Hasil Tangkapan Nelayan Jembrana Menurun Akibat Cuaca Buruk

Hasil Tangkapan Nelayan Jembrana Menurun Akibat Cuaca Buruk

I Wayan Selamat Juniasa, I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 10 Jan 2023 06:15 WIB
Perahu nelayan Desa Pengambengan yang terparkir di PPN Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Sabtu (12/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/DetikBali).
Foto: Perahu nelayan Desa Pengambengan yang terparkir di PPN Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Hasil tangkapan ikan nelayan di tempat pelelangan ikan (TPI) Jembrana menurun akibat cuaca buruk yang terjadi sebulan terakhir. Para nelayan pun memilih untuk memperbaiki perahu dan kembali melaut saat cuaca sudah membaik.

"Kondisi cuaca di perairan selat Bali dari awal Desember 2022 masih belum bersahabat. Angin kencang dan gelombang tinggi masih sering terjadi, sehingga nelayan banyak beristirahat," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana, I Made Widanayasa, Senin (9/1/2023).

Widanayasa menjelaskan, biasanya nelayan libur saat terang bulan atau purnama saja. Namun, kali ini mereka terpaksa libur lebih lama karena tak memungkinkan melaut di tengah cuaca ekstrem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data hasil tangkap yang diperoleh dari TPI Pengambengan, penurunan hasil tangkap nelayan terjadi sejak November 2022. Ketika itu, total produksi atau tangkapan ikan sebanyak 853.958 kilogram. Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada Oktober 2022 dengan total produksi mencapai 1.043.580 kilogram. Terbanyak jenis ikan lemuru.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Ni Nyoman Trimasti menjelaskan, tangkapan ikan pada Desember 2022 masih dalam tahap rekapitulasi. "Untuk bulan Desember 2022 data belum komplit dari pengecer," katanya.

ADVERTISEMENT

Harga Ikan di Karangasem Naik

Cuaca buruk juga membuat sebagian besar nelayan di pesisir Karangasem, Bali, libur melaut selama dua pekan. Di sisi lain, harga ikan tongkol kini naik 100 persen, dari sebelumnya Rp 1.500 per ekor menjadi Rp 3.800 per ekor.

Kasiah (57) salah satu pedagang ikan tongkol di Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem mengatakan harga ikan mulai mengalami peningkatan sejak para nelayan tidak bisa melaut akibat cuaca ekstrem.

"Karena di sini tidak ada nelayan yang melaut, saya terpaksa mencari ikan ke wilayah Desa Tianyar, Kecamatan Kubu. Karena di sana anginnya tidak terlalu kencang jadi nelayan masih bisa melaut," kata Kasiah, Senin (9/1/2023).

Sementara itu, salah seorang nelayan asal Ujung Pesisi Karangasem Sahnudin mengatakansampai saat ini para nelayan masih belum berani untuk melaut karena angin masih kencang. "Kami masih nganggur, tidak berani melaut. Tadi ada dua orang yang pergi melaut tapi nggak dapat ikan," kata Sahnudin.




(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads