Secara umum, parafrase adalah pengungkapan kembali suatu teks dalam bentuk ataupun kata-kata yang berbeda, api isinya tetap menjelaskan makna yang sama. Dalam penulisan teks akademik atau karya ilmiah, parafrasa atau parafrase ini menjadi salah satu hal penting dilakukan lho detikers.
Kapan parafrase dapat digunakan? parafrase penting digunakan dalam karya jurnalisme, makalah, jurnal, tugas akhir, skripsi, hingga esai.
Parafrase memiliki ciri tertentu dalam penulisan suatu kutipan. Untuk itu, simak yuk penjelasan arti, ciri, jenis, alasan mengapa kita perlu parafrase, hingga contohnya di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Parafrase
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI), parafrase adalah pengungkapan kembali suatu tuturan tanpa mengubah pengertian atau maknanya. Proses parafrase akan membuat penulis lebih memahami makna teks aslinya.
Dikutip dari e-book Pedoman dan Strategi Menulis Buku Ajar dan Referensi Bagi Dosen oleh Cakti Indra Gunawan, parafrase merupakan perujukan yang dilakukan dengan mengambil gagasan utama dari suatu sumber, dengan struktur kalimatnya berbeda namun isinya tetap diharuskan menyebutkan sumber rujukan.
Dijelaskan juga dalam buku Mastering Academic Writing karya Susari Nugraheni, parafrase artinya menuliskan gagasan dari pendapat orang lain menggunakan kalimat baru, dengan cara yang legal.
Di mana, parafrase dilakukan untuk mengontrol penulis supaya tidak terlalu banyak mengutip. Biasanya, parafrase juga bisa lebih pendek daripada sumber aslinya.
Jadi singkatnya, parafrase adalah menguraikan kembali suatu teks rujukan dengan bahasa sendiri tanpa mengubah artinya. Dalam urgensinya, parafrase digunakan lebih baik daripada sekedar hanya mengutip suatu informasi.
Sehingga, membantu penulis agar terhindar dari plagiarisme. Pasalnya, kesalahan dalam memparafrase akan berdampak pada plagiarisme.
Ciri Parafrase
Mengutip modul Bahasa Indonesia Tataran Semenjama Kelas X oleh Ahmad Iskak, S,Pd., M.Pd., dan Dra. Yustinah, M.Pd., yang termasuk ciri parafrasa adalah sebagai berikut:
- Bentuk tuturan berbeda
- Substansi tidak berubah
- Mengandung makna tuturan sama
- Bahasa ataupun cara menyampaikannya berbeda.
Jenis Parafrase
Menurut jenisnya, parafrase terbagi menjadi 2 kelompok yakni bebas dan terikat. Berikut penjelasan keduanya.
1. Parafrase Bebas
Parafrase bebas adalah jenis parafrase yang membebaskan penulis untuk menggunakan kata-kata lain. Hal ini boleh dilakukan sepanjang tetap memperhatikan ini dan makna dari teks aslinya.
2. Parafrase Terikat
Parafrase terikat ini masih memperlihatkan bentuk dan kata-kata asli. Parafrase terikat merupakan parafrase di mana penulis harus menggunakan kata-kata asli sesuai dengan kaya aslinya.
Namun, dengan menambahkan kata-kata lain, tanpa mengubah makna yang sesungguhnya. Biasanya, penambahan sejumlah kata dituliskan dalam tanda kurung, agar bisa dengan mudah diketahui kata-kata yang ditambahkan dan kata-kata aslinya.
Tujuan Parafrase
Tujuan mengapa kita perlu parafrase yaitu:
- Untuk mengungkapkan kembali informasi yang dibaca atau didengar, dengan bentuk yang berbeda.
- Menguraikan suatu gagasan dalam bentuk atau susunan kata lain, sehingga makna yang mungkin tersembunyi itu sanggup diterangkan.
- Menyederhanakan bahasa dari pengarang
- Mempertajam, memperluas, serta melengkapi pemahaman suatu gagasan.
Contoh Parafrase
1. Parafrase Synonym Substitution
Contoh parafrase ini dilakukan dengan mengganti kata atau kalimat sinonim dalam konteks yang tepat.
Contoh:
"Elon Musk membeli Twitter" diparafrasekan menjadi "Elon Musk mengakuisisi Twitter".
2.Parafrase Paragraf
Naskah asli:
"Mahasiswa sering berlebihan menggunakan kutipan langsung ketika membuat catatan. Akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan pada tugas karya ilmiah. Dari manuskrip akhir, mungkin hanya sekitar 10% yang diperbolehkan muncul dalam kutipan langsung. Oleh sebab itu, kamu harus berusaha membatasi jumlah penulisan yang sama persis dengan materi sumber saat kalian menulis buku ataupun catatan." (Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed., 1976:46-47).
Parafrase:
"Dalam penulisan paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip secara berlebihan serta gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan. Masalahnya bersumber dari penulisan catatan, untuk itu sangatlah penting meminimalkan pencatatan materi atau per kata yang sama persis."(Lester, et al., 1976:46-47).
3. Parafrase Change of Voice
Di mana, parafrasa dilakukan dengan mengubah bentuk kata kerja dari aktif menjadi pasif, atau hasil sebaliknya. Perubahan ini juga bisa disertai dengan penambahan maupun pengurangan kata sesuai dengan fungsi kata dan restrukturisasi kalimat.
Contoh:
Jefri sangat mencintai kekasihnya yang bernama Adinda" menjadi "Adinda sangat dicintai kekasihnya yaitu Jefri."
4. Parafrase Change of Person
Parafrase yang mengubah tata bahasa orang, sehingga menghasilkan objek yang direferensikan. Perubahan bisa disertai dengan penambahan/penghapusan kata yang sesuai.
Contoh:
Ander mengatakan, "Saya tidak suka sepak bola" menjadi "Andre mengatakan bahwa ia tidak menyukai sepak bola."
5. Parafrase Noun Substitution
Parafrase yang mengganti kata kerja dengan bentuk pengambangan kata benda yang sesuai dan sebaliknya (sesuai konteks). Substitusi bisa disertai dengan penambahan/penghapusan kata sesuai fungsinya.
Contoh:
"Polisi telah menginterogasi para tersangka" diparafrase menjadi " Polisi telah menundukkan tersangka untuk interogasi."
Nah, itu tadi penjelasan tentang parafrase hingga contoh memparafrase agar kutipan tidak terkena plagiarisme. Detikers jadi lebih paham kan, apa itu parafrase?
(khq/fds)