Twitter gonjang-ganjing ketika berada di tangan Elon Musk. Beredar kabar bahwa banyak karyawan Twitter yang mengundurkan diri alias resign lantaran diwajibkan bekerja keras dengan jam kerja panjang.
Tak hanya itu, Elon Musk juga mengancam akan memecat karyawannya yang tidak bersedia mengikuti perintah itu. Ia bahkan mengancam akan memecat manajer yang tidak mengawasi anak buahnya dengan benar!
Dilansir dari detikINET, manajer di Twitter diminta benar-benar memastikan pegawai datang dan juga melakukan pekerjaan yang luar biasa. Hal itu berkaitan dengan kewajiban work from office. Kebijakan Musk lainnya adalah mengharuskan ada pertemuan setidaknya sekali dalam sebulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait dengan kerja remote, yang diperlukan untuk persetujuan adalah bahwa manajer bertanggung jawab untuk memastikan kalian memberi kontribusi yang sangat baik. Kalian juga diharapkan bertemu langsung dengan kolega, idealnya setiap minggu, tetapi tidak kurang dari sekali per bulan," tulis Elon Musk di email.
Musk lalu mengancam manajer yang tak menegakkan pedomannya.
"Manajer mana pun yang secara keliru mengklaim seseorang yang melapor kepada mereka melakukan pekerjaan sangat baik atau bahwa peran yang diberikan itu penting, baik jarak jauh atau tidak, akan dikeluarkan dari perusahaan," tambahnya, dikutip detikINET dari CNBC.
Tidak dijelaskan olehnya bagaimana ukuran bisa bekerja sangat baik itu. Namun, kebijakan itu tampaknya telah menimbulkan ketidaknyamanan bagi karyawan Twitter.
Eksodus karyawan yang resign kabarnya sangat besar, di mana yang berkomitmen untuk mengikuti perintah Elon Musk agar bekerja keras dengan jam kerja panjang hanya separuh dari total 4.000-an karyawan yang masih ada.
Sebelumnya, Elon Musk juga telah memberi ultimatum agar karyawan bekerja di kantor atau mereka akan dipecat. Padahal sebelumnya, Twitter longgar dalam membebaskan karyawan WFH.
Baca juga: Elon Musk Sebut Twitter Terancam Bangkrut |
Gelombang karyawan yang resign memaksa Twitter menutup kantor di seluruh dunia, sebagai antisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
"Hi, kami menutup sementara seluruh bangunan kantor dan seluruh akses akan ditangguhkan. Kantor akan buka kembali pada Senin, 21 November," demikian pengumuman dari Twitter saat terjadi gelombang resign.
(iws/hsa)