Membranophone pertama kali dibuat pada tahun 1927 dan masuk dalam kategori alat musik yang menghasilkan suara dengan membran bergetar. Membranophone memiliki berbagai bentuk seperti silinder dan bejana.
Alat musik dengan membran terus berkembang selama berabad-abad dan lintas negara. Pengetahuan tentang membranophone tidak hanya memperkaya minat dan keterampilan pribadi seseorang dalam musik, tetapi juga mendorong pertukaran budaya melalui bunyi dan sajak, menghubungkan dunia tanpa kata-kata.
Simak berikut penjelasan mengenai membranophone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Membranophone
Dijelaskan oleh Stepanus Kari Hartaya dalam buku Organologi Alat Musik Diatonis, bahwa membranophones adalah kelompok instrumen musik yang suaranya dihasilkan dari getaran membran yang ditegangkan. Membranophone adalah alat musik yang menghasilkan suara dengan memukul selaput atau kulit.
Kelompok instrumen ini sebenarnya sudah ada sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu di Mesopotamia dan Mesir. Gendang atau drum merupakan alat musik membranophone. Kini kedudukannya memiliki peran penting dalam musik populer. Sejak kurang lebih tahun 1700, drum mulai masuk ke dalam kelompok musik orkestra.
Bentuk gendang kuno pertama kali ditemukan pada lukisan pahat Candi Borobudur, Candi Siwa (kompleks Prambanan), dan di Candi Panataran. Contohnya bedug, gedombak, kompang, maruas, dll.
Sejarah Membranophone
Laman Europeana menjelaskan bahwa penggambaran musisi memainkan membranofon caranya dengan memukulnya menggunakan tongkat atau telapak tangan.
Dalam salinan Hunting of Oppien abad ke-16 oleh Bartolomeo Zanetti, terdapat sebuah miniatur yang menyajikan detail tentang sosok musisi yang digambarkan memainkan gendang membran dua sisi. Musisi pertama di tengah sedang memainkan alat musik dengan bantuan tongkat dan yang lainnya, di sebelah kanannya, digambarkan sedang memukul dengan tangannya.
Naker (atau drum ketel) adalah membranofon setengah bola yang terbuat dari tanah liat atau kayu yang dipanggang. Selaput dikencangkan di sekitar tepi, kemudian ditarik ke belakang mangkuk. Lagu biasanya dimainkan berpasangan, dengan pemusik memegang dua tongkat untuk menghasilkan suara.
Sementara dijelaskan bahwa rebana adalah instrumen berbingkai lingkaran yang memiliki selaput untuk dikencangkan di salah satu sisi bingkai. Digambarkan rebana dipegang dengan satu tangan dan dimainkan dengan memukul dengan tangan lainnya.
Contoh Alat Musik Membranophone
1. Bedug
![]() |
Bedug merupakan sebuah gendang yang biasanya digunakan sebagai tanda masuk waktu sholat. Terbuat bingkai kayu nangka yang ditepuk dan beberapa juga ada yang terbuat dari kulit sapi.
Laman resmi Portal Informasi Indonesia menjelaskan tradisi bermula sejak Sunan Gunung Jati menggunakan media bedug untuk menginformasikan kepada khalayak karena belum ada alat pengeras suara seperti sekarang ini. Memukul bedug tidak asal mengeluarkan suara, tempo pukulan harus dari lambat ke cepat, lebih cepat, dan lebih cepat lagi.
Tradisi drugdag tidak hanya dilakukan pada saat menyambut bulan suci Ramadhan hingga mengakhiri bulan Sya'ban, tetapi juga dibunyikan setiap malam pada saat sahur, yaitu ketika masyarakat akan melaksanakan sahur untuk menjalankan ibadah puasa. Seperti yang dilakukan di lingkungan keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat melalui tradisi uniknya yaitu drugdag.
Drugdag merupakan peninggalan Wali Songo. Di Keraton, tradisi drugdag dilakukan dengan memukul bedug di dalam Masjid Keraton Kasepuhan sehabis Sholat Ashar atau pada sore hari menjelang malam. Sebagai tanda bahwa esok hari untuk umat muslim melakukan Shaum.
2. Gedombak
![]() |
Gedombak merupakan jenis alat musik dalam keluarga gendang, yang mempunyai bingkai kayu. Gedombak biasanya dimainkan sembari para pemain duduk dan meletakkan gedombak di bawah ketiak sambil ditabuh dengan tangan.
Gedombak merupakan gendang dari Riau. Cara memainkannya yaitu dengan dipukul. Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang serta rotan. Gedombak biasanya mengiringi teater mak yong yang populer di daerah Riau.
3. Kompang
![]() |
Kompak merupakan alat musik tradisional yang paling popular bagi masyarakat Melayu. Kulit kompang biasanya dibuat dari kulit kambing. Alat musik ini berasal dari Arab dan dipercayai masuk ke Tanah Melayu saat Kesultanan Melaka oleh pedagang India Muslim, atau melalui Jawa pada abad ke-13 oleh pedagang Arab.
Kompang dikenal sebagai alat musik tradisional dari Provinsi Lampung yang dibuat dari kayu dan kulit kambing. Alat musik Kompang tersebar bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Kompak digunakan dengan cara dipukul dan biasanya diiringi dengan lagu atau syair bernuansa islami.
Dalam perkembangannya, Kompang biasanya dimainkan pada beberapa acara seperti upacara adat, acara pernikahan, dan penyambutan pejabat yang sedang berkunjung.
4. Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu, dengan salah satu sisi untuk ditepuk yang berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama timur. Contohnya, gambus, kasidah, dan hadroh.
5. Drum
Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan dan dipukul dengan tangan atau sebuah batang. Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain, misalnya plastik.
6. Tambo
Tambo adalah alat musik tradisional Aceh.Tambo terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit. Bentuknya sejenis tambur dan dimainkan dengan cara dipukul.
Di zaman dulu, tambo berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menandakan waktu sholat atau sembahyang dan untuk mengumpulkan warga guna membicarakan masalah-masalah kampung. Saat ini, tambo sudah jarang digunakan karena adanya teknologi modern berupa mikrofon dan toa.
7. Tifa
![]() |
Tifa adalah sejenis alat musik tradisional yang sangat terkenal di daerah Indonesia bagian timur, khususnya Papua. Biasanya tifa digunakan sebagai pelengkap tarian selamat datang di Papua. Selain itu, tifa juga digunakan sebagai pengiring upacara tradisional khas Papua.
Alat musik Tifa bisa ditemukan di daerah Papua dan di Tanah Maluku. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu Lenggua yang dikosongkan isinya. Namun, bentuk antara Tifa dari Papua dan Maluku berbeda. Alat musik Tifa Papua terdapat pegangan di sisinya, sementara Tifa Maluku hanya berbentuk tabung biasa tanpa pegangan.
Terdapat tiga jenis alat musik ini, yakni Tifa Jekir, Tifa Potong, Tifa Dasar, dan Tifa Bas. Semua jenis tersebut ditentukan berdasarkan asal daerah dan ciri khas masing-masing.
Nah detikers, itulah penjelasan mengenai membranophone. Apakah kamu bisa memainkan salah satu alat musik membranophone?
(aau/fds)