Pasukan Cordon, Penyambut Joe Biden hingga Xi Jinping Saat KTT G20 Bali

Nasional

Pasukan Cordon, Penyambut Joe Biden hingga Xi Jinping Saat KTT G20 Bali

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 20 Nov 2022 11:47 WIB
Pasukan Cordon sambut tamu negara (dok. tniadmild)
Pasukan Cordon sambut tamu negara (dok. tniadmild)
Bali -

Helatan akbar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 baru saja selesai digelar di Bali. Pasukan Kehormatan atau Pasukan Cordon dari Yonwalprotneg Paspampres turut mengambil peran dalam helatan tersebut.

Dilansir dari detikNews, para tamu negara yang hadir saat KTT G20 mendapat penghormatan militer oleh Pasukan Cordon. Pasukan inilah yang menyambut Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden hingga Presiden China Xi Jinping.

Berbagai latihan dan geladi dilaksanakan dengan demi keberhasilan pelaksanaan tugas sebagai pasukan kehormatan atau pasukan Cordon saat menyambut tamu negara yang datang ke maupun saat kepulangan para delegasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasukan Cordon diisi oleh prajurit-prajurit militer TNI AD terbaik. Mereka bertugas sebagai pengawal protokoler kenegaraan.

"Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Polisi Militer TNI AD karena personel pasukan kehormatan atau pasukan Cordon Paspampres sejatinya adalah prajurit-prajurit Polisi Militer TNI AD terbaik yang bertugas di Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres," kata Kapen Puspomad Letkol Cpm Agus Subur dalam keterangan tertulis dari Penerangan Puspomad, Minggu (20/11/2022),

ADVERTISEMENT

Saat ini, Yonwalprotneg Paspampres dipimpin oleh Letkol Cpm Sandry Oktamy lulusan Akmil tahun 2004 sebagai Danyonwalprotneg Paspampres. Berbagai tugas protokoler kenegaraan menjadi tugas utama Yonwalprotneg Paspampres, termasuk kunjungan kehormatan pimpinan negara-negara sahabat.

Hasil KTT G20

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 berlangsung pada 15-16 November 2022 di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan yang terangkum dalam Deklarasi Bali.

Dilansir dari detikNews, dokumen yang terdiri atas 52 paragraf itu memuat pernyataan sikap bersama G20 terhadap sejumlah isu terkait ketahanan pangan dan energi, arsitektur kesehatan global, dan transformasi digital. Melalui Deklarasi Bali, G20 juga sepakat mendesak Rusia menghentikan agresinya dan keluar dari wilayah Ukraina.

Meskipun para pemimpin negara menyadari bahwa G20 bukan forum untuk membahas dan berdiskusi mengenai isu keamanan, mereka sepakat bahwa masalah keamanan tetap memengaruhi situasi perekonomian global. Oleh karena itu, negara-negara anggota G20 menegaskan bahwa penting untuk menegakkan hukum internasional dan sistem multilateral yang memelihara perdamaian dan stabilitas.

"Penggunaan senjata nuklir tidak dapat dibiarkan. Resolusi damai harus dikedepankan, upaya-upaya untuk mengatasi krisis seperti diplomasi dan dialog tetap penting. Era perang sebagaimana yang masih terjadi saat ini harus segera dihentikan," kata mereka.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads