Parapuar Dirancang Jadi Destinasi Berkualitas Pertama di Labuan Bajo

Parapuar Dirancang Jadi Destinasi Berkualitas Pertama di Labuan Bajo

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 30 Okt 2022 10:18 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin UnoΒ saat berada di view point Parapuar, Labuan Bajo,Β Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT),Β Sabtu (29/10/2022).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin UnoΒ saat berada di view point Parapuar, Labuan Bajo,Β Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT),Β Sabtu (29/10/2022). (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
Manggarai Barat -

Parapuar dirancang menjadi destinasi wisata berkualitas pertama di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Parapuar merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Kemenparekaraf melalui Badan Pelaksana Ororita Labuan Bajo Flores (BPOLB).

Kawasan Parapuar nantinya bakal dibagi menjadi empat zona yang masing-masingnya menawarkan sensasi berbeda. Mulai dari zona budaya hingga zona alam liar (wild life district).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sempat mengunjungi Parapuar, Sabtu (29/10/2022) sore. Kawasan tersebut bakal mengusung konsep pariwisata berkelanjutan dan saat ini sedang dalam proses pembangunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harapannya ini menjadi tambahan akomodasi dan atraksi bagi wisatawan," kata Sandiaga.

Parapuar diartikan sebagai pintu gerbang yang mengarah ke hutan, diambil dari bahasa Manggarai para (pintu) dan puar (hutan). Lokasinya dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pusat Kota Labuan Bajo.

Sandiaga Uno yang mengajak beberapa wisatawan asal Singapura singgah di view point Parapuar selama kurang lebih 1,5 jam. Dari lokasi itu, terbentang panorama indah alam Labuan Bajo. Tampak gugusan pulau dan kapal wisata di perairan dari kejauhan. Demikian pula bentangan hutan yang seolah mengapit Kota Labuan Bajo.

Dari sini juga terlihat di kejauhan landasan pacu pesawat di Bandara Komodo yang berada di arah utara Parapuar. Sandiaga sempat menggunakan teropong untuk melihat keindahan yang ada. Di view point Parapuar itu, Sandiaga disuguhi kopi dan kompiang, roti khas Manggarai.

"Kami baru saja meninjau Parapuar yang berarti pintu masuk hutan atau gate of forest," kata Sandiaga.

"Saya meyakini jika investasi masuk akan terbuka lapangan kerja yang luas, peningkatan ekonomi masyarakat di Labuan Bajo juga peningkatan kesejahteraan dan kemajuan ekonomi di sini," katanya.

Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, destinasi wisata Parapuar seluas 400 Ha itu akan dibangun 4 zona. Pertama, zona budaya (culture district) seluas 114,73 Ha/29 persen. Zona ini akan menampilkan keunikan dan keragaman budaya NTT.

"Zona culture berupa pusat budaya, ada research center, ada juga area UMKM dan kawasan untuk pengembangan museum dll," kata Shana.

Kedua, zona rekreasi (leisure district) seluas 63,59 Ha/16 persen. Pada zona ini ad atraksi hiburan dan rekreasi bagi para pengunjung untuk bersantai.

"Zona kedua ada area leisure district, di situ ada spa dan wearnes tourism," ujar Shana.

Ketiga, zona alam liar (wild life district) seluas 89,25 Ha/22 persen. Zona ini menonjolkan keragaman dan keunikan satwa liar yang ada di sekitar hutan kawasan Parapuar.

"Di situ ada mini zoo, kemudian edukasi tentang cagar biosfer komodo karena kawasan ini akan dikembangkan land mark of cagar biosfer komodo. Orang nggak ada yang tahu bahwa Labuan Bajo itu termasuk cagar biosfer komodo bukan hanya taman nasional komodo," jelas Shana.

Terakhir adalah zona pertualangan (adventure district) seluas 132,43 Ha/33 persen. Zona ini menawarkan pengalaman berpetualang bagi pengunjung dengan berbagai aktivitas menarik dan menantang. Salah satu fasilitas yang akan disediakan di zona ini adalah kereta gantung (cable car), yang diminta khusus oleh Sandiaga.

"Di zona adventure district, tentunya activity tentang outdoor activity, joggig track, kemudian cable car sesuai permintaan pak Menteri juga, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bisa memberikan warna berbeda dan alternatif kunjungan selama wisatawan berada di Labuan," jelas Shana.

Ia menambahkan, pembangunan destinasi Parapuar bertujuan untuk melengkapi paket wisata perkotaan di Labuan Bajo. Selain itu, Parapuar juga menjadi etalase produk pariwisata dan ekonomi kreatif NTT.




(iws/hsa)

Hide Ads