Mahasiswa Penyelenggara 'G20 Tandingan' Ngaku Diancam-Kampus Ditutup

Mahasiswa Penyelenggara 'G20 Tandingan' Ngaku Diancam-Kampus Ditutup

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Senin, 14 Nov 2022 17:22 WIB
Penanggung Jawab Musyawarah Rakyat Indonesia Menyikapi G20 di Kampus Universitas Udayana (Unud), Excel saat ditemui wartawan, Senin (14/11/2022).
Foto: Penanggung Jawab 'Musyawarah Rakyat Indonesia Menyikapi G20' di Kampus Universitas Udayana (Unud), Excel saat ditemui wartawan, Senin (14/11/2022). (I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Denpasar -

Sejumlah komponen menggelar 'Musyawarah Rakyat Indonesia Menyikapi G20' di Kampus Universitas Udayana (Unud), Kota Denpasar, Bali. Pihak yang menggelar musyawarah yang disebut 'G20 Tandingan' itu mengaku mendapatkan ancaman hingga pintu gerbang kampus ditutup.

Musyawarah yang digelar oleh komponen Bali Tidak Diam yang tergabung dalam Indonesia People's Assembly itu awalnya awalnya akan digelar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kampus Unud Denpasar. Karena pintu kampus tertutup, musyawarah akhirnya digeser ke Gedung Student Center (SC) Unud yang tak jauh dari lokasi awal. Namun Gedung SC Unud juga diminta untuk dikosongkan.

"Dari awal ketika baru mulai mengorganisir diskusi itu tiba-tiba ada ancaman bahwa SC harus dikosongkan karena terkait G20. Tempat ini harus dikosongkan," kata Penanggung Jawab 'Musyawarah Rakyat Indonesia Menyikapi G20' Excel kepada wartawan, Senin (14/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Excel menceritakan, pihaknya sudah sedari sekitar pukul 08.00 Wita sudah mulai mengoordinasikan acara tersebut. Namun ia menyebut bahwa Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Unud dan Unit Pengembangan Organisasi meminta acara harus bubar. Situasi itu membuat suasana memanas. Para peserta kemudian bergeser ke Gedung SC Unud karena tak bisa masuk ke dalam kampus.

"Kenapa kita geser dari RTH ke sini (Gedung SC Unud), karena dari tadi langsung ditutup paksa gerbangnya. Gerbang dikunci dan kampus ditutup. Kalau sekarang sudah dibuka karena kita sudah geser. Tadi pagi itu memang tidak boleh ada yang masuk. Ada dokumentasinya gerbang dikunci dan plang ditutup makanya kami geser ke Student Center," ungkap Excel.

ADVERTISEMENT

Tak berhenti sampai di sana, Excel mengaku pada saat peserta bergeser dari Kampus Unud ke Gedung SC tiba-tiba ada arahan yang disampaikan oleh satuan pengamanan (Satpam) yang harus mengosokan Gedung SC.

"SC tidak boleh ada aktivitas mahasiswa karena terkait dengan pengamanan G20. Dan WR 3 itu pun memaksakan itu bubar. WR 3 langsung menelepon lewat HP satpam terus berbicara," jelas Excel.

Excel pun mempertanyakan soal perizinan aktivitas mahasiswa di Gedung SC Unud. Sebab selama ini memang tidak perlu mengurus perizinan bagi mahasiswa yang ingin beraktivitas di sana, terutama bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sebab lokasi itu memang pusat gedung kemahasiswaan yang difungsikan untuk aktivitas mahasiswa.

"Kok tiba-tiba kami bikin diskusi langsung itu jadi masalah, padahal selama ini tidak ada. Jadi seolah-olah tebang pilih," paparnya.

Ia melihat bahwa pihak Kampus Unud memang secara eksplisit mendukung perhelatan G20. Pihak Unud sendiri telah menyatakan bahwa Universitas Udayana siap menyukseskan G20.

Menurut Excel, pihak kampus juga sempat berbicara, bahwa harus ada kajian akademik jika ada yang menolak perhelatan G20. Namun di sisi lain, pihak kampus justru tidak memiliki kajian akademik ketika menyatakan dukungan pelaksanaan G20 di Bali.

"Jadi kami melihat bahwa memang kampus sangat bias, bias kelas, sangat bias mendukung acara pemerintah tanpa memberi ruang demokratis bahkan bagi mahasiswa untuk berbicara ini," ungkapnya.

"Adanya ancaman dari awal sampai gerbang ditutup secara paksa dari awal tidak memperbolehkan aktivitas di RTH hingga kami bergeser di student Center yang sebenarnya memang ini acara aktivitas kemahasiswaan, itu semuanya dimasalahkan semua," tambah Excel.




(hsa/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads