Buah Mundeh Bali: Sejarah dan Khasiatnya untuk Kesehatan

Buah Mundeh Bali: Sejarah dan Khasiatnya untuk Kesehatan

Elmy Tasya Khairally - detikBali
Senin, 19 Des 2022 12:36 WIB
Potret buah Mundeh.
Foto: Christian Pirkl/Wikimedia Commons
-

Luasnya wilayah Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keberagaman suku, bahasa, dan adat-istiadat, tetapi juga terhadap flora dan faunanya. Indonesia memiliki banyak buah eksotik yang asli dari Indonesia, tetapi tidak banyak diketahui orang.

Buah mundeh Bali menjadi salah satu buah eksotik asal Indonesia yang jarang diketahui masyarakat setempat. Meski jarang terlihat, buah satu ini memiliki khasiat tersendiri, lho! Penasaran apa saja khasiat dan bagaimana sejarahnya? Simak artikel berikut ini!

Mengenal Buah Mundeh Bali

Buah mundeh (Garcinia dulcis) adalah salah satu buah-buahan khas tropis yang tumbuh di Pulau Bali seperti dijelaskan dalam jurnal Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK) Bibit Buah-Buahan Langka Bali karya Purba, Suwardike, dan Jiwa. Sayangnya keberadaan buah mundeh Bali ini sudah jarang ditemukan di provinsinya seperti buah-buahan lokal lain, misal kecapi (Sandoricum koetjape Merr.), gatep (Inocarpus edulis Forst), badung (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz.), mangga amplemsari (Mangifera indica Linn. var. Legoong), rukem (Flacaurtia rukam Zoll & Mor), buni (Antidesma nunius), dan juwet (Eugenia cumini Merr.)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari jurnal berjudul Ekonomi Agraris Masa Bali Kuno karya Alit, buah mundeh Bali disebut juga sebagai men. Buah mundeh Bali menjadi tanaman yang sudah ada sejak masa silam. Buah mundeh Bali termasuk salah satu jenis tumbuhan yang menaungi pondok atau rumah yang disebut kebwan atau pondok. Keberadaan pohon ini kadang harus ditebang demi kelestarian lingkungan.

Keberadaan buah mundeh Bali ditemukan dalam prasasti Marakata, yang juga menyebutkan masyarakat Bali kuno hidup dari sektor agraris. Prasasti tersebut tidak hanya menjadi tempat keberadaan buah mundeh Bali, tetapi juga menjadi tempat yang menyebutkan beberapa istilah terkait proses menanam padi hingga panen serta budidaya tanaman lain.

ADVERTISEMENT

Asal-usul dan Sejarah Buah Mundeh

Buah mundeh Bali tumbuh liar pada dataran dengan ketinggian 200-700 meter dpl. Habitus pohonnya mencapai ketinggian sampai 20 meter dengan batang berkayu, daun tunggal, oval ujung, bunga tunggal tumbuh di ketiak daun, dan buah bulat berwarna kuning kecoklatan setelah tua. Buah mundeh Bali ini masih berkerabat dengan manggis dan asam kandis.

Dalam sejarahnya, buah mundeh tentu tidak asing dengan kehidupan masyarakat Bali. Seperti disebutkan dalam buku Ensiklopedi Upakara karya Jati dan Sutriyanti, buah mundeh adalah bagian dari kelengkapan Bagia Pula Kerti dan Tetukon.

Mengutip situs Desa Kutuh Kabupaten Badung, Bagia berarti bahagia, Pula berarti menanam, dan Kerti berarti perbuatan. Bila artinya digabungkan, Bagia Pula Kerti berarti kebahagiaan karena menanam sesuatu yang baik atau suci. Bagia pula kerti ini dapat diartikan juga sebagai bukti telah melakukan upacara yadnya yang utama. Sementara itu, Tetukon berarti upacara kematian yang ditaruh dekat kaki mayat (kamussbahasaprovinsibali.id).

Meski dikenal sebagai buah yang ada di Provinsi Bali, mundeh juga dapat tumbuh di Jawa dan Kalimantan pada ketinggian mencapai 500 mdpl. Selain itu, mereka juga tersebar di Thailand dan Filipina. Sejumlah sebutan yang dimilikinya di Jawa ada Rata, Baros, atau Klendeng. Kemudian, di Tatar Sunda, buah mundeh Bali bisa juga disebut Jawura atau Golodogpanto. Sementara itu, orang Minahasa menyebutnya Mamundung (ponggok.desa.id).

Penyebab Buah Mundeh menjadi Langka

Pada dasarnya, buah mundeh Bali termasuk buah asli Indonesia. Namun, buah ini cenderung dikategorikan sebagai buah-buahan minor, yaitu buah-buahan yang dianggap kurang penting. Buah mundeh Bali dianggap sebagai pohon yang tidak memiliki nilai ekonomi sehingga masyarakat jarang menanamnya, baik di Indonesia maupun di negara lain. Alhasil, pohon ini lama-kelamaan menjadi jenis pohon yang langka, terlepas dari berbagai manfaat yang bisa diberikannya (tgc.lk.ipb.ac.id).

Selain itu menurut Zul Masri, salah satu penjual buah mundeh Bali yang ada di Klaten, buah mundeh Bali menjadi langka juga karena adanya mitos yang telah berkembang sejak zaman dahulu di kalangan orang Jawa. Menurut mitos yang beredar, memakan buah mundeh Bali akan berimbas pada gigi yang menjadi kuning sehingga pohon ini kemudian ditebang.

Manfaat Buah Mundeh

Ada sejumlah manfaat yang bisa diberikan dari buah mundeh Bali, yaitu:

  • Campuran jamu
  • Pewarna hijau alami
  • Dijadikan selai
  • Obat bengkak pada kelenjar jika dilumatkan dengan cuka dan garam
  • Membantu meringankan gondok dan sariawan
  • Obat pencahar
  • Antimalaria
  • Meringankan gangguan empedu
  • Obat penurun demam dan sakit kuning.

Rasa Buah Mundeh

Daging buah mundeh Bali memiliki rasa manis asam dengan tekstur lembut bagai buah mangga. Di dalamnya terdapat satu sampai lima biji yang berbentuk lonjong.

Mengutip Yugaswara dan Napitupulu dalam buku Pesona Buah Eksotik di PT Badak NGL, buah mundeh Bali memiliki warna hijau muda saat mentah. Namun, warnanya berubah menjadi kuning cerah yang mengkilap ketika sudah masak atau matang. Teksturnya cenderung padat, tapi berair (badaklng.com).

Mengutip situs Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daera Istimewa Yogyakarta, buah mundeh Bali dapat dikonsumsi secara langsung dengan segar atau diolah menjadi selai. Pohon buah mundeh Bali baru akan berbunga pada bulan April - September dan bisa dipetik pada bulan Juli - November.

Umumnya, pohon buah mundeh Bali akan hijau abadi. Getahnya berwarna putih dan bunganya tersusun dalam untaian berwarna putih atau kekuningan. Kayunya yang keras bersifat komersial dan pohonnya rindang sehingga cocok dijadikan tempat peneduh atau pohon tepi jalan.

Itulah sejarah dan khasiat buah mundeh Bali untuk kesehatan tubuh. Semoga artikel ini membuat detikers tertarik dengan buah mundeh Bali dan mulai melestarikannya, ya!




(elk/fds)

Hide Ads