Video seks kebaya merah diperankan sejoli bertopeng masih menjadi perbincangan publik. Video berdurasi 16 menit itu diperankan seorang wanita berkebaya merah seolah berperan sebagai pegawai hotel, sementara pria menjadi tamunya.
Dikutip dari detikHealth, pakar seks dr Boyke Dian Nugraha menyebut video seks kebaya merah bisa menjadi fetish. Sebab, menurut dr Boyke beberapa orang memang memiliki fetish terhadap kain kebaya.
"Memang beberapa orang fetish dengan kain kebaya karena kebaya yg pas di badan," ucap dr Boyke, Jumat (4/11/2022).
Banyak orang memiliki fetish terhadap suatu objek ketertarikan mereka atau fantasi lainnya. Dikutip dari WebMD, fetish merupakan gairah seksual yang muncul sebagai respons terhadap objek atau bagian tubuh yang biasanya bersifat tidak seksual dan umumnya dimiliki seorang pria.
Seseorang yang memiliki fetish tertentu biasanya akan melakukan mastrubasi sambil memegang, mencium, atau merasakan objek. Tak hanya itu, mereka juga mungkin meminta pasangan untuk memakainya atau menggunakannya saat berhubungan seks.
"Pada orang-orang tertentu membuat kelihatan seksi bahkan saat berhubungan seks kebayanya tidak dilepas," ungkap dr Boyke.
Dampak Kecanduan Pornografi
dr Boyke membeberkan dampak dari kecanduan pornografi dapat mengganggu aktivitas keseharian mereka karena akan membuka video porno bahkan ketika sedang kerja. Lebih lanjut, ia juga menyebut dampak lainnya dari menonton video syur ini adalah suami-istri yang tidak melakukan hubungan seks.
"Banyak banget ditemukan dan dokter juga sering menangani, mereka tidak suka lagi hubungan seks suami-istri," ungkapnya.
"Itu namanya kecanduan. Kecanduan pornografi, langsung kecanduan onani, langsung hubungan suami istrinya retak, itu banyak aku tangani," lanjut dr Boyke.
Jika kondisi ini dialami remaja, muncul kemungkinan akan muncul seks bebas karena rasa penasaran yang tinggi yang menyebabkan memungkinkan terjadinya penyakit menular seksual.
Selengkapnya klik halaman berikutnya
Simak Video "Mitos atau Fakta: Wanita Lebih Bergairah dengan Orang yang Dicintainya"
(nor/dpra)