Siang di Bali Lebih Lama, Tembus 12,63 Jam

Siang di Bali Lebih Lama, Tembus 12,63 Jam

Chairul Amri Simabur - detikBali
Senin, 16 Jan 2023 14:52 WIB
Potret senja dari salah satu sudut daerah di Tabanan, Bali, yang masih menunjukkan rona kemerahan sekitar pukul 19.05 Wita, pada 11 Januari 2023
Potret senja dari salah satu sudut daerah di Tabanan, Bali, yang masih menunjukkan rona kemerahan pada 11 Januari 2023 sekitar pukul 19.05 Wita. (Chairul Amri Simabur/detikBali)
Denpasar -

Durasi siang di Bali terasa lebih lama sejak beberapa hari terakhir. Matahari seakan terbit lebih cepat dan tenggelam lebih lama.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menjelaskan durasi siang yang lama dibandingkan malam hari ini terjadi akibat gerak semu matahari. Gerak semu matahari merupakan fenomena astronomi yang rutin terjadi setiap tahun.

"Durasi lama siang disebabkan oleh gerak semu tahunan matahari dan kemiringan sumbu matahari," jelas Kepala Stasiun Geofisika BMKG Wilayah III Denpasar, Arief Tyastama kepada detikBali, Senin (16/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, sambung Arief, posisi matahari berada di selatan ekuator atau garis khatulistiwa. Puncaknya pada 22 Desember 2022, posisi matahari ada di dekat solstice atau titik balik selatan.

"Sehingga durasi siang di Denpasar dan sekitarnya 12,63 jam," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Saat ini, posisi matahari tengah bergerak dari titik balik selatan kembali menuju ekuator. Pada 21 Juni nanti, posisi matahari akan berada di solstice utara atau titik balik utara.

"Sebaliknya, pada saat (matahari) berada di solstice utara, lama siang di Denpasar dan sekitarnya akan relatif lebih pendek. (Durasinya) mencapai 11,62 jam. Ini karena posisi Denpasar ada di selatan ekuoator," tegasnya.

Sejatinya, sambung dia, gerakan semu matahari yang disebabkan kemiringan sumbu atau poros bumi ini merupakan fenomena astronomi yang rutin terjadi tiap tahunnya.

Kemiringan sumbu atau poros bumi sekitar 23 derajat dari garis orbitnya ini membuat matahari seolah-oleh bergerak dari ekuator ke solstice selatan (titik balik selatan), kembali ke ekuator, kemudian bergerak lagi ke solstice utara (titik balik utara), dan kembali ke ekuator.

Ia menambahkan, waktu terbit dan tenggalamnya matahari sangat bergantung pada posisi matahari. Karena setiap harinya, posisi matahari dengan gerak semunya itu akan mengakibatkan waktu terbit dan tenggelamnya berbeda-beda tiap beberapa hari.

"Lama waktu siang dan malam akan sama untuk wilayah Bali akan terjadi sekitar akhir Maret dan awal September nanti," pungkasnya.




(iws/gsp)

Hide Ads