Bali Akan Alami Gerhana Bulan Total 8 November: Cek Waktu-Dampaknya

Bali Akan Alami Gerhana Bulan Total 8 November: Cek Waktu-Dampaknya

Tim detikJabar - detikBali
Minggu, 06 Nov 2022 09:39 WIB
peta magnito gerhana matahari di Bengkulu, ilustrasi gerhana matahari cincin
Gerhana bulan. Foto: (Dok Istimewa).
Denpasar -

Gerhana bulan total akan terjadi pada Selasa (8/11/2022) mendatang. Gerhana bulan tersebut bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Bali.

Gerhana bulan total terjadi ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti Bumi atau umbra. Yuk cek waktu dan dampak gerhana bulan.

1. Gerhana Bulan Tahun ini yang Bisa Diamati di Indonesia

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan dalam laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gerhana Bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Hal ini disebabkan karena dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Gerhana bulan total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar.

Pada tahun 2022 terjadi dua kali gerhana Bulan pada Oktober dan November ini, serta dua kali gerhana Matahari pada April dan Mei 2022. Gerhana bulan pada 8 November 2022 adalah peristiwa gerhana pertama yang bisa dilihat di Indonesia pada tahun ini.

ADVERTISEMENT

Berikut keterangan dari BMKG:

1. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 30 April 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
2. Gerhana Bulan Total (GBT) 16 Mei 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
3. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 25 Oktober 2022 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
4. Gerhana Bulan Total (GBT) 8 November 2022 yang dapat diamati dari Indonesia.

2. Durasi Gerhana Lebih dari 1 Jam

Dilansir dari laman Pusat Sains Antariksa LAPAN, durasi gerhana dari fase gerhana mulai hingga gerhana berakhir adalah 5 jam 57 menit 5 detik. Namun ini adalah kalkulasi durasi fase gerhana sebagian hingga gerhana sebagian berakhir.

Durasi totalitas gerhana bulan total 8 November 2022 ini akan berlangsung selama 1 jam 25 menit 44 detik.

3. Bisa Dilihat Serempak di Indonesia, Termasuk Bali

Gerhana bulan total ini bisa dilihat secara serempak di Indonesia hingga negara tetangga, Timor Leste. Gerhana total akan dimulai pada daerah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, dan Kapuas Hulu pada 18.16.39 Wita atau 19.16.39 WIT.

Kemudian puncak gerhana bisa dilihat di seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, dan Bengkulu pada 18.00.22 WIB, setara 19.00.22 Wita, atau 20.00.22 WIT. Lanjut pada sesi akhir gerhana bulan total dapat disaksikan seluruh Indonesia pada waktu 18.41.37 WIB, atau 19.41.37 Wita, atau 20.41.37 WIB.

4. Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang

Gerhana Bulan total dan hujan meteor yang terjadi pada November 2022 bisa disaksikan tanpa bantuan alat optik, cukup dengan mata saja. Namun, bisa juga diabadikan dengan merekam atau memotretnya menggunakan DSLR atau kamera all-sky dengan medan pandang 180 derajat.

5. Gerhana ke-20 Seri Saros

Lebar gerhana bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).

Seri Saros ditetapkan sebab pada zaman dahulu, Bangsa Babilonia mencatat riwayat terjadinya gerhana dan menggunakan data ini untuk memprediksi gerhana. Karena itu, pada tahun 1691 Edmund Halley menamakan selisih waktu antara kejadian gerhana dengan istilah Babilonia, yaitu "Saros".

Dilansir dari laman Edukasi Sains Antariksa BRIN, Seri Saros merupakan siklus gerhana dengan durasi rata-rata selama 18 tahun 11 hari 8 jam dengan terpaut 223 lunasi (siklus sinodis Bulan). Gerhana-gerhana dengan Siklus Saros diberi nomor urut sebagai alat identifikasi.

Selengkapnya klik halaman berikutnya

6. Bulan Tampak Berwarna Kemerahan

Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan. Hal ini dikarenakan oleh mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi.

Sama seperti mekanisme ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit, yang mempunyai rona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam.

7. Air Laut akan Pasang

Saat gerhana, tidak ada cahaya Matahari yang dapat dipantulkan oleh Bulan sebagaimana ketika fase Bulan Purnama. Gerhana dapat berwarna menjadi lebih kecoklatan bahkan hitam pekat jika partikel seperti debu vulkanik ikut menghamburkan cahaya.
Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru.

Sementara untuk waktu Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.

8. Terjadi pada 'Bulan Hujan Meteor'

Dalam laman Edukasi Sains LAPAN dijelaskan hujan meteor merupakan meteor yang jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan bumi akan dilihat oleh manusia seolah seperti hujan yang turun. Hujan meteor akan terlihat seperti kilatan cahaya yang memanjang dan bergerak sangat cepat.

Hujan meteor umumnya terjadi ketika bumi melintasi dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya. Jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi, benda yang dihasilkan disebut meteor atau batu meteor.
Bisa juga disebabkan saat komet melewati bagian dalam Tata Surya, cahaya dan panas dari Matahari menyebabkan permukaannya melontarkan gas dan debu.

Pada bulan ini selain terjadi Gerhana Bulan Total juga terjadi lima hujan meteor yakni:

- Hujan Meteor Andromedid

Andromedid merupakan hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Andromeda serta bersumber dari sisa komet 3D/Biela yang mengorbit Matahari dengan periode 201 hari. Peristiwa hujan meteor Andromedid bisa kamu saksikan pada 5 November 2022 mulai pukul 18.30 di seluruh Indonesia.

- Hujan Meteor Taurid Utara

Fenomena langit yang selanjutnya adalah hujan meteor Taurid Utara. Nah, peristiwa ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia pada 12 November 2022 pukul 18.30. Hujan meteor Taurid Utara memiliki titik radiant yang terletak di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus bintang Pleiades dan berasal dari sisa debu komet 2P/Encke yang mengorbit Matahari dengan periode 3,3 tahun.

- Hujan Meteor Leonid

Hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet 55P/Tempel-Tuttle yang mengorbit Matahari selama 33,3 tahun. Kamu dapat menyaksikan hujan meteor Leonid pada 18 November pukul 00.30 dari seluruh Indonesia.

- Hujan Meteor Alfa Monocerotid

Hujan meteor selanjutnya adalah Alfa Monocerotid dengan titik radian di konstelasi Canis Minor dekat bintang Alfa Monocerotis, konstelasi Monoceros. Kamu bisa menyaksikan hujan meteor ini pada 21 November di seluruh Indonesia mulai pukul 22.00. Ala Monocerotid berasal dari sisa debu komet C/1917 F1 (Mellish) yang mengorbit Matahari dengan periode 143,5 tahun.

- Hujan Meteor Orionid November

Hujan meteor yang terakhir yaitu Orionid November yang titik radiannya terletak di konstelasi Orionid. Kamu dapat mengamati hujan meteor ini pada 28 November sekitar pukul 20.00 sesuai zona waktu masing-masing.

9. Terjadi pada Perayaan Hari Perencanaan Kota Dunia

Gerhana Bulan Total terjadi pada 8 November yang juga menjadi tanggal peringatan Hari Perencanaan Kota Dunia. Peringatan Hari Perencanaan Kota Dunia bertujuan untuk mempromosikan peran perencanaan dalam menciptakan komunitas yang layak huni.
Hari ini sekaligus menjadi strategi mempromosikan kesadaran, dukungan dan advokasi masyarakat juga perencanaan regional. Kegiatan ini turut menghadirkan kesempatan yang baik untuk melihat perencanaan dan perspektif global.

Disitat dari laman American Planning Association (APA), tema Hari Perencanaan Kota Dunia 2022 adalah "Think Global, Plan Local". Tema ini mengajak kita melihat peran profesi perencanaan sebagai pusat implementasi di tingkat lokal hingga kota dan komunitas berkelanjutan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Fenomena Bulan Purnama Menjadi Merah Karena Gerhana"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/dpra)

Hide Ads