- Apa Itu Dismenore?
- Jenis Dismenore 1. Dismenore Primer 2. Dismenore Sekunder
- Tanda dan Gejala Dismenore
- Cara Mengatasi Dismenore 1. Mengkonsumsi Obat 2. Menggunakan Heating Pad 3. Menjaga Pola Makan 4. Berolahraga Teratur 5. Terapi Relaksasi 6. Gunakan Kontrasepsi Hormonal 7. Konsultasi dengan Dokter 8. Istirahat
Detikers pernah mengalami kram saat menstruasi? Kondisi ini disebut juga dismenore, yakni nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah.
Banyak wanita mengalami kram menstruasi tepat sebelum dan selama periode menstruasi mereka.
Bagi sebagian wanita, dismenore sangat mengganggu sebab rasa sakitnya begitu hebat dan menghalangi aktivitas selama beberapa hari setiap bulannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat situasi khusus ini, beberapa negara bahkan memutuskan adanya cuti haid di masa kerja.
Indonesia telah menetapkan aturan Pasal 81 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, yang berbunyi aturan cuti haid bagi karyawan perempuan agar tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua saat haid.
Namun, sebetulnya dismenore tak selalu dialami oleh semua perempuan. Dismenore ringan umumnya cenderung berkurang seiring bertambahnya usia dan seringkali tak lagi dirasakan setelah melahirkan.
Agar lebih jelasnya, simak berikut penjelasan lengkap mengenai dismenore.
Apa Itu Dismenore?
Dismenore adalah rasa sakit yang terjadi selama masa menstruasi pada wanita. Sakit haid biasanya terjadi selama beberapa hari sebelum atau selama masa menstruasi.
Rasa sakitnya terletak pada perut bagian bawah hingga pinggul selama 12-72 jam. Nyeri ini mungkin disertai gejala lain seperti mual, muntah, kelelahan, dan diare.
Gejala-gejala ini biasanya terjadi karena kontraksi pembuluh darah di dinding rahim, yang merupakan bagian dari proses menstruasi.
Mayo Clinic menyebut bahwa selama periode menstruasi, rahim berkontraksi untuk membantu mengeluarkan lapisannya.
Zat mirip hormon (prostaglandin) yang terlibat dalam nyeri dan peradangan memicu kontraksi otot rahim. Tingkat prostaglandin yang lebih tinggi dikaitkan dengan kram menstruasi yang lebih parah.
Rahim, organ berotot tempat janin tumbuh, berkontraksi sepanjang siklus menstruasi. Selama menstruasi, rahim berkontraksi lebih kuat.
Jika rahim berkontraksi terlalu kuat, ia dapat menekan pembuluh darah di dekatnya kemudian memutus suplai oksigen ke jaringan otot.
Ini sebabnya rasa sakit akan semakin menjadi-jadi saat bagian otot karena kehilangan suplai oksigen untuk sementara waktu.
Dismenore dapat diobati dengan obat-obatan seperti ibuprofen atau acetaminophen. Bisa juga dengan mengubah gaya hidup seperti berolahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan sehat.
Jika gejala sakit haid terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Jenis Dismenore
Ada dua jenis sakit haid yang umum terjadi pada wanita, yakni dismenore primer dan dismenore sekunder.
1. Dismenore Primer
Dalam artikel Medical News Today yang telah diverifikasi oleh Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH, dokter spesialis kebidanan dan ginekologi, dismenore primer hanya terjadi akibat siklus menstruasi.
Dismenore primer adalah sebutan untuk kram menstruasi biasa yang datang berulang-ulang dan bukan karena penyakit lain.
Peneliti percaya bahwa prostaglandin adalah penyebab dismenore primer. Prostaglandin adalah zat mirip hormon yang mengendalikan peradangan.
Kontraksi rahim berlangsung paling kuat selama dua hari pertama haid. Namun sebelum menstruasi dimulai, kadar progesteron turun.
Hal ini menyebabkan peningkatan prostaglandin sebelum menstruasi dimulai. Jumlah prostaglandin yang dilepaskan tubuh berkorelasi dengan intensitas kontraksi dan tingkat keparahan nyeri haid.
Orang dengan dismenore primer juga sering mengalami periode rasa sakit yang lebih lama dan lebih berat. Faktor risiko tertentu bisa jadi penyebabnya, seperti:
- Merokok
- Kecemasan atau depresi
- Kelebihan berat badan
- Mencoba diet
- Menstruasi pada usia dini
- Belum pernah hamil
- Riwayat keluarga dengan rasa sakit haid
Kram menstruasi yang umum mungkin menjadi kurang menyakitkan seiring bertambahnya usia dan mungkin berhenti sama sekali jika Anda sudah memiliki bayi.
Dismenore primer timbul berulang secara teratur sejak pertama kali haid, dismenore sekunder jika terjadi setelah bertahun-tahun mengalami siklus haid.
2. Dismenore Sekunder
Sakit haid ini biasa terjadi setelah wanita sudah mengalami menstruasi selama beberapa tahun.
Sakit haid sekunder dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, seperti endometriosis, mioma uteri, atau adanya polip di dinding rahim.
Gejala sakit haid sekunder biasanya lebih parah daripada sakit haid primer, sakit perut terasa cukup parah, pendarahan yang berlebihan selama menstruasi, dan sakit saat berhubungan seksual.
Jika mengalami gejala sakit haid sekunder yang parah, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Nyeri akibat dismenore sekunder biasanya dimulai lebih awal dan berlangsung lebih lama dari kram menstruasi biasa.
Nyeri hebat pada dismenore sekunder tidak mengalami mual, muntah, kelelahan, atau diare.
Dismenore sekunder terjadi akibat adanya kondisi medis lain. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan dismenore sekunder antara lain:
- Endometriosis; kondisi yang menyebabkan jaringan rahim tumbuh di luar rahim.
- Pertumbuhan jaringan pada rahim; fibroid, kista, dan polip dapat menyebabkan nyeri yang meningkat selama menstruasi. Kadang nyeri perut juga bisa terjadi di luar menstruasi.
- Adenomyosis; lapisan rahim menembus dinding otot rahim, menyebabkan kram dan kembung sebelum menstruasi.
- Radang panggul; peradangan serius pada rahim dan organ panggul, seringkali akibat infeksi, seperti infeksi menular seksual.
- Struktur rahim; beberapa orang dilahirkan dengan perbedaan struktural di dalam rahim mereka yang dapat menyebabkan menstruasi lebih sakit.
- Efek samping penggunaan IUD; beberapa orang mengalami nyeri haid karena menggunakan alat kontrasepsi IUD.
Ada kemungkinan seseorang mengalami dismenore primer yang kemudian berkembang menjadi dismenore sekunder. Hal ini membuat nyeri yang ada semakin parah.
Tanda dan Gejala Dismenore
Terdapat beberapa tanda dan gejala dari dismenore, yakni:
- Nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah yang bisa sangat intens
- Nyeri yang dimulai 1-3 hari sebelum menstruasi, terasa memuncak 24 jam setelah menstruasi dan mereda dalam 2 hingga 3 hari
- Nyeri yang menjalar ke punggung bawah hingga paha
- Mual
- Sakit kepala
- Nafsu makan berubah, dapat terasa seperti tidak ingin makan sama sekali atau merasa ingin makan lebih banyak daripada biasanya
- Mood berubah seperti mudah tersinggung atau merasa sedih tanpa sebab yang jelas
- Merasa kelelahan
Segera konsultasi ke dokter jika:
- Kram yang nyeri dan hebat selama haid, mengganggu setiap bulan bahkan kadang dirasakan di luar siklus haid
- Gejala semakin memburuk, mengalami kram menstruasi yang parah setelah usia 25 tahun
- Kesehatan tubuh mulai menurun
- Haid terlampau banyak
Cara Mengatasi Dismenore
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sakit haid, antara lain:
1. Mengkonsumsi Obat
Seperti ibuprofen dan acetaminophen dapat membantu mengatasi sakit haid. Pastikan untuk membaca label obat dengan seksama dan ikuti petunjuk penggunaan yang tercantum.
2. Menggunakan Heating Pad
Gunakan heating pad atau menstrual pad yang bisa dibeli di apotek, bisa juga kompres dengan botol berisi air hangat atau bantal pemanas untuk mengurangi sakit perut bagian bawah yang disebabkan oleh sakit haid.
3. Menjaga Pola Makan
Menjaga pola makan yang sehat dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, vitamin, dan mineral dapat membantu mengurangi gejala sakit haid.
Untuk antisipasi, hindari makanan yang mengandung banyak garam, kafein, dan alkohol selama masa menstruasi.
4. Berolahraga Teratur
Berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi gejala sakit haid. Latihan yang baik untuk sakit haid adalah latihan yang mengurangi stres, seperti yoga atau latihan pernapasan.
Meredakan nyeri bisa juga dilakukan dengan tidur telentang, kemudian angkat kaki sejajar dan menempel pada tembok.
5. Terapi Relaksasi
Terapi relaksasi seperti meditasi atau terapi pernapasan dapat membantu mengurangi gejala sakit haid.
6. Gunakan Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal seperti pil KB atau implan hormonal dapat membantu mengurangi gejala sakit haid. Kontrasepsi ini dapat mengurangi produksi hormon prostaglandin yang terlibat dalam proses kontraksi pembuluh darah di dinding rahim saat menstruasi.
7. Konsultasi dengan Dokter
Jika gejala sakit haid terus berlanjut dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Dokter dapat memberikan resep obat-obatan yang lebih kuat atau menyarankan intervensi medis lainnya untuk mengatasi sakit haid yang parah.
8. Istirahat
Kunci terpenting saat nyeri haid datang ialah istirahat dan kurangi stres. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dapat meningkatkan kemungkinan atau tingkat keparahan nyeri haid.
Wanita yang mengalami nyeri haid sering kali mencoba mencari cara alami untuk mengatasi rasa nyeri tersebut.
Namun, cara tradisional masih memerlukan banyak penelitian jadi sebaiknya konsultasi pada dokter jika memang nyeri terasa sangat mengganggu.
Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai dismenore. Apakah kamu sering mengalaminya?
(aau/inf)