Pemerintah Provinsi Bali akan merilis sebuah aplikasi yang berisi tentang pengobatan tradisional tahun ini. Aplikasi bernama Situs Bali itu nantinya dapat digunakan untuk mengetahui berbagai informasi mengenai pengobatan tradisional di Bali.
"Nanti akan berisi informasi tentang rumah sakit di Bali yang melayani pengobatan tradisional dan juga obat herbal yang sah dan bisa diperjualbelikan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom kepada detikBali, Selasa (10/1/2023).
Tak hanya itu, pengguna aplikasi juga dapat mengetahui daftar pangusada (orang yang melakukan praktik pengobatan tradisional) yang legal. Pangusada itu telah tergabung dalam Gotra Pangusada dan telah memiliki izin praktik dari Kementerian Kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anom, masih banyak masyarakat Bali yang memilih pengobatan tradisional ketimbang medis. Hanya saja, tak semua pangusada memiliki izin resmi untuk membuka praktik pengobatan. Adanya aplikasi Situs Bali ini, kata dia, sekaligus untuk memperkenalkan para pangusada yang berkompeten dalam melakukan pengobatan tradisional.
"Dengan aplikasi ini, kami standarkan harganya. Serta yang penting lagi, karena kami ingin membangkitkan pengobatan lokal Bali dan kami ingin publish ini bukan hanya untuk masyarakat Bali saja," imbuhnya.
Anom menambahkan, metode pengobatan tradisional yang bersumber dari lontar Bali juga telah dipelajari di beberapa negara seperti Belanda dan Jerman. Ia berharap, keahlian para pangusada di Bali kian dikenal oleh masyarakat.
"Pengobatan tradisional ini juga akan kami sosialisasikan setiap Sabtu dan Minggu di Renon. Tapi, ini masih tahap diskusi dengan Gotra Pangusada. Nanti, akan ada pelayanan personal dan promosi obat-obatan herbal," ucap Anom.
Untuk diketahui, saat ini ada sebanyak 10 rumah sakit di Bali yang telah membuka layanan pengobatan tradisional. Ke depan, sebanyak 64 rumah sakit swasta lainnya diharapkan juga bisa membuka pengobatan tradisional.
"Nanti semua pelayan tradisional akan ter-cover BPJS, sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan tersebut secara gratis. Kami harapkan ketika semua rumah sakit sudah membuka layanan tersebut, maka pelayanan tradisional tak lagi jadi pilihan kedua, tapi jadi pilihan utama," pungkasnya.
(iws/gsp)