Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih presisi dibandingkan mistar biasa. Untuk itu, banyak penghitungan teknik yang memanfaatkan alat jangka sorong. Dalam pelajaran Fisika di sekolah pun ada bab yang mengajarkan tentang pengukuran jangka sorong.
Bagaimana cara menggunakan dan membaca jangka sorong? Simak penjelasan di bawah ini berikut dengan contoh soalnya.
Pengertian Jangka Sorong
Dilansir dari laman staffnew.uny.ac.id, jangka sorong dikenal dengan beberapa nama, seperti jangka geser, mistar sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier caliper. Alat ukur ini mirip dengan mistar ukur tetapi memiliki ketelitian yang lebih presisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jangka sorong memiliki beberapa fungsi, antara lain mengukur panjang atau diameter luar suatu benda, mengukur diameter dalam suatu benda dan mengukur kedalaman suatu benda.
Jangka sorong juga memiliki satuan ukur inci dan sentimeter (cm) seperti mistar pada umumnya. Namun cara menggunakan jangka sorong lebih rumit, tetapi menghasilkan pengukuran yang lebih presisi.
Bagian-Bagian Jangka Sorong
![]() |
Sebelum mengetahui cara menggunakan jangka sorong, kita terlebih dahulu mengenal bagian-bagian jangka sorong. Berikut bagian jangka sorong seperti dilansir dari buku Teknik Pemesinan Frais SMK/MAK Kelas XII (2021) karangan A Gunanto dan Joko Pramono.
1. Batang/Rangka
Batang adalah bagian keseluruhan rangka pada jangka sorong.
2. Rahang Tetap
Rahang tetap adalah bagian rahang yang tidak dapat digeser. Letaknya berada paling ujung dan dekat dengan angka 0.
3. Rahang Gerak
Rahang gerak bisa digeser-geser menyesuaikan benda yang diukur.
4. Tangkai Ukur Bawah
Tangkai ukur pada bagian ujung kanan digunakan untuk mengukur kedalaman, namun cara menggunakannya dengan berdiri.
5. Skala Tetap
Skala tetap yaitu deretan angka dalam cm dan inci yang tertulis pada rangka dan tidak dapat digeser.
6. Skala Nonius
Skala nonius ini adalah deretan angka yang dapat bergeser sesuai benda yang diukur. Skala inilah yang membuat jangka sorong lebih presisi perhitungannya.
7. Penggerak Halus
Bagian yang berada di ujung skala nonius yang berfungsi untuk menggeser rahang gerak.
8. Baut Pengencang
Baut pengencang digunakan agar rahang gerak tidak bergeser-geser meskipun benda yang diukur sudah dilepas dari jangka sorong.
Cara Menggunakan dan Membaca Jangka Sorong
Berikut ini cara menggunakan dan cara membaca jangka sorong dilansir dari tulisan Zecky Vikri di academia.edu.
- Sebagai langkah persiapan, kendurkan baut pengencang. Pastikan rahang geser bekerja dengan baik dengan cara menggesernya.
- Pastikan ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak, jangka sorong harus dikalibrasi.
- Bersihkan permukaan benda yang akan diukur dan bagian permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel. Adanya benda yang menempel bisa mengurangi akurasi pengukuran.
Selanjutnya, bagaimana cara menggunakan jangka sorong?
1. Cara menggunakan jangka sorong untuk untuk mengukur lebar atau panjang atau diameter luar ialah dengan menjepitkan benda yang akan diukur di antara rahang tetap dan rahang geser yang berukuran besar.
Pastikan benda yang diukur tidak miring. Setelah terjepit erat, kencangkan baut dan lepaskan benda yang diukur.
2. Cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam sebuah benda yaitu dengan memasukkan rahang tetap dan rahang geser yang berukuran kecil ke dalam lubang benda.
Pastikan benda tersebut tegak lurus dengan jangka sorong. Kencangkan baut dan lepas benda yang diukur.
3. Cara mengukur kedalaman suatu benda yaitu dengan menggunakan tangkai ukur bawah. Posisikan jangka sorong dengan bentuk berdiri. Turunkan tangkai ukur sampai mentok ke dasar lubang. Kencangkan dan ukur.
Setelah mengetahui cara menggunakan jangka sorong, kini detikers harus mengetahui cara membaca angka pengukuran pada jangka sorong.
a. Lihat skala utama yang akan menunjukkan berapa cm dan mm. Jika angka nol pada skala nonius jatuh di antara garis di skala utama, maka ambilah angka yang rendah. Misal ketika jatuh pada angka 2,3 dan 2,4 cm, maka ambil yang 2,3 cm atau 23 mm.
b. Lihat skala nonius. Carilah garis yang berimpitan antara skala nonius dan skala utama. Pada skala nonius terdapat angka 1 sampai 10 yang menunjukkan 0,01 cm, 0,02 cm, hingga 0,1 cm.
c. Jumlahkan keduanya. Misalkan skala nonius jatuh pada angka 5 plus 1 strip, maka ditulis 0,52 mm. Ditambahkan dengan skala utama maka menghasilkan angka 23,52 mm.
Contoh Soal Jangka Sorong dan Pembahasannya
Contoh 1
Berikut soal penghitungan jangka sorong dilansir dari repositori.kemdikbud.go.id
![]() |
Angka nol pada skala nonius berada di antara 4,1 cm dan 4,2 cm. Maka kita tulis 4,1 cm. Kemudian garis skala nonius yang berimpitan dengan garis skala utama kebetulan tepat berada di angka 5 yang berarti 0,05 cm. Jika dijumlahkan maka 4,1 cm + 0,05 cm = 4,15 cm.
Contoh 2
Berikut contoh yang dilansir dari artikel Ratri Widya di academia.edu.
![]() |
Angka nol pada skala nonius berada di antara 1,9 cm dan 2 cm. Maka kita hitung 1,9 cm. Kemudian garis pada skala nonius yang berimpitan dengan skala utama berada di angka 8, berarti 0,08 cm. 1,9 cm + 0,08 cm = 1,98 cm.
Demikian tadi penjelasan lengkap mengenai pengertian jangka sorong, bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara menggunakan dan membacanya. Semoga bermanfaat.
(bai/row)