Air Danau Batur Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, yang sempat berubah warna menjadi kehijauan perlahan mulai normal. Kini warna air danau yang berada di sekitar Gunung Batur itu mulai terlihat kebiruan.
"Warna air danau tadi pagi sudah mulai tanda-tanda kenormalan. Minggu kemarin juga sudah mulai hilang warna kehijauannya. Aktivitas di danau juga sudah mulai normal," kata Ketua Asosiasi Pelaku Perikanan (APP) Kabupaten Bangli I Ketut Wania yang saat dihubungi berada di Denpasar, Senin (9/1/2023).
Menurut dia, perubahan warna air yang diduga akibat dampak zat belerang dasar danau itu tidak berdampak signifikan terhadap ekosistem di danau. Ia juga memastikan kepada para pembudidaya ikan di danau tidak ada ikan yang mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wania menceritakan, perubahan warna air Danau Batur menjadi kehijauan terlihat sejak Rabu (4/1/2023) lalu. Awalnya terlihat di beberapa area, kemudian perlahan makin meluas. Perubahan warna itu pun sampai terlihat di desa lain seperti Seked, Kedisan, Buahan, dan sekitarnya.
Fenomena perubahan warna air danau ini menurutnya memang biasa terjadi, terutama antara Juni hingga September. Namun, baru kali ini perubahan warna itu ini terjadi di luar siklus tersebut.
Wania menyebut kondisi cuaca ekstrem, yakni angin kencang disertai hujan pada Januari ini menyebabkan endapan dasar danau naik ke permukaan. Meski begitu, aktivitas 800 warga yang membudidayakan ikan keramba jaring apung (KJA) di Batur juga tidak terganggu.
"Tidak ada dampak yang urgent sampai ikan mati itu tidak ada. Aktivitas di danau sekarang kembali normal," pungkas Wania.
Sebelumnya, Pakar Geologi Pusat Pengembangan SDM Geologi, Mineral, dan Batubara Kementerian ESDM Suryo Hespiantoro sebelumnya mengatakan masih mendalami penyebab pasti perubahan warna air Danau Batur. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan perubahan warna danau di antaranya aspek meteorologi yakni pergantian cuaca.
Menurutnya, kasus serupa yang terjadi di beberapa danau lain di Indonesia juga dimungkinkan karena faktor zat-zat tumbuhan di dasar danau. Termasuk adanya kemungkinan pencemaran. Namun demikian, menurutnya kemungkinan tersebut tetap harus dibuktikan dengan serangkaian pengujian.
(iws/hsa)