Gelombang pasang menerjang rumah-rumah warga di sepanjang 9,1 kilometer garis pantai di Kota Mataram, Sabtu (24/12/2022). Akibatnya, sebanyak 32 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi.
Kepala BPBD Kota Mataram Mahfuddin Noer merinci, 14 KK atau 50 jiwa yang terdampak gelombang pasang merupakan warga di Lingkungan Mapak Indah dan Lingkungan Pantai Gading, Kelurahan Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Sedangkan untuk di Kelurahan Bintaro, Ampenan Selatan, dan Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, belum dilakukan assessment.
"Dari laporan Lurah Bintaro ada 18 KK yang terdampak di Bintaro. Tapi yang jelas kita masih assessment total warga atau jiwa yang terdampak di sana," kata Mahfuddin, Minggu (25/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mahfuddin, semua warga yang terdampak gelombang pasang itu bakal diungsikan ke beberapa rumah warga dan kerabat terdekat. "Kita minta pindah sementara ke rumah tetangga dan kerabatnya," katanya.
Menurutnya, Pemkot Mataram saat ini masih fokus melakukan evakuasi warga yang terdampak gelombang pasang. Untuk mengantisipasi adanya gelombang pasang susulan mengingat cuaca ekstrem, nantinya juga akan dilakukan pemasangan batu bronjong di beberapa titik. "Ada di kawasan Pantai Gading Mapak Indah dan Bintaro," imbuhnya.
Terpisah, Lurah Bintaro Hafizudin menjelaskan warga yang terdampak gelombang pasang memang berkeinginan untuk pindah tempat tinggal dari tepi pantai. Hal itu akan dia koordinasikan dengan camat setempat.
"Karena memang kita sudah ada rusunawa. Namun itu sudah penuh," kata Hafiz.
Dia berharap Pemerintah Kota Mataram bisa memfasilitasi bantuan untuk warga terdampak gelombang pasang. Untuk sementara, beberapa warga terdampak di Kelurahan Bintaro bisa tinggal sementara di bangunan Hunian Sementara (Huntara) milik Pemkot Mataram yang dibangun pada 2018 lalu.
"Kita ada lokasi di Huntara yang bisa dipergunakan oleh warga kita yang terdampak gelombang pasang di Huntara. Silakan kalau mau tinggal di sana kita fasilitasi ya," pungkasnya.
(iws/hsa)