10 Rekomendasi Cerpen Singkat dan Bermakna untuk Anak

10 Rekomendasi Cerpen Singkat dan Bermakna untuk Anak

Elmy Tasya Khairally - detikBali
Sabtu, 19 Nov 2022 12:03 WIB
I want you to read me another fairy tale. daughter in bed reading book.
Ilustrasi membaca cerpen untuk anak. Foto: Getty Images/iStockphoto/Liderina
-

Mendengarkan cerita menjadi hal yang menarik bagi anak-anak. Alangkah baiknya kisah yang diceritakan memiliki pesan yang baik.

Lewat cerita, anak bisa mengambil pelajaran dari sebuah peristiwa. Simak kumpulan cerita pendek singkat berikut ini:

10 Rekomendasi Cerpen Singkat dan Bermakna untuk Anak

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pesan Ibu kepada Dina (Buku Anak-anak Pantai)

Liburan sekolah sudah usai. Siswa-siswi SDN Harum Sari kembali masuk sekolah, termasuk Dina, anak murid pintar di kelas 5B.

ADVERTISEMENT

Dina memiliki sifat yang ramah. Tak heran dia disukai oleh teman-temannya.

Suasana kelas begitu ramai. Murid-murid saling bercakap dengan canda tawa. Begitu pula Dina yang menceritakan adiknya, Rila.

Selama satu minggu libur sekolah, Dina ditugaskan ayah ibu untuk menjaga Rila. Kedua orang tua Dina adalah pedagang yang bekerja di tempat wisata. Jadi, selama liburan, mereka sibuk berdagang karena banyak wisatawan yang datang.

Dina sangat pandai bercerita. Sehingga teman-temannya asyik mendengarkan.

"Huuh, adikku Rila sangat rewel. Minta jajan ini, jajan itu. Minta antar ke sini, antar ke sana, sebentar-sebentar nangis," kata Dina

"Dengan perlahan aku mengasuh adikku. Bermain congklak, menggambar, berhitung sampai bernyanyi. Rila sekarang bisa menghitung sampai lima. Aku juga menyanyikan lagu ketika dia mulai menangis, seperti Kasih Ibu, Cicak-cicak di Dinding, Layang-layang dan Sepeda Baruku," tambahnya.

Dina pun mendapat pujian dari teman-temannya karena dia hafal dalam menyanyikan lagu anak-anak.

"Tapi bagaimana ya cara mengasuh si Bimo yang nakalnya minta ampun. Kalau main sepeda selalu jemping-jempingan. Kalau ada anak lain diserempet, emang sih nggak sampai jatuh. Tapi sebagai kakak, aku merasa waswas, khawatir," kata teman Dina, Nina.

"Euh, kalau adikku, selain nakal, cengengnya minta ampun, Kalau dibawa kemana-mana pasti nangis. Padahal udah enggak nyusu lagi. Kalau aku lagi asyik main, tiba-tiba dia minta pulang," sambung Resti.

Tak lama, terdengar suara ibu guru Soleha mengucapkan salam. Murid-murid kembali ke tempat duduknya masing-masing dan langsung menjawab salam.

Salah satu murid, Zenal tampak sedang berbicara dengan Dado. Ibu Soleha pun langsung memanggilnya.

"Zenal, coba kamu ke depan, bacakan PR cerita liburanmu," kata ibu Soleha.

"E..Anu Bu," kata Zenal gugup. Jantungnya berdegup kencang karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan.

"Siapa yang mau membacakan cerita liburan? Nanti ibu kasih nilai tambahan," kata Ibu Soleha.

Kelas hening. Tidak ada satupun siswa-siswi yang berani mengacungkan tangan. Ada yang sudah mengerjakan PR tapi belum berani membacakannya di depan kelas. Ada pula yang tak membuat sama sekali seperti Zenal.

"Bu, saya mau membaca puisi," kata Dina yang tiba-tiba mengacungkan tangan dengan berani.

"Iya Dina, silakan ke depan. Yang lain coba dengarkan," kata Ibu Leha.

Puisi Dina

Pesan Ibu

Adik, Ibu pesankan engkau agar kujaga

Jangan sampai tetes-tetes air mata membasah di pipimu

Jangan tinggalkan engkau sebelum Ibu dan Ayah pulang

Jangan dipukul atau dibentak

Jagalah adikmu. Itu pesan Ibu

Tidak bu.. tidak

Pesan Ibu akan kulaksanakan dengan baik

Karena aku menyayangi adikku

Ramai tepuk tangan pun membuat riuh ruang kelas. Ibu Soleha pun merasa senang mendengarkan puisi Dina.

2. Anak Hebat (Buku Kumpulan Cerpen Anak Hebat)

Suatu ketika pada hari Jumat, Eyang Putri berkunjung ke rumah Nasta. Saat itu dia sedang bermain boneka di teras rumah.

"Mamaah.. Eyang Putri datang," teriak Nasta yang langsung mencium tangan dan mengecup pipi Eyang Putri.

Mamah dan Nasta mempersilakan Eyang Putri masuk ke rumah. Mamah lalu menuju dapur untuk membuat teh hangat yang dicampur madu, minuman kesukaan Eyang Putri.

"Nasta mandi dulu. Apa mau dimandiin sama Eyang?," kata Eyang Putri.

" Nasta kan bentar lagi mau SD, masa dimandiin. Nanti dimarahin sama Ibu Guru Eyang, terus apalagi ya"

Oh iya, Nasta Ingat. Makan juga nggak boleh disuapin, terus kalau minta sesuatu nggak boleh nangis. Apalagi kalau permintaannya tidak terpenuhi. Begitu Eyang, Nasta mandi dulu ya," pamit Nasta.

Eyang Putri kembali menikmati teh hangat dan beberapa cemilan yang ada di meja makan. Mamah menyiapkan peralatan masak untuk menggoreng telur ceplok.

Saat mamah akan memasak telur ceplok, ternyata persediaan telur dalam lemari es habis. Seketika itu, mamah berpamitan ke Eyang Putri untuk pergi ke toko sembako yang tak jauh dari rumah.

Saat mamah hendak meninggalkan rumah, tiba-tiba, Nasta keluar dari kamar dan bertanya.

"Mamah mau kemana?," kata Nasta.

"Mau beli telur sayang," jawab Mamah.

Nasta pun menawarkan diri agar dia saja yang membeli telur di toko sembako.

"Biar Nasta saja mah yang beli telurnya," kata Nasta

"Tapi..," cemas Mamah.

"Nanti habis pulang dari warung, Nasta langsung mandi," potong Nasta sambil meminta uang pada mamah.

Mamah pun mengiyakan tawaran Nasta untuk membeli 1/4 kg telur di toko sembako dekat komplek rumah. Dengan semangat, Nasta berlari keluar rumah.

Dia membeli 1/4 kg telur sesuai dengan permintaan Mamah. Saat telur sudah terbungkus plastik bening dan beberapa plastik hitam, tiba-riba, plastik putih sebagai pelindung luar terlepas dari genggaman Nasta.

Telur pun jatuh dan pecah. Nasta kaget dan meninggalkan telur yang berserakan di jalan.

Sesampainya di rumah, Nasta menceritakan kejadian tersebut ke Mamah dan Eyang Putri. Mamah dan Eyang Putri justru bangga dengan pengakuan Nasta tanpa mengeluarkan air mata.

"Kalau sudah pecah ya sudah nggak apa-apa, nanti gampang beli lagi," kata Mamah sambil membelai rambut Nasta.

"Cucu Eyang memang hebat," sanjung yang Putri.

3. Api yang Menyala-nyala di Kelasku (Cerpen Singkat dan Dongeng Anak di academia.edu)

Di kelas 5 Andalusia, ada 27 murid yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan. Ibu guru selalu bilang, "Kita ini adalah saudara, jadi, jangan bertengkar. Bertengkar hanya akan menyakiti saudara kita sendiri," kata Ibu guru

Kejadian bermula saat murid perempuan bernama Kai bertengkar dengan murid laki-laki dengan alasan yang tidak jelas. Sehingga masalah ini berbuntut pada anak-anak perempuan di kelas yang selalu diejek oleh anak laki-laki. Pertengkaran terjadi selama dua minggu.

Salah satu murid bernama Keyla tidak tahan dengan suasana kelas seperti itu. Dia pun mencari cara untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi.

"Apa salahnya kita berdamai. Jika memang kami yang salah, kami minta maaf," kata Keyla. Semua anak terdiam.

"Kita ke sekolah menuntut ilmu, bukan untuk bertengkar," sambungnya.
"Tapi, kalian duluan," kata anak laki-laki.

"Kalian ini sudah seperti api yang menyala-nyala di kelas. Hanya karena gurauan, kita sudah merusak persaudaraan. Apakah kalian tidak ingat yang dikatakan oleh Ibu guru? Kita adalah saudara, diumpamakan saja seperti rantai yang tidak bisa putus dan semakin kuat jika kita saling menghormati," kata Keyla.

Seketika itu api mulai padam. Anak-anak saling meminta maaf satu sama lain. Keesokan harinya mereka saling bertukar bekal makan siang. Belajar di kelas pun nyaman kembali.

4. Peri Gula yang Ceroboh (Cerpen Singkat dan Dongeng Anak di academia.edu)

Di sebuah hutan, terdapat pohon yang sangat besar. Ada banyak rumah peri di pohon tersebut.

Peri-peri melakukan tugas yang diperintahkan sang ratu, yaitu Ivy. Ratu Ivy sangat bijaksana dan suka menolong. Dia adalah ratu yang tegas, berwibawa dan juga pemaaf. Dia memaklumi semua kekurangan para peri, tapi tak bisa memaklumi satu peri yang ceroboh.

Peri itu bernama Gula. Dia sangat senang dengan makanan tapi juga sangat ceroboh jika disuruh bekerja mengumpulkan makanan.

Pada pagi hari, para peri dikumpulkan di ruang tugas. Ratu membagikan tugas yang sulit kepada Gula, yaitu mencari bunga Winter.

"Ratu, dimanakah Gula bisa menemukan bunga Winter?," tanya Gula.

"Di sebuah daerah bukit salju, di sana ada hutan winter. Di hutan winter terdapat 10-25 bunga winter. Akan tetapi, bunga itu sedikit dingin dan bisa membekukan peri dalam hitungan detik saja. Jadi, kamu harus berhati-hati," kata Ratu.

"Lalu, bagaimana kalau saat kupegang aku menjadi beku?" tanya Gula.

"Kamu bisa menggunakan sarung tangan Winter ini. Pakai dan cepat kerjakan tugasmu," kata Ratu.

Saat di perjalanan, kupu-kupu menghampiri Gula. Dia mengantar Gula untuk sampai ke hutan winter.

Sesampainya di hutan, gula melihat banyak pohon lebat dan binatang buas seperti serigala. Dia pun merasa harus menjadi kecil.

"Magic powder! Make me into a small," ucapnya.

Saat menjadi kecil, Gula berjalan dengan perlahan dan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan. Setelah sampai di tengah hutan, Gula melihat banyak bunga winter.

"Asyik. Aku akan mengambil bunga tersebut," seru Gula.

Dia menggunakan sarung tangan dan mengambil 25 bunga winter untuk diberikan kepada Ratu Ivy.

Ratu Ivy pun sangat bangga kepada Gula karena sangat berani dan tidak membuat kecerobohan. Dia menobatkan Gula sebagai peri winter yang paling pemberani.

5. Si Kembar yang Iseng Bertukar Peran (Cerpen Singkat dan Dongeng Anak di academia.edu)

Sifa dan Sofi adalah anak kembar, mereka berdua sangat mirip. Orang yang sudah dekat saja kadang masih salah memanggil, apalagi yang baru bertemu.

Meski begitu, mereka berdua berbeda kelas saat di sekolah. Sofi memiliki teman dekat bernama Alia dan Sifa memiliki teman dekat bernama Aira dan Risa.

Pada pukul 07.35, si kembar baru sampai di sekolah. Sofi diminta bertemu dengan Ibu Lia. SIfa pun berjalan duluan, lalu berpapasan dengan Alia.

"Eh Sofi," panggil Alia kepada Sifa.

"Sini deh, aku tahu tentang.." Alia membisikan sesuatu ke Sifa.

Sifa pun menurut. Dia tak bilang bahwa dirinya bukan Sofi.

Bel istirahat berbunyi, Sofi, Sifa, Alia, Aira dan Risa duduk di bawah pohon Mangga.

"Aku tahu rahasia kami sama Alia looh," bisik Sifa kepada Sofi sambil senyum-senyum.

"Rahasia yang mana?," tanya Sofi.

"Tentang kamu sama Alia pengen beli baju saman," kata Sifa.

Sofi pun kaget dan bertanya dari mana Sifa tahu hal tersebut. Sifa akhirnya menceritakan hal yang terjadi di pagi hari.

Setelah itu, mereka berencana untuk bertukar kelas. Sofi ke kelas Sifa dan Sifa ke kelas Sofi. Kali ini teman-teman si kembar tahu rencana mereka.

Saat masuk kelas guru yang mengajar pun datang dan tak menyadari bahwa yang ada di kelas Sifa adalah Sofi. Seisi kelas tertawa kecil karena sang guru tak menyadari adanya kejanggalan.

"Ada apa? Ada yang lucu?" tanya pak Kholid

"Itu pak, Si Rara joget-joget nggak jelas," kata Tia.

"Ya sudah abaikan aja," kata Pak Kholid.

Saat pelajaran selesai seisi kelas melepas tawa mereka. Sofi dan SIfa pun kembali ke kelas masing-masing.

6. Anak Korban Bully Menjadi Prestasi (Buku Kumpulan Cerpen untuk Anak-anak)

Di suatu desa ada seorang anak bernama Hasan. Ayahnya adalah seorang yang tidak disegani sebab sifatnya yang angkuh dan keras kepala. Hal ini diketahui oleh orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

Di sekolah, Hasan tak hanya dijauhi, tapi juga dibully oleh teman sebayanya. Setiap pulang sekolah dia selalu mengadu kepada ibunya sambil menangis terisak-isak.

"Sudahlah nak, jadikan saja hinaan temanmu sebagai motivasi untukmu untuk membuktikan bahwa kamu lebih baik dari mereka yang menghinamu," kata Ibu Hasan.

Keesokan harinya Hasan kembali bersekolah. Namun pada hari itu tidak ada yang mengingatkannya bahwa ada ulangan. Hasan pun mendapat nilai yang jelek dan semakin diejek teman-temannya.

Sejak saat itu, Hasan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah karena tak tahan dengan ejekan teman-temannya. Setelah tiga hari tak masuk sekolah, Ibu guru yang baik hati, Ibu Devi datang ke rumah Hasan.

Dengan kata-kata halus dan bijaksana, Ibu Devi berhasil meluluhkan hati Hasan yang sudah bulat tak mau bersekolah. Namun dia berubah pikiran untuk bertekad untuk rajin belajar dan tak memperdulikan ejekan teman-temannya.

Usahanya pun tidak sia-sia. Dia berhasil menjadi rangking satu di kelas. Hasan sangat bangga dengan prestasinya. Meski masih ada yang mengejeknya, dia tidak peduli dan tetap fokus belajar.

7. Singa dan Tikus (Buku Si Kecil Filip Pergi ke Sekolah)

Suatu hari seekor singa sedang tidur, lalu seekor tikus melewati badannya. Singa itu terbangun dan menangkapnya. Tikus pun memohon agar singa melepaskan dia dan berjanji akan membalas kebaikan singa.

"Kalau kamu melepaskan saya, saya akan berbuat kebaikan untukmu," kata tikus.

Mendengar kalimat itu, singa tertawa geli. Namun karena kasihan dia melepaskan tikus itu pergi.

Setelah beberapa hari kemudian, seorang pemburu menangkap singa dan mengikatnya dengan tali. Mendengar singa mengaum kesakitan, tikus berlari dan menggigiti tali yang mengikat singa.

Singa pun berhasil bebas berkat bantuan tikus.

"Kamu ingat, dulu kamu tertawa dan tidak berpikir bahwa saya bisa berbuat kebaikan. Sekarang kamu lihat, seekor tikus pun bisa berbuat kebaikan," tutur tikus.

8. Si Tukang Bohong (Buku Si Kecil Filip Pergi ke Sekolah)

Ada seorang anak laki-laki sedang menggembalakan domba-domba. Dia berpura-pura melihat serigala dan berteriak minta tolong.

"Tolong, tolong, serigala. Ada serigala."

Para petani di sekitar tempat itu pun berdatangan. Ternyata mereka hanya dibohongi oleh anak laki-laki tersebut.

Tak hanya sekali, tapi anak gembala itu berbohong hingga tiga kali. Semua orang yang berniat baik menolong pun merasa dipermainkan.

Suatu ketika, seekor serigala benar-benar datang. Anak itu pun kembali berteriak.

"Tolong, tolong, ada serigala," kata anak itu.

Para petani sudah tidak percaya dan tak mau menghiraukannya. Akhirnya serigala pun memangsa domba-domba milik anak laki-laki itu.

9. Pedagang Kaya dan Pedagang Miskin (Buku Si Kecil Filip Pergi ke Sekolah)

Ada seorang pedagang miskin pergi dan menitipkan semua besi dagangannya untuk disimpan kepada seorang pedagang kaya. Setelah beberapa saat, dia pun kembali untuk mengambil dagangannya.

Namun, pedagang kaya telah menjual seluruh besi dagangan. Untuk menutupinya, dia berkata:

"Telah terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan dengan barang daganganmu," katanya.

"Kenapa?" tanya pedagang miskin.

"Saya meletakkannya di gudang roti dan di sana banyak sekali tikus. Mereka semua menghabiskan besi-besi itu, saya melihatnya sendiri bagaimana mereka menggerogotinya. Kalau tidak percaya, ayo lihat sendiri," kata pedagang kaya.

Si pedagang miskin tidak mau ribut, apalagi bertengkar.

"Untuk apa saya melihat? Saya percaya kok, saya tahu kalau tikus suka menggerogoti besi. Selamat tinggal," kata pedagang miskin dan meninggalkan pedagang kaya.

Saat berjalan pulang, pedagang miskin melihat anak laki-laki pedagang kaya sedang bermain. Pedagang miskin membelainya, menggendong dan membawanya pulang.

Di kala pedagang kaya bertemu dengan pedagang miskin, dia menceritakan kesedihannya bahwa anak laki-lakinya menghilang. Pedagang kaya pun bertanya kepada pedagang miskin.

"Kamu tidak melihatnya? Tidak mendengarnya?."

Pedagang miskin menjawab dengan tenang."Tentu, saya melihatnya. Begitu saya keluar dari rumahmu kemarin, saya melihat seekor burung elang terbang ke arah anakmu dan menyambarnya, lalu membawanya pergi," katanya.

Si pedagang kaya marah dan menghardik, "Kamu tidak malu membodohi saya? mana mungkin burung elang bisa membawa anak saya pergi," kata pedagang kaya.

"Tidak, saya tidak membodohimu. Tak ada yang mengherankan. Tikus saja bisa makan besi-besi. Semua bisa terjadi kan?," jawabnya.

Mendengar hal itu, pedagang kaya mengerti dan berkata:

"Tikus tidak memakan besi-besi milikmu, tapi saya telah menjualnya. Saya akan membayarmu dua kali lipat," tuturnya.

"Kalau begitu, burung elang juga tidak membawa anakmu pergi. Saya akan mengembalikannya kepadamu," kata pedagang miskin.

10. Petani dan Mentimun (Buku Si Kecil Filip Pergi ke Sekolah)

Suatu ketika, seorang petani pergi ke pemilik ladang ketimun dengan maksud ingin mencuri. Dia merangkak ke pohon ketimun dan berpikir: Saya akan mengambil sekarung ketimun, saya jual, lalu uangnya saya belikan ayam. Ayam itu akan bertelur dan menghasilkan banyak anak ayam.

Saya akan membeli anak-anak babi sampai berkembang biak. Saya akan menjual babi-babi itu dan membeli kuda betina yang akan menghasilkan kuda jantan. Saya beri makan kuda jantan dan akan menjualnya untuk membeli rumah dan berkebun, menanam ketimun dan tidak membiarkan pencuri datang.

Saya akan menyewa para penjaga dan berteriak, "Hai kalian, jaga yang ketat ya!,"

Saat petani berpikir, dia lupa semuanya, lupa bahwa sedang berada di ladang orang lain setelah berteriak sekuat-kuatnya. Para penjaganya pun mendengar. Mereka melompat dan memukuli petani.

Itulah 10 kumpulan cerita pendek untuk detikers. Semoga bermanfaat ya.




(elk/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads