Saling Silang Heboh Jetstar Ditolak Mendarat di Bali

Round Up

Saling Silang Heboh Jetstar Ditolak Mendarat di Bali

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 30 Des 2022 10:29 WIB
Sejumlah pesawat parkir di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali.
Foto: Sejumlah pesawat parkir di Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali. (Triwidiyanti/detikBali)
Badung -

Otoritas Bandara Ngurah Rai menolak pesawat Jetstar mendarat di Bali. Maskapai yang bermarkas di Australia itu terbang dari dari Melbourne. Pesawat akhirnya putar balik ke Melbourne, Australia.

Adanya penolakan itu disampaikan pihak Jetstar. Namun, kemudian dibantah Air Nav Bandara Ngurah Rai yang menyebut permintaan return to base alias putar balik dari Jetstar sendiri. Berikut sejumlah fakta terkait peristiwa tersebut.

Penumpang Sebut Mimpi Buruk

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir news.com, Kamis (29/12/2022), pesawat maskapai Jetstar yang semula dijadwalkan pada 18.15 waktu setempat, Selasa (27/12) itu, sempat mengalami delay selama lima jam. Pesawat itu akhirnya lepas landas dari bandara pada pukul 23.00 waktu setempat.

Saat mencapai sisi lain Australia di dekat Broome, pesawat pun kemudian putar balik dan kembali ke Melbourne.

ADVERTISEMENT

Salah satu penumpang menggambarkan peristiwa itu sebagai mimpi buruk liburan. Dia mengatakan bahwa pesawat hampir tiba di Denpasar ketika mereka diberitahu oleh pilot bahwa pesawat tidak memiliki izin untuk mendarat dan harus kembali ke Melbourne.

"Dia mengatakan bahwa mereka telah mengecek Darwin dan Perth tetapi kemudian memilih Melbourne karena (pesawat) kami memiliki cukup bahan bakar dan akan lebih baik untuk staf, dan karena itu penerbangan baru," kata frequent flyer yang tidak ingin disebutkan namanya.

Ketika pesawat mendarat kembali di Melbourne, sekitar delapan jam setelah keberangkatan, dia mengatakan penumpang diberitahu bahwa Boeing 787 Dreamliner tidak diizinkan untuk mendarat di Bandara Bali pada saat mereka mencoba mendarat sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

"Sebagian besar pengunjung liburan yang telah terganggu beberapa kali merasa kesal dan bingung bagaimana sebuah penerbangan yang telah mencapai 80 persen (perjalanan) dan ditolak mendarat. Banyak staf yang mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar hal ini terjadi," katanya.

Jetstar Sebut karena Ganti Pesawat

Jetstar kemudian memberikan penjelasan. Dia mengatakan telah terjadi miskomunikasi internal di mana perusahaan gagal mengajukan persetujuan yang diperlukan dari otoritas Indonesia untuk mendaratkan pesawat di Bali dan pilot diinformasikan saat di udara. Persetujuan itu harus dimintakan lantaran Jetstar mengganti pesawatnya dengan jenis yang lebih besar.

"Kami menukar layanan Melbourne ke Bali kemarin dengan pesawat Boeing 787 yang lebih besar untuk mengangkut lebih banyak pelanggan selama liburan," jelas juru bicara Jetstar pada hari Rabu (28/12).

Bantahan Air Nav di halaman berikutnya

"Sayangnya, karena miskomunikasi, pertukaran pesawat tidak disetujui oleh regulator lokal di Indonesia. Segera setelah kami mengetahuinya, penerbangan kembali ke Melbourne, dan kami telah memesan ulang penumpang untuk penerbangan hari ini. Kami tahu ini merupakan pengalaman yang sangat membuat frustrasi pelanggan dan dengan tulus meminta maaf atas apa yang terjadi," imbuhnya.

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa penumpang yang tidak puas menunggu penerbangan baru ke Bali pada hari Rabu telah diberikan kamar hotel, voucher makan dan akan diberikan voucher perjalanan $200. Jetstar juga berkomitmen untuk menanggung biaya tambahan transportasi bandara.

"Kami telah memulai peninjauan untuk memahami bagaimana miskomunikasi terjadi sehingga kami dapat mencegahnya terjadi lagi," kata juru bicara tersebut.

Air Nav Bantah Menolak

Manajer Perencanaan Evaluasi dan Operasi Air Nav Bandara Ngurah Rai, Partoyo menjelaskan bahwa tidak ada penolakan terhadap pesawat maskapai Australia Jetsar. Pesawat yang terbang dari Melbourne, Australia itu gagal mendarat di Bali memang permintaan maskapai untuk return to base (RTB) alias putar balik.

"Itu RTB dia return to base dari Melbourne ke Bali dari sisi kami, kalau return to base dia itu kembali ke negara karena alasan operasional itu yang kami terima dari pihak Jetstar jadi lebih ke maskapai," ujar Partoyo dihubungi Kamis (29/12/2022).

Terkait tudingan bahwa bandara Bali menolak kedatangan airline tersebut menurut Partoyo salah besar.

"Masalah penolakan Bali tidak pernah ada penolakan untuk penerbangan secara umum kita terima, secara slotnya terpenuhi tapi slot itu ada pembatasan. Kemarin itu slotnya ada kok cuma yaitu mereka RTB," bebernya.

"Apakah alasannya karena pergantian pesawat itu pihak air line yang lebih tahu," imbuhnya. Dia mengaku menerima informasi RTB dari pihak airline melalui by phone tidak lama setelah pesawat itu terbang.

Penjelasan Bandara Ngurah Rai di halaman berikutnya

Penjelasan Bandara Ngurah Rai

General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan buka suara terkait kabar pesawat Jetstar Airways JQ035 ditolak mendarat pada Selasa 27 Desember 2022. Handy menjelaskan Jetstar memutuskan putar balik atau RTB (return to base) ke Melbourne, Australia disebabkan adanya persyaratan yang belum dipenuhi oleh internal maskapai untuk dapat melanjutkan penerbangan ke Indonesia.

Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah memastikan layanan kepada seluruh penumpang Jetstar Airways diberikan dengan semestinya. "Koordinasi dengan manajemen Jetstar, solusinya adalah sebagian penumpang dialihkan ke penerbangan Virgin Australia dan Qantas di malam tersebut, sebagian ada yang bermalam di hotel dengan tanggungan Jetstar," kata Handy Heryudhitiawan dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).

Dijelaskannya, bahwa Jetstar Airways menerbangkan pesawat tersebut dari Melbourne sebagai extra flight JQ1035 pada 28 Desember 2022. Secara keseluruhan, maskapai Jetstar Airways menerbangkan 7 jadwal penerbangan ke Bali dari berbagai kota di Australia.

Yakni Sydney 7 kali/minggu, Melbourne 14 kali/minggu, Brisbane 7 kali/minggu, Perth 21 kali/minggu, Adelaide 7 kali/minggu, cairns 4 kali/minggu dan Darwin 7 kali/minggu.

"Kami berharap, ke depan untuk penerbangan yang dilaksanakan oleh para maskapai dapat dipastikan telah memenuhi syarat dan prosedur yang ada. Dan pastikan koordinasi dengan pengelola bandara bilamana terjadi irregularity," tambah Handy.

Halaman 2 dari 3
(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads