Pembelajaran Tematik Adalah: Karakteristik, Ciri, Jenis, dan Langkahnya

Pembelajaran Tematik Adalah: Karakteristik, Ciri, Jenis, dan Langkahnya

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikBali
Minggu, 20 Nov 2022 05:00 WIB
Ilustrasi pembelajaran tematik.
Foto: Husniati Salma/Unsplash
-

Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran tematik saat ini semakin sering dilakukan di satuan pendidikan formal. Sebab, manfaat pembelajaran tematik bisa dirasakan lebih nyata daripada pembelajaran lama yang hanya berlangsung satu arah.

Dalam artikel ini, kita akan memahami lebih lengkap mengenai pembelajaran tematik dan apa kelebihan serta kekurangannya dibanding metode pembelajaran lain.

Pembelajaran Tematik Adalah

Mengutip makalah dalam situs repository.uinbanten.ac.id, pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu atau terintegrasi yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang diikat dalam tema-tema tertentu. Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman lebih bermakna kepada siswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu menurut Porwadarminta, masih dalam makalah yang sama, pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran. Tema sendiri adalah pokok pikiran atau gagasan pokok dalam suatu pembahasan atau pembicaraan.

Ciri-ciri Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri atau karakteristik yang membedakannya dengan metode pembelajaran lain. Berikut ulasannya.

ADVERTISEMENT

1. Anak Didik sebagai Pusat Pembelajaran

Dalam metode pembelajaran tematik, anak ditempatkan sebagai pelaku utama proses pendidikan. Seluruh arah dan tujuan pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak didik. Pengajar atau guru di sini lebih berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan anak untuk mengembangkan diri sesuai bakat dan minat.

2. Memberikan Pengalaman Langsung

Pembelajaran tematik memungkinkan anak didik untuk mengalami sendiri proses pembelajarannya. Mulai dari persiapan, proses, sampai produknya. Anak didik dihadapkan pada situasi nyata yang ada di lingkungan sekitarnya.

3. Menghilangkan Batas Antar Mata Pelajaran

Metode pembelajaran tematik memungkinkan mata pelajaran yang tadinya dipisah-pisahkan menjadi membaur dan nyaris tidak ada batasan. Mata pelajaran yang beragam itu disajikan dalam satu unit tema dan satu sama lain saling melengkapi.

4. Fleksibel

Menyambung ciri-ciri nomor 3, pembelajaran tematik dilakukan dengan menghubungkan antara pengetahuan di satu bidang dengan bidang pengetahuan lain. Bisa juga dilakukan dengan menghubungkan antara satu pengalaman dengan pengalaman yang lain, atau menghubungkan antara pengetahuan dan pengalaman. Singkat kata, pembelajaran ini bersifat fleksibel.

5. Hasil Pembelajaran Sesuai Kebutuhan

Hasil pembelajaran tematik biasanya lebih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik. Metode ini mendorong timbulnya minat dan motivasi belajar anak didik sehingga mereka mendapat banyak kesempatan untuk mengoptimalkan potensi.

6. Menggunakan Prinsip Pakem

Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pembelajaran tematik menganut prinsip bahwa belajar harus melibatkan anak didik secara aktif sesuai kreativitas mereka tapi tetap mencapai sasaran yang diinginkan.

7. Menyeluruh atau Holistik

Pembelajaran tematik bersifat terintegrasi dan melihat satu tema dari berbagai perspektif, sehingga hasil pembelajaran yang dirasakan anak didik lebih menyeluruh atau holistik.

8. Bermakna

Pembelajaran tematik meningkatkan makna dalam proses pembelajaran itu sendiri karena apa yang diterima anak didik benar-benar bisa memberikan manfaat dan kegunaan dalam kehidupan nyata.

Jenis-jenis Pembelajaran Tematik

Pembelajaran ternyata banyak jenisnya, detikers. Mengutip Isniatun Munawaroh dalam staffnew.uny.ac.id, ada 10 model pembelajaran yang dikenal. Berikut pembahasannya.

1. Model Fragmented

Model ini menerapkan bahwa pengajaran bidang studi terpisah dari bidang studi lain. Dikenal juga sebagai model tradisional.

2. Model Connected

Dalam model ini, aspek-aspek pembelajaran dalam satu bidang studi dihubungkan dari suatu topik, konsep, dan keterampilan melalui gagasan yang terhubung secara eksplisit.

3. Model Nested

Model ini merupakan pengajaran suatu bidang studi dengan target berbagai keterampilan sosial, berpikir, dan keterampilan tentang substansi khusus.

4. Model Sequenced

Model ini menerapkan pembelajaran suatu topik atau unit yang didata ulang dan diurutkan antara satu bidang dengan bidang lainnya. Satu aktivitas atau pembelajaran mempertinggi aktivitas sebelumnya.

5. Model Shared

Pembelajaran ini bertolak dari dua disiplin yang berbeda tapi memiliki konsep yang tumpang tindih sehingga memungkinkan keterpaduan pembelajaran.

6. Model Webbed

Pembelajaran ini merepresentasikan pendekatan tematik untuk memadukan beberapa bidang studi yang berbeda. Suatu tema dikembangkan seperti jaring laba-laba.

7. Model Threaded

Model ini menekankan pada penyajian suatu keterampilan melalui berbagai bidang studi. Model threaded berfokus pada perilaku metakognitif sehingga siswa dapat belajar tentang hubungan sebab-akibat.

8. Model Integrated

Pembelajaran ini berangkat dari tumpang tindihnya konsep keterampilan dan sikap pada semua bidang studi.

9. Model Immersed

Model ini menekankan bahwa pembelajaran semua bidang studi berangkat dari sudut pandang, keahlian, dan pengalaman anak didik. Cara ini memungkinkan peserta didik memahami cara pandang dan kemampuannya sendiri.

10. Model Networked

Pembelajaran model ini berangkat dari kaca mata seluruh peserta didik dan para ahli dari berbagai bidang studi terkait. Pembelajaran networked membutuhkan input dari luar sehingga peserta didik mendapatkan perspektif yang lebih luas.

Langkah Pembelajaran Tematik

Menurut Isniatun dalam staffnew.uny.ac.id, sebenarnya langkah-langkah pembelajaran tematik hampir sama dengan sintak setiap model pembelajaran pada umumnya. Yakni ada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Namun, kelebihan model pembelajaran ini adalah sifatnya yang lebih terpadu, luwes, dan fleksibel.

1. Tahap Perencanaan

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:

  • Pemetaan kompetensi dasar, meliputi penjabaran standar kompetensi ke dalam indikator dan menentukan tema.
  • Pengembangan jaringan tema dengan menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu.
  • Pengembangan silabus yang terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat dan sumber, serta penilaian atau evaluasi.
  • Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan komponen di antaranya identitas mata pelajaran, indikator yang akan dilaksanakan, materi pokok serta uraiannya, dan strategi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, terdapat tiga sub tahapan lagi yakni:

  • Pendahuluan atau eksplorasi, untuk menciptakan suasana awal pembelajaran dan mendorong siswa mampu mengikuti proses dengan baik.
  • Kegiatan inti atau elaborasi, fokus pada kegiatan untuk pengembangan kemampuan.
  • Kegiatan penutup atau konfirmasi, untuk menenangkan dan mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan atau menyampaikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini, pengajar melakukan evaluasi dalam pembelajaran tematik untuk mendapat informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan peserta didik. Tahap evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip yakni:

  • Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri.
  • Guru perlu mengajak siswa mengevaluasi perolehan belajar yang dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan.
  • Penilaian dilakukan secara terus-menerus selama proses pembelajaran berlangsung.
  • Penilaian mengacu pada indikator masing-masing kompetensi dasar mata pelajaran.
  • Hasil karya siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan pendidik dalam mengambil keputusan.

Kelebihan dan Kelemahan

Pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang paling efektif. Tapi selain memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki kekurangan.

Kelebihan Pembelajaran Tematik

  • Pengalaman dan kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangannya.
  • Kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
  • Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
  • Keterampilan berpikir siswa berkembang.
  • Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan siswa.
  • Keterampilan sosial siswa juga berkembang, antara lain kerja sama dan komunikasi.
  • Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu.
  • Pemahaman materi pelajaran lebih berkesan dan mendalam.

Kekurangan Pembelajaran Tematik

  • Pembelajaran menjadi lebih kompleks.
  • Pendidik dituntut mempersiapkan diri lebih supaya dapat menjalankan metode dengan baik.
  • Persiapan yang dilakukan pendidik lebih lama.
  • Menuntut penyediaan alat, bahan, sarana, dan prasarana dari berbagai mata pelajaran secara serentak.

Demikian penjelasan mengenai pembelajaran tematik. Meskipun memang belum sempurna, tapi model pembelajaran ini bisa dirasakan manfaatnya dengan lebih nyata oleh peserta didik. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads