Realisme Adalah: Pengertian, Sejarah dan Cirinya

Realisme Adalah: Pengertian, Sejarah dan Cirinya

Bayu Ardi Isnanto - detikBali
Rabu, 30 Nov 2022 11:45 WIB
Lukisan realisme
Lukisan berjudul Ibu Dan Anak karya Basoeki Abdullah yang bergenre realisme. Foto: kemdikbud.go.id
-

Seni lukis merupakan salah satu seni tertua di dunia karena sudah ada sejak zaman prasejarah. Sebelum mengenal tulisan, orang dahulu menggunakan gambar untuk berkomunikasi. Gambar ini pun terus berkembang dan menjadi sebuah seni lukis.

Seni lukis kemudian berkembang dan memiliki berbagai jenis aliran, mulai dari naturalisme, realisme, surealisme, hingga kubisme. Di sini secara khusus akan kita bahas mengenai aliran realisme.

Apa itu realisme? Yuk simak apa pengertian realisme, sejarahnya, ciri-cirinya, hingga contoh dari realisme.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Realisme Adalah

Dilansir dari penelitian di digilib.unimed.ac.id, realisme adalah aliran seni rupa yang menceritakan kehidupan sehari-hari di dunia nyata tanpa dibuat-buat. Tema-tema lukisan realisme biasanya menggambarkan cerita kehidupan pada zamannya masing-masing.

Realisme berusaha mengungkap realitas kehidupan serealistis mungkin, yaitu bagaimana rupa alam beserta isinya yang bisa dilihat dengan mata ke dalam suatu lukisan. Pelukis realisme selalu berusaha menunjukkan kehidupan sehari-hari dari karakter, bagaimana suasananya, dilema, dan objek.

Realisme banyak mengabaikan subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas dan menghindari bentuk-bentuk klasik lainnya yang lebih populer saat itu. Pelukis realisme akan selalu mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.

Sejarah Teori Realisme

Dilansir dari artincontext.org, realisme muncul pada abad 19, tepatnya pada tahun 1850, setelah terjadinya revolusi di Prancis tahun 1948. Gaya baru ini muncul menggantikan karya seni yang populer sebelumnya, yaitu aliran romantisme.

Aliran romantisme identik dengan sesuatu yang megah. Contoh dari romantisme seperti pemandangan alam yang menakjubkan, tokoh eksotis, mitologis memunculkan nilai dramatis dan emosi tinggi.

Seniman realis menolak gaya romantisme dan memilih kehidupan nyata menjadi objek pada lukisan mereka. Masa itu, kehidupan sosial, ekonomi, politik hingga budaya diatur. Hal ini kerap memunculkan kehidupan yang tidak menyenangkan. Para seniman realis pun menggambarkan kehidupan itu apa adanya.

Seni realisme semakin populer dan masyarakat meninggalkan seni tradisional yang bersifat idealis. Mereka menggesernya dengan sesuatu yang lebih nyata dan benar-benar terjadi dalam kehidupan dunia.

Para realis banyak menggambar kehidupan kaum pekerja atau kaum miskin. Hal ini juga digunakan sebagai kritikan kepada kaum borjuis.

Gaya ini pun semakin berkembang ke bidang seni yang lain, seperti patung, sastra, hingga teater atau opera. Kesenian itu juga menggunakan tema-tema yang realistis atau yang benar-benar terjadi secara nyata.

Ciri Realisme

Aliran realisme ini dapat dikenali berdasarkan gambaran yang dilukiskan. Dalam penelitian di digilib.unimed.ac.id dan tulisan berjudul Aliran Seni Lukis Realisme yang diunggah Saren Grup di Scribd, berikut sejumlah ciri-cirinya.

  1. Objek sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
  2. Menampilkan sesuatu yang tampak ke dalam lukisan dengan gambar senyata mungkin.
  3. Lukisan yang ditampilkan sederhana.
  4. Objek-objek yang di tampilkan pada gambar lukis menyatu satu sama lain.
  5. Tidak ada penambahan unsur untuk membuat berlebihan.

Contoh Realisme

1. Ibu dan Anak - Basoeki Abdullah

Lukisan realismeFoto: kemdikbud.go.id

Pada jurnal penelitian Universitas Pendidikan Ganesha berjudul Emosi Estetis Pada Lukisan "Ibu Dan Anak" Karya Basoeki Abdullah, dijelaskan bahwa lukisan berjudul Ibu dan Anak itu dibuat pada tahun 1992 menggunakan usapan cat di atas kanvas berukuran 100 x 75 cm.

Lukisan ini menampilkan sosok ibu yang digambarkan sebagai perempuan dan seorang anak laki-laki yang digendong menggunakan kain. Wajah ibu terlihat seperti wanita desa khas Indonesia yang berkulit sawo matang, menggunakan pakaian tua khas daerah dengan penutup di kepalanya. Latar belakangnya berupa tekstur semu warna merah gelap yang memberikan emosi pada lukisan.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa gambar tersebut mengungkapkan cinta kasih ibu kepada anaknya. Ibu digambarkan sebagai sosok yang melindungi, memberi kebahagian, rela berkorban.

2. The Chess Player - Honore Daumier

Lukisan realismeFoto: Musée des Beaux-Arts de la ville de Paris-Wikimedia Commons.

Contoh kedua adalah karya berjudul The Chess Player karya Honore Daumier. Karya ini menggambarkan dua orang sedang bermain catur di sebuah ruangan. Keduanya tampak serius mencari strategi untuk mengalahkan lawan.

Satu orang terlihat menempelkan pipinya ke tangan yang mengepal dengan siku yang menumpu di meja. Sedangkan pria satunya menunjukkan tangan memegang meja seakan berpikir akan menggerakkan buah catur.

3. Pertemuan Giuseppe Garibaldi dan Victor Emmanuel II

Lukisan realismeFoto: Sala del Risorgimento, Palazzo Pubblico, Siena-wikimedia commons.

Lukisan ini merupakan karya Pietro Aldi. Lukisan tersebut menggambarkan pertemuan Giuseppe Garibaldi dan Victor Emmanuel II di jembatan Teano pada 26 Oktober 1860. Pertemuan ini merupakan hari bersejarah yang melambangkan bersatunya Kerajaan Italia.

Sebetulnya ada berbagai lukisan yang menggambarkan peristiwa ini. Bagaimana pun, lukisan tersebut termasuk dalam kategori realisme karena peristiwa itu benar-benar terjadi.

4. Mother Teresa - Rajasekharan Parameswaran

Lukisan realismeFoto: Rajasekharan Parameswaran-wikimedia commons.

Lukisan terakhir ialah potret wajah Mother Teresa atau Bunda Teresa. Wajahnya tampak tersenyum ramah. Dia mengenakan kerudung khasnya yang berwarna putih biru. Gambar ini juga termasuk realisme karena sosok Mother Teresa yang digambarkan apa adanya.

Nah, demikian tadi penjelasan mengenai realisme dalam seni rupa. Detikers sekarang sudah mengetahui apa itu realisme, ciri-cirinya beserta sejarahnya. Semoga bermanfaat.




(bai/row)

Hide Ads