Manajemen Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot menerapkan sistem buka-tutup di tiga spot utama, termasuk karang tempat Pura Luhur Tanah Lot, yang selama ini menjadi spot utama foto-foto para wisatawan.
Sistem buka-tutup ini diberlakukan dengan pertimbangan faktor keselamatan menyusul kondisi cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir. Seperti pantauan detikBali pada Jumat (30/12/2022) sore, akses utama menuju Pura Luhur Tanah Lot ditutup dengan rantai disertai papan peringatan bahwa air laut sedang pasang.
"Kami sudah instruksikan lifeguard (penjaga pantai) dan sekuriti untuk mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Khusus kepada pengunjung yang hendak ke area sekitar Pura Luhur Tanah Lot," jelas Asisten Manajer DTW Tanah Lot, I Putu Toni Wirawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, ada 12 orang penjaga pantai yang sehari-hari bertugas mengawasi kawasan pesisir Tanah Lot. Selain itu, sebagian sekuriti maupun staf manajemen juga terkadang membantu mengawasi pengunjung yang datang.
"Mereka tersebar di beberapa area. Selain spot-spot di pinggir pantai, sebagian lagi ada yang bertugas di area parkir. Jadi kalau kondisi air lagi pasang, lifeguard sudah siap untuk melakukan penutupan dan pengunjung diimbau ambil foto dari atas," pungkasnya.
Hal senada disampaikan I Wayan Darmawan, salah seorang penjaga pantai yang bertugas di akses utama menuju batu karang tempat Pura Luhur Tanah Lot. "Kalau air laut pasang, kami tutup. Kalau surut, kami buka," jelasnya.
Menurutnya, ada tiga spot utama yang biasa dikunjungi wisatawan untuk mengabadikan momen liburan di Tanah Lot. Ketiga spot itu antara lain area Pura Luhur Tanah Lot, Enjung Galuh, dan Pura Batubolong.
"Pasang surut air laut ini tergantung posisi bulan juga. Kalau bulan purnama atau mati, biasanya air akan pasang di pagi hari. Setelah hari kelima mulai berbeda lagi. Untuk hari ini, air mulai pasang sekitar pukul 13.00 Wita. Sehingga kami melakukan penutupan," pungkasnya.
(irb/gsp)