Nama Sawangan pun semakin dikenal sebagai dampak dari perhelatan KTT G20 pada 15-16 November 2022. Yang mana Sawangan dipilih sebagai venue utama.
Sebagai wilayah satelit pariwisata Nusa Dua, lingkungan Sawangan juga mulai berkembang jadi kawasan elite. Komparasi saat ini dengan tahun 1980, Sawangan adalah kawasan yang sangat terisolir bahkan tertinggal.
![]() |
Di tengah pesatnya pembangunan Nusa Dua dan Kuta sebagai brand pariwisata Bali, orang-orang di Sawangan justru belum mengenal listrik pada tahun itu.
Bahkan untuk melihat motor dan mobil di depan rumah adalah mimpi besar bagi masyarakat Sawangan. "Maklum pada tahun itu (1980) listrik belum masuk. Jalan aspal belum ada. Tahu motor itu sudah seperti tidak menyangka," kenang tokoh Banjar Sawangan Wayan Jabut ditemui detikBali, Rabu (16/11/2022).
Jabut mengakui, masa kecilnya dipenuhi memori pahit. Seperti bagaimana warga di sana mencari air bersih dengan berjalan berkilo-kilo meter.
Menampung air hujan untuk kebutuhan keluarga, hingga bertani di lahan kering untuk bisa mendapat bahan makanan. Pengalaman ini juga dirasakan anak-anak lain saat itu.
"Dulu cuma ada satu jalan untuk ke Sawangan. Namanya jalan Desa Sawangan. Adanya di depan hotel Mulia sekarang. Itu jalan disebut "legend". Satu-satunya jalan swadaya warga. Itu baru diaspal tahun 1993," ungkap Jabut.
Kawasan timur Nusa Dua ini mulai terlihat ketika para investor menanamkan modal usahanya di sana. Hotel Niko yang kini berganti nama menjadi Hotel Hilton, diklaim sebagai pionir.
Beberapa hotel mulai menyusul, seiring dengan bertumbuhnya restoran, bar, dan penginapan milik warga. Keberadaan hotel bintang lima di Sawangan praktis mengubah kehidupan sebagian warga di sana.
Mereka yang sebelumnya bertani kering, hingga bertani rumput laut, mencoba beralih ke pariwisata. Banyak warga lokal kala itu diserap untuk kerja di beberapa hotel.
Kata Wayan Jabut, ada belasan hotel berdiri gagah di Sawangan. Baik bintang lima hingga menengah. Itu belum termasuk vila, penginapan kecil atau homestay warga, termasuk restoran.
Pendapatan warga terfokus pada pengembangan akomodasi pariwisata. Menurut Jabut, perkembangan pesat ini tidak lepas dari pengaruh pemerintah kabupaten.
"Misalnya jalur lingkar selatan. Sudah menghubungkan desa kami ke Nusa Dua, dan wilayah barat seperti Pandawa, Pantai Melasti, Pecatu. Ini nyata karena wilayah kami dilewati," sebutnya.
(nor/dpra)