Rumah Panggung Khas Melayu di Loloan Diusulkan Jadi Cagar Budaya

Jembrana

Rumah Panggung Khas Melayu di Loloan Diusulkan Jadi Cagar Budaya

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Kamis, 10 Nov 2022 21:03 WIB
Salah satu rumah panggung di Lingkungan Pertukangan, Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (10/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Salah satu rumah panggung di Lingkungan Pertukangan, Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (10/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana - Rumah panggung khas Melayu di Kampung Loloan, Kabupaten Jembrana, Bali, diusulkan sebagai cagar budaya. Rumah tradisional ikon masyarakat Melayu di Jembrana itu kini sudah didata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jembrana.

"Sesuai pendataan awal, saat ini rumah panggung itu menjadi obyek diduga cagar budaya (ODCB)," kata Kepala Disparbud Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara kepada wartawan, Kamis (10/11/2022).

Sapta Negara menjelaskan, pendataan terhadap obyek-obyek yang memenuhi kriteria sebagai cagar budaya dilakukan setiap tahun. Berdasarkan hasil pendataan, rumah panggung di Loloan sudah memenuhi salah satu kriteria cagar budaya, yakni dari segi usia bangunan tersebut.

"Rumah panggung tersebut diprediksi sudah dibangun sejak 200-an tahun lebih. Kita masih menunggu pelaksanaan dan hasil penelitian dari tim ahli cagar budaya saja untuk kepastian penetapannya. Termasuk juga tingkat orisinalitas bangunannya," papar Sapta Negara.

Lurah Loloan Barat, Ahmad Ma'mun menjelaskan, total rumah panggung yang ada di wilayahnya berjumlah sekitar 37 unit. Dari jumlah itu, ada yang masih asli seperti pertama kali dibangun, ada pula yang sudah direnovasi oleh penghuninya.

"Kalau yang masih orisinil itu ada sejumlah 14 rumah panggung, namun sebanyak 23 rumah sudah dilakukan renovasi oleh warga, untuk bagian bawah digunakan sebagai kamar dan ruang tamu," jelasnya.

Salah seorang warga kampung Loloan, Suhairi (44) mengatakan, rumah panggung yang ada di kampungnya itu banyak yang sudah direnovasi. Bahkan, kebanyakan sudah dibongkar dan diganti dengan bangunan permanen.

"Karena bagi warisan, mereka harus membongkarnya, sehingga yang tersisa sekarang masih beberapa saja disini, namun kebanyakan sudah di renovasi dan dibuatkan ruang tamu untuk di bagian bawahnya," tuturnya.

Suhairi menceritakan, dulu saat masih banyak rumah panggung tersebar di Loloan, bagian bawah rumah biasanya dijadikan kandang hewan ternak warga. Sebagiannya lagi digunakan sebagai gudang peralatan rumah.

"Dulu waktu masih kecil saya taunya di bawah rumah panggung ini tidak digunakan, hanya sebagai tempat ternak dan gudang. Namun sekarang banyak direnovasi menjadi kamar dan ruang tamu," pungkasnya.


(iws/hsa)

Hide Ads