Pihak kepolisian mengatensi berbagai jenis ancaman saat helatan Konferensi Tingkat Tinggi The Groups of Twenty (KTT G20) di Bali. Termasuk di antaranya kemungkinan terjadinya unjuk rasa berskala paling kecil maupun besar.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pihaknya sudah menggelar berbagai macam simulasi terkait pengamanan KTT G20. Sejumlah langkah pun telah disiapkan jika pengamanan helatan tersebut menemui kendala.
"Kemudian ada kendala, maka langkah yang harus kita lakukan apa, kemudian ada unjuk rasa mulai dari yang kecil sampai yang besar, langkah-langkah yang harus kita lakukan apa. Termasuk juga terkait apabila ada ancaman-ancaman yang tentunya tidak kita inginkan namun kita juga harus siap," kata Kapolri saat mengunjungi Pusat Komando (Command Center) Polda Bali, Kamis (10/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ia menyebut kepolisian mengintegrasikan teknologi khusus pengenal wajah (face recognition) ke berbagai instansi guna mendeteksi penjahat yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) saat momentum KTT G20. Pemanfaatan teknologi face recognition itu diintegrasikan ke berbagai kementerian, termasuk di bidang kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil) dan keimigrasian.
"Tentunya ada pemanfaatan-pemanfaatan perkembangan teknologi yang memang kita integrasikan dari berbagai kementerian termasuk dukcapil (dan) imigrasi untuk melaksanakan deteksi hal-hal terkait dengan pengawasan. Khususnya terkait dengan daftar-daftar yang kita curigai, DPO dan kemudian catatan-catatan yang ada di dalam catatan Densus," kata Sigit.
Sigit menjelaskan, pihaknya melakukan pemantauan di pintu masuk, baik melalui bandar udara (bandara) maupun berbagai pelabuhan laut yang tersambung ke wilayah Bali. Bila nantinya terdapat DPO yang termonitor, maka petugas keamanan akan melakukan berbagai langkah lanjutan, baik diamankan oleh tim khusus dan sebagainya.
"Seperti ditemukan pelaku kemudian barang-barang yang dicurigai, kemudian itu harus kita amankan, maka bagaimana cara pengamanannya itu pun kita latihankan. Yang jelas kami tentu harus mempersiapkan seluruh skenario pengamanan mulai dari yang paling soft sampai yang hard sehingga semuanya tidak ada celah," jelas jenderal bintang empat itu.
Di sisi lain, Kapolri menjelaskan bahwa kehadiran dirinya di Command Center Polda Bali kali ini bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20 Luhut Binsar Pandjaitan guna memperjelas tugas pengamanan. Hal ini berdasarkan hasil tactical floor game (TFG) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya.
"Hari ini kita melaksanakan kegiatan hampir sama, ini hanya untuk memperjelas tugas yang dilaksanakan di ring satu, ring dua dan ring tiga sehingga kemudian semuanya menjadi satu kesatuan yang terintegrasi," kata dia.
(iws/hsa)