Kerumunan Maut Tragedi Halloween di Itaewon, Saksi Sebut Bagai Kuburan

Kerumunan Maut Tragedi Halloween di Itaewon, Saksi Sebut Bagai Kuburan

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 30 Okt 2022 07:26 WIB
Bali -

Ratusan orang dengan kostum dan topeng tewas dalam kerumunan ketika sedang merayakan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Data terbaru menyebut, sudah ada 149 orang yang tewas akibat berdesakan dan terinjak-injak. Sebagian besar korban tewas merupakan remaja berusia 20-an.

Dilansir dari detikNews Minggu (30/10/2022), kantor berita Yonhap melaporkan seorang saksi yang tidak disebutkan namanya mengatakan ada korban yang tergencet hingga tewas. Dia menyebut kondisi saat itu seperti kuburan.

"Orang-orang berlapis di atas yang lain seperti kuburan. Beberapa secara bertahap kehilangan kesadaran mereka sementara beberapa tampak mati pada saat itu," kata saksi itu, menurut Yonhap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saksi mata yang berada di lokasi bercerita berebut keluar dari kerumunan yang menyesakkan itu. Orang-orang menumpuk di atas satu sama lain.

Paramedis yang melakukan evakuasi sampai kewalahan hingga meminta batuan orang yang lewat untuk memberi pertolongan pertama kepada para korban yang belum tetangani.

ADVERTISEMENT

"Ada begitu banyak orang yang didorong dan saya terjebak di antara kerumunan dan saya tidak bisa keluar pada awalnya juga," kata Jeon Ga-eul, 30 tahun kepada AFP.

"Saya merasa seperti kecelakaan pasti akan terjadi," imbuhnya.

Sementara itu, foto-foto AFP dari tempat kejadian menunjukkan sejumlah mayat tersebar di trotoar ditutupi oleh seprai dan pekerja darurat mengenakan rompi oranye memasukan lebih banyak mayat dengan tandu ke dalam ambulans.

ItaewonItaewon Foto: dok Twitter

Lee Beom-suk, seorang dokter yang memberikan pertolongan pertama kepada para korban menggambarkan adegan tragedi dan kekacauan.

"Ketika saya pertama kali mencoba CPR, ada dua korban tergeletak di trotoar. Tapi jumlahnya meledak segera setelah itu, melebihi jumlah responden pertama di tempat kejadian," kata Lee dalam sebuah wawancara dengan penyiar lokal YTN.

Lee mengatakan saat itu banyak warga yang datang untuk melihat kejadian membantu tim medis melakukan CPR. Lee mengaku sulit mendeskripsikan kondisi saat itu dengan kata-kata.

"Banyak pengamat datang untuk membantu kami dengan CPR. Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," ucapnya.

"Begitu banyak wajah korban pucat. Saya tidak bisa menangkap denyut nadi atau napas mereka dan banyak dari mereka memiliki hidung berdarah. Ketika saya mencoba CPR, saya juga memompa darah keluar dari mulut mereka," lanjutnya.

Sebelumnya, Pejabat Departemen Pemadam Kebakaran Choi Seong-beom mengatakan penyerbuan terjadi Sabtu (29/10/2022) sekitar pukul 10 malam (1300 GMT waktu setempat). Ia menyebut banyaknya korban tewas dalam tragedi itu karena berdesakan hingga terinjak-injak.

"Tingginya jumlah korban akibat banyak yang terinjak-injak selama acara Halloween," kata Choi kepada wartawan di tempat kejadian Minggu pagi.

(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads