Komang Dyra Bulan Kayana merupakan salah satu pasien meninggal setelah didiagnosis menderita gangguan akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) di RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Anak ketiga dari Putu Yanti Oktaviani (32) itu sempat mengonsumsi sirup paracetamol. Tubuh sang bayi juga sempat bengkak dan membiru sebelum dinyatakan meninggal pada 17 September 2022 pukul 19.00 Wita.
Kepada detikBali, Yanti menuturkan kronologi sakit yang menyebabkan putrinya meninggal tersebut. Bulan mengalami sakit panas sejak awal September 2022 dengan suhu tubuh mencapai 40 derajat.
"Sempat ke Puskesmas Denut, tapi ditolak karena mereka tidak ada obat yang dimasukkan dari anus, lalu diminta ke RS Bhakti Rahayu. Lalu, di UGD Bhakti Rahayu dikasih obat dan juga diresepkan obat sirup paracetamol untuk diminum setiap 4 jam tapi," tutur Yanti saat ditemui di kediamannya di Denpasar, Rabu (26/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai jam 5 sore Bulan tetap panas dan kembali lagi ke UGD dan akhirnya rawat jalan," sambungnya.
Menurut Yanti, pada 3-4 September 2022 kondisi Bulan sempat membaik dan kembali ceria seperti biasa. Namun, 5 September 2022 sore, tiba-tiba Bulan kembali panas dan suhunya menunjukkan 38,8 derajat.
Mengetahui hal tersebut, Yanti bergegas membawa Bulan ke RSU Bhakti Anugerah. Dari sana, buah hatinya itu dirujuk ke RSIA Puri Bunda. Ketika diperiksa, kata Yanti, dokter mencurigai Bulan mengalami dehidrasi.
"Dokter tanya ke saya Bulan dapat pipis atau tidak, dan saya langsung cek pampersnya ternyata kosong (tidak pipis). Saya juga tidak ada kepikiran untuk cek pipisnya juga waktu itu. Jadinya, sudah lebih dari 8 jam Bulan tidak pipis," imbuhnya.
Sehari menjalani rawat inap di RSIA Puri Bunda, Bulan tak kunjung pipis. Kondisi badannya saat itu bengkak.
Selengkapnya baca di halaman berikutnya...
"Waktu kita masuk ke RS, dokter sudah kasih tahu kalau memang saat itu ada kasus seperti Bulan, tapi masih diduga MIS-C. Bulan juga sempat dicek darah dan tes PCR tapi, hasil tes PCR negatif dan sempat diduga pernah kena COVID-19. Bulan juga tidak pipis dari tanggal 5-7 September ," kata wanita asal Negara, Bali, ini.
Pada 8 September 2022, dokter RSUD Prof Ngoerah menggelar rapat terkait mulainya banyaknya pasien dengan gejala ginjal akut misterius. Bulan sendiri pada saat itu diputuskan untuk dipasang CAPD lantaran mesin cuci darah untuk anak di bawah umur 3 tahun tidak tersedia di RSUP Prof Ngoerah.
Setelah dipasangi CAPD, kondisi Bulan sempat membaik. Pada 9 September 2022, Bulan sudah bisa pipis walaupun tidak banyak. Hingga 14 September 2022, fungsi ginjal Bulan naik menjadi 7,5 persen.
"Kami sudah senang waktu itu karena Bulan dinyatakan sudah membaik dan kami jadi ada harapan kalau Bulan bisa segera pulang. Pihak RS juga bilang kalau Bulan sudah bisa pindah ruangan. Tapi, di tanggal 15 itu HB Bulan turun jadi 7 yang mana normalnya adalah 10, dan disarankan untuk transfusi darah 1 kantong dengan ukuran 50 ml," sebutnya.
Usai menjalani transfusi darah, napas Bulan berat. Buah hati Yanti juga tidak bisa tidur. Hingga akhirnya pada 16 September 2022 siang, Bulan kembali mendapatkan transfusi darah yang kedua dan tidak sampai 15 menit, kondisi badannya sudah membiru dan drop.
17 September 2022 pukul 02.00 Wita, Bulan dipindahkan ke ruang PICU dan dipasangkan ventilator. Hal itu dilakukan setelah ada pendarahan pada saluran cerna dan kondisinya telah kritis.
"Di jam 7 malam saturasi oksigen sudah 50 dan Bulan tidak bisa diselamatkan. Saat itu juga, dokter bilang fungsi jantung Bulan sudah 30 persen," ungkapnya.
Yanti menambahkan, penguburan jenazah Bulan dilakukan pada pukul 00.00 Wita di Mengwi, Badung, Bali. Ia mengaku pihaknya telah menerima kepergian Bulan meskipun masih terasa berat bagi mereka.
Untuk diketahui, Bulan menjadi pasien ke-11 yang didiagnosis mengidap gangguan ginjal akut misterius di RSUP Prof Ngoerah. Yanti kini lebih waspada terhadap gejala penyakit yang merenggut bayinya itu, terlebih dua anaknya kini masih berusia di bawah 10 tahun.
"Waktu anak saya yang kedua demam kemarin, saya tidak mau langsung kasih obat sirup dan langsung bawa ke dokter saja. Semoga ke depannya, tidak ada lagi korban (akibat AKI) dan bisa cepat diketahui penyebab dari penyakit ini," ungkapnya.
Simak Video "Video Penampakan Gedung DPRD NTB yang Dibakar Massa"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/hsa)