Saat tubuh kekurangan oksigen, seseorang bisa mengalami hipoksia atau hipoksemia. Kondisi ini tak boleh dianggap sepele, sebab bisa menyebabkan kematian.
Yuk kenali tipe, penyebab dan gejala hipoksia untuk menambah pengetahuanmu. Simak penjelasan berikut ini detikers!
Pengertian Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi di mana tingkat oksigen dalam jaringan tubuh rendah. Sementara, hipoksemia adalah kondisi saat tubuh tidak memiliki jumlah oksigen yang tepat di dalam darah. Namun, kata hipoksia terkadang digunakan untuk menggambarkan kedua kondisi tubuh tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip WebMd, kurangnya oksigen dalam tubuh adalah kondisi yang berbahaya. Alasannya, tanpa oksigen, otak, hati, dan organ tubuh lainnya bisa rusak dalam hitungan menit setelah gejala dimulai.
Menurut RSUD Soekano, kisaran normal saturasi oksigen arteri untuk orang dewasa adalah 95-100 persen. Pengukuran kurang dari 90 persen dianggap rendah dan membutuhkan oksigen eksternal. Sementara, orang yang memiliki saturasi oksigen kurang dari 80 persen membutuhkan bantuan ventilator.
Nah, saturasi oksigen yang rendah ini bisa menyebabkan hipoksemia, di mana tubuh tidak bisa mengirim oksigen ke semua sel, jaringan, dan berbagai organ dalam tubuh.
Pasien COVID-19 umumnya cenderung memiliki kadar oksigen yang rendah dan mengalami kondisi happy hypoxia, yaitu suatu kondisi dengan saturasi rendah namun tidak bergejala. Hal ini tentu bisa berakibat fatal bagi pengidapnya.
Tipe Hipoksia
Ada berbagai tipe dari hipoksia dengan gejala yang berbeda. Simak penjelasan berikut
- Hipoksia hipoksik : Mengutip Very Well Health, ini adalah kondisi dimana tubuh kekurangan oksigen di dalam darah yang mengalir ke berbagai jaringan.
- Hipoksia hipermik: Ketika darah tidak mampu membawa oksigen sebagaimana mestinya. Kondisi ini seringkali dikarenakan jumlah sel darah merah yang sehat tidak mencukupi. Dampaknya bisa menyebabkan pasokan oksigen yang lebih rendah.
- Hipoksia stagnan: Mengutip Siloam Hospital, ini adalah kondisi ketika aliran darah dalam tubuh berkurang, sehingga proses pengaliran oksigen tak berjalan maksimal
- Hipoksia histotoksik: Kondisi saat oksigen cukup untuk paru-paru, tetapi jaringan tubuh tidak bisa menggunakan sesuai dengan fungsinya
- Hipoksia sitopatik: Kondisi saat kebutuhan oksigen pada jaringan dan sel mengalami lonjakan cukup tinggi.
Penyebab Hipoksia
Penyebab hipoksia ditentukan berdasarkan tipenya. Mengutip Very Well Health, berikut penjelasannya:
1. Hipoksia Hipoksik
- Pernapasan dangkal atau pernapasan yang terlalu lambat.
- Edema paru, yaitu saat paru-paru terisi cairan.
- Ketidakcocokan ventilasi-perfusi.
- Asma, kondisi paru-paru tertentu yang membuat sulit bernafas.
2. Hipoksia Hipermik
- Semua jenis anemia.
- Pendarahan dalam jumlah besar (eksternal maupun internal).
- Keracunan karbon monoksida.
3. Hipoksia Stagnan
- Pembengkakan jaringan yang membatasi kemampuan oksigen dalam darah untuk mencapai berbagai jaringan dengan efektif.
- Gumpalan darah yang menghalangi jalannya aliran darah pembawa oksigen.
- Syok, kondisi di mana tubuh tiba-tiba mengalami penurunan aliran darah.
- Stroke, saat gumpalan darah menghalangi aliran darah dan oksigen ke otak.
4. Hipoksia Histotoksik
- Sianida.
- Jenis racun lainnya.
5. Hipoksia Sitopatik
- Sepsis, kondisi di mana infeksi berpindah ke aliran darah.
- Sindrom respon sistem inflamasi yang menggambarkan peradangan di seluruh tubuh.
Gejala Hipoksia
Gejala hipoksia bisa bervariasi. Namun secara umum, ada beberapa gejala ringan hingga berat yang dirasakan. Mengutip Medical News Today, berikut beberapa gejalanya:
1. Gejala Ringan
- Sesak nafas, terutama saat beraktivitas.
- Gelisah.
- Sakit kepala.
- Kebingungan.
- Kelelahan yang tidak bisa dijelaskan.
2. Gejala Berat
- Kulit kebiruan.
- Detak jantung yang cepat.
- Hilang kesadaran.
- Koma.
Saat sudah mengalami gejala berat, maka segeralah konsultasi ke dokter. Orang yang mengalami kesulitan bernapas yang parah, detak jantung yang sangat cepat, kulit yang berubah warna atau tingkat kesadaran yang berubah harus menerima perawatan darurat.
Cara Mengobati Hipoksia
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengobati hipoksia. Mengutip WebMd, berikut caranya:
- Segera mendapatkan perawatan di rumah sakit dan memeriksakan kadar oksigen.
- Satu hal yang paling penting adalah memasukkan lebih banyak oksigen ke dalam tubuh, bisa melalui selang hidung atau masker yang terhubung dengan alat penyuplai oksigen. Bagi banyak orang, cara ini cukup membuat kadar oksigen menjadi normal.
Cara Mencegah Hipoksia
Cara terbaik mencegah hipoksia adalah mengendalikan asma dan kondisi lainnya yang berisiko membuat kekurangan oksigen. Bagi pasien asma, treatment yang bisa dilakukan adalah:
- Meminum obat dan gunakan inhaler.
- Makan dengan baik dan tetap aktif.
- Ketahui pemicu asma dan temukan cara untuk menghindarinya.
- Konsultasi ke dokter untuk mengetahui apa yang harus dilakukan saat kesulitan bernapas.
Itulah penjelasan mengenai hipoksia mulai dari pengertian, gejala hingga cara mencegah dan mengobatinya. Semoga detikers sehat selalu ya!
(elk/fds)