Konstipasi Adalah: Gejala, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Konstipasi Adalah: Gejala, Cara Mengobati, dan Pencegahannya

Agnes Z. Yonatan - detikBali
Rabu, 14 Des 2022 17:16 WIB
Ilustrasi Sembelit
Ilustrasi Konstipasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Pornpak Khunatorn
-

Salah satu gangguan pencernaan yang paling umum terjadi adalah konstipasi. Konstipasi adalah pengerasan pada feses (kotoran) sehingga sulit untuk dikeluarkan. Hal ini bisa mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa pada penderitanya.

Konstipasi mungkin sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tingkat kegawatannya sering kali diabaikan. Meski begitu, tahukah kamu bahwa konstipasi yang parah bisa berujung pada kanker usus?

Untuk kamu yang ingin tahu lebih lanjut, berikut beberapa hal seputar konstipasi, mulai dari gejala, cara mengobati, hingga pencegahannya yang perlu kamu simak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Konstipasi?

Dilansir dari situs resmi KBBI, konstipasi adalah sembelit. Masih menurut KBBI, sembelit adalah keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar karena terdapat kotoran keras dalam usus.

Dilansir dari situs RS Pondok Indah, apabila frekuensi BAB kurang dari 3 kali per minggu atau kamu merasa sulit untuk BAB, mungkin kamu sedang mengalami konstipasi. Umumnya, seseorang bisa BAB setiap hari, bahkan beberapa kali sehari.

ADVERTISEMENT

Konstipasi bisa terjadi akibat penyakit lain. Secara umum, terdapat 2 jenis konstipasi, yakni sebagai berikut.

  1. Konstipasi akut; terjadi ketika gejala telah dirasakan kurang dari 3 bulan.
  2. Konstipasi kronik; terjadi ketika gejala dirasakan lebih dari 3 bulan.

Konstipasi biasanya disebut sebagai IBS (Irritable Bowel Syndrome). Meski begitu, IBS dan konstipasi nyatanya penyakit yang jauh berbeda. Salah satu gejala IBS adalah konstipasi, tetapi kedua penyakit tersebut tetap berbeda.

Penyebab Terjadinya Konstipasi

Konstipasi dapat terjadi karena beberapa faktor, umumnya adalah gangguan pada saluran pencernaan. Untuk lebih jelasnya, beberapa penyebab terjadinya konstipasi adalah sebagai berikut.

  • Adanya sumbatan pada saluran pencernaan, seperti tumor, luka di area anus, dan penyempitan usus
  • Adanya gangguan metabolik, biasanya pada pasien diabetes melitus
  • Adanya gangguan ginjal
  • Adanya gangguan elektrolit
  • Adanya gangguan hormon tiroid
  • Adanya gangguan saraf, seperti cedera saraf tulang belakang, Parkinson, dan lain-lain
  • Mengonsumsi obat-obatan yang mengganggu saluran pencernaan seperti vitamin dengan zat besi, opioid, antasida, anti kejang, anti depresi, obat pereda nyeri, dan lain-lain
  • Kurangnya konsumsi sayur dan buah-buahan
  • Kurang minum (dehidrasi)
  • Kurang olahraga atau aktivitas fisik
  • Adanya gangguan mental
  • Mengidap penyakit kanker usus besar
  • Menderita penyakit stroke
  • Mengidap hyperparathyroidism dan hypothyroidism

Selain itu, konstipasi umumnya menyerang ibu hamil. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti:

  • kurang aktivitas fisik,
  • perubahan hormon,
  • konsumsi obat penambah zat besi, serta
  • kurang asupan cairan dan serat.

Gejala Konstipasi

Konstipasi biasanya ditandai dengan sulit untuk BAB. Secara umum, gejala konstipasi adalah sebagai berikut.

  • Frekuensi BAB berkurang, biasanya jadi kurang dari 3 kali seminggu
  • BAB jadi lebih sulit
  • Ada perasaan tidak puas ketika BAB
  • Perut terasa kembung, padat, keras, atau penuh
  • Feses keras sehingga harus menggunakan obat khusus supaya feses menjadi lunak
  • BAB berdarah
  • Terasa mulas dan nyeri pada perut

Cara Mengobati Konstipasi

Konstipasi ini bisa diobati tanpa perlu pergi ke dokter. Menurut situs Siloam Hospitals, beberapa cara mencegah terjadinya konstipasi adalah sebagai berikut.

1. Atur Pola Hidup Sehat

Cara paling mudah dan utama untuk mengatasi konstipasi adalah dengan mengatur pola hidup sehat. Beberapa tips untuk mengatur pola hidup sehat adalah:

  • Konsumsi makanan penuh serat, seperti buah dan sayur mayur
  • Konsumsi pula suplemen serat
  • Rajin minum air putih
  • Rajin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik
  • Jangan mudah stres

2. Konsumsi Obat Konstipasi

Kini sudah banyak obat konstipasi tersedia luas di pasaran. Kamu bisa langsung lebih di apotek terdekat tanpa perlu menyertakan resep dokter. Berikut beberapa obat sembelit yang bisa kamu gunakan.

  • Laktasif atau pencahar stimulan, seperti Bisacodyl, Sodium Pikosulfat, dan lain-lain
  • Suplemen serat, seperti Metamucil dan Fibercon
  • Pelumas (lubrikan)
  • Obat pelunak kotoran
  • Pencahar osmotik yang mengandung magnesium sitrat atau laktulosa

3. Terapi

Beberapa terapi, seperti pijat dan akupunktur, dapat membantu mengobati konstipasi. Meski begitu, kamu harus tetap berhati-hati ketika memutuskan untuk melakukannya.

Bila sudah melakukan cara-cara di atas tetapi apabila konstipasi ini sudah cukup parah dan tak kunjung membaik, kamu tentu harus berobat ke dokter.

Konstipasi parah ditandai dengan gejalanya yang tidak berhenti selama kurang lebih 3 bulan.

Cara Mencegah Terjadinya Konstipasi

Seperti kata pepatah, mencegah tentu lebih baik dibanding mengobati. Ada baiknya kita semua berupaya mencegah agar tidak sampai mengalami konstipasi.

Salah satu penyebab utama konstipasi adalah asupan makanan yang kurang baik. Untuk mencegah konstipasi, ada baiknya kamu mengurangi konsumsi makanan di bawah ini.

  • Daging merah
  • Minuman beralkohol
  • Minuman berkafein
  • Buah pisang, terutama yang belum matang

Perbanyaklah minum air putih, terutama air hangat. Air hangat dapat membantu memperbaiki pergerakan usus, memperbaiki peristaltik, serta mengurangi spasme otot saluran cerna.

Itulah beberapa hal seputar konstipasi, mulai dari gejala, cara mengobati, hingga tips pencegahannya yang perlu kamu ketahui. Tetap jaga kesehatan dengan rajin berolahraga dan mengatur pola makanmu.

Apabila kamu merasa konstipasi ini tidak kunjung berhenti, jangan ragu untuk mengunjungi dokter. Jangan lakukan self-diagnosis karena malah akan membahayakan dirimu sendiri.




(khq/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads