Penangkapan ikan secara berlebih atau overfishing belakangan menjadi fenomena di Indonesia. Kondisi itu disebut akan berdampak terhadap berkurangnya populasi ikan di perairan dan menjadi ancaman bagi para nelayan.
Hal itu diungkapkan oleh Small Scale Fisheries Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Nandana Godjalisaat saat menyambangi Kelompok Nelayan Segara Gunung di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali, Sabtu (26/11/2022).
"Dari kajian yang ada sudah masuk overfishing, sebelum stoknya benar-benar berkurang harus diintervensi baik dari kebijakan pemerintah, maupun dari perusahaan," kata Nandana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nandana menambahkan YKAN turut berusaha untuk melakukan pencegahan terhadap perilaku overfishing melalui program Crew Operated Data Recording System (CORDS). Langkah itu sekaligus untuk mewujudkan praktik perikanan berkelanjutan.
Dijelaskan, program tersebut telah diterapkan oleh Kelompok Nelayan Segara Gunung Desa Les, Kecamatan Tekajula sejak tahun 2019. Para nelayan diajak mendata hasil tangkapan mereka menggunakan sistem pendataan berbasis teknologi.
Ikan yang ditangkap selanjutnya diukur dan difoto. Data yang terkumpul lalu dikaji oleh tim teknis dari YKAN untuk kemudian diserahkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejauh ini, kata dia, pendataan telah dilakukan di 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP) di seluruh Indonesia.
"Kita tidak cuma kasih edukasi. Kita kerjasamanya lebih ke riset bersama mereka (nelayan) karena mau ngak mau, mereka kan pelaku utamanya. Mereka yang mungkin lebih tahu kondisi di alam seperti apa," jelasnya.
Ia menambahkan, YKAN juga menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan di bidang perikanan. Tujuannya agar perusahaan tidak melakukan perdagangan terhadap ikan-ikan berukuran kecil yang seharusnya masih bisa tumbuh dan berkembang biak.
"Sebenarnya pengen ngajak mitra dari perusahaan itu, mereka jangan melakukan trading ikan-ikan kecil, terutama yang eksport," tukasnya.
(iws/dpra)