Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengungkapkan, pembangunan Sirkuit All In One di Desa Pengambengan, terinspirasi dari Tari Kecak. Namun konsepnya lebih umum untuk seluruh kegiatan seni budaya tradisi di Jembrana.
"Memang awalnya kami terinspirasi dari Kecak Dance yang ada di Badung, sehingga memiliki gagasan untuk membuat tempat pertunjukan tradisi budaya Jembrana yang terpusat di Desa Pengambengan," ungkapnya, Selasa (3/1/2023).
Ia mengatakan, pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu yang setiap hari mendatangkan wisatawan sekitar 400 sampai 500 orang, menginspirasi Jembrana membuat tempat untuk pertunjukan atraksi seperti Makepung (balap kerbau), yang akan berdampak dari segi pendapatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga memiliki sunset yang tidak kalah indah di Jembrana, jadi itu jadi motivasi saya," ujar Bupati Tamba.
Mengenai melatih hewan atau kerbau untuk melakukan balapan di sirkuit tidaklah mudah, sehingga dijadikan atraksi budaya dan destinasi wisata baru. "Jika kita bisa melatih kerbau untuk menuruti perintah, berlomba di jalur yang ditentukan, itu barang mahal," katanya.
Tari Jegog juga akan dipentaskan dan dikolaborasikan dengan Makepung. "Bapak Sandiaga Uno juga sampai ketagihan menyaksikan pertunjukan Makepung di Sirkuit All In One," papar Bupati Tamba.
Ia menjelaskan, jika itu semua dijadikan kalender event di Jembrana, bisa jadi akan sangat menjanjikan, dan mendatangkan wisatawan ke Gumi Makepung. "Itu semua akan berdampak bagi masyarakat, khususnya Desa Pengambengan, termasuk warung-warung di sekitar," tegasnya.
Mengenai pertunjukan Makepung di Sirkuit All In One Desa Pengambengan memang berbeda dengan agenda rutin Sekaa Makepung di Jembrana. Pasalnya, Makepung di sirkuit itu tidak memakai alat pemukul berduri (bongkol) yang selama ini menjadi halangan untuk memperkenalkan ke masyarakat luas.
"Itu semua memang ada tujuannya, selain memacu agar lebih cepat berlari, bongkol itu supaya cepat sembuh, artinya lebam itu cepat kering akibat luka, jika pakai pecut sembuhnya lama," terangnya.
Bupati Tamba menegaskan, kegiatan Makepung di Sirkuit All In One hanya sebagai pertunjukan atraksi budaya yang mengarah ke wisata, sehingga wisatawan dapat menikmati tradisi asli Jembrana tanpa takut melihat darah. Meski begitu, agenda Makepung juga tetap dilaksanakan di sirkuit-sirkuit lain yang sudah ada di Jembrana.
"Kalau Tradisi Makepung di Jembrana itu tidak mungkin hilang, lantaran setiap minggu Sekaa Makepung rutin melaksanakan latihan di tiap sirkuit yang ada di Jembrana, serta event Makepung setiap tahunnya rutin dilaksanakan," jelas Bupati Tamba.
Selain atraksi Tradisi Makepung, serta kesenian Jegog, Kendang Mebarung, dan kesenian lainnya, Sirkuit All In One juga akan melaksanakan kegiatan keagamaan. "Jadi semua kegiatan bisa dilakukan di sirkuit ini, tidak terkecuali kegiatan otomotif," tandasnya.
(irb/hsa)