Tahun ini ada juga guru besar yang terbilang muda.
Ia bernama Prof. Dr. I Wayan Widiana, S.Pd., M.Pd yang berusia 37 tahun. Akademisi asal Kabupaten Karangasem menjadi Profesor dalam bidang Ilmu Pengukuhan dan Evaluasi Pendidikan Dasar dan menjadi yang pertama di Program Studi Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Ditemui usai pengukuhan, Wayan Widiana mengatakan capaian untuk meraih jabatan profesor tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik jajaran pimpinan di Undiksha, keluarga, maupun koleganya. Ia mengaku sudah sejak kecil memiliki cita-cita dan harapan untuk berkarier di jenjang fungsional tertinggi.
"Target ke depan saya ingin mengembangkan keilmuan di bidang kemampuan berpikir khususnya di Sekolah Dasar (SD) dan saya berharap bisa mengembangkan kemampuan berpikir khusus kemampuan berpikir harmoni," katanya.
Akademi Undiksha yang dikukuhkan menjadi guru besar di antaranya Prof. Dr. Ketut Agustini, S.Si., M.Si menjadi profesor perempuan satu-satunya bidang Ilmu Teknologi Pendidikan Informatika.
Lalu ada Prof. Dr. I Gede Budasi, M.Ed dengan bidang Ilmu Linguistik; Prof. Dr. I Putu Sriartha, M.S dengan bidang Ilmu Geografi; Prof. Dr. I Wayan Muderawan, M.S dengan bidang Ilmu Kimia; Prof. Dr. I Made Pageh, M.Hum dengan bidang Ilmu Kajian Sejarah; Prof. Dr. Gde Artawan, M.Pd dengan bidang Ilmu Sastra Indonesia; dan Prof. Dr. Gede Adi Yuniarta, S.E., Ak., M.Si dengan bidang Ilmu Ekonomi.
Selanjutnya, Prof. Dr. Dewa Gede Hendra Divayana, S.Kom., M.Kom., dengan bidang Ilmu Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Teknik Informatika; Prof. Dr. I Putu Wisna Ariawan, M.Si dengan bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Matematika; Prof. Dr. Dewa Bagus Sanjaya, M.Si dengan bidang Ilmu Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan; Prof. Dr. Ida Bagus Made Astawa, M.Si dengan bidang Ilmu Pendidikan Geografi; dan Prof. Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, S.Si., M.Si dengan bidang Ilmu Kimia Lingkungan.
Berikutnya adalah Prof. Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd., M.Pd dengan bidang Ilmu Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan Vokasi; Prof. Dr. Ketut Agustini, S.Si., M.Si dengan bidang Ilmu Teknologi Pendidikan Informatika; Prof. Dr. I Gusti Ngurah Pujawan, M.Kes dengan bidang Ilmu Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Matematika; Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudiana, M.Kes dengan bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan; dan Prof. Dr. Gede Rasben Dantes, S.T., M.T.I dengan bidang Ilmu Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.
(nor/bir)