Seorang anak di bawah lima tahun (balita) laki-laki bernama Ida Bagus Made Satya Prawira menjadi salah satu pasien yang didiagnosis gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) di RSUP Prof Ngoerah. Ia sempat kesulitan kencing dan hanya keluar 3 tetes. Namun, pasien yang cuci darah sebanyak tujuh kali itu kini sudah dinyatakan sembuh.
Ibu dari Bagus Satya, Ni Kadek Erin Elsayani (27) menceritakan kronologi buah hatinya dinyatakan mengalami gangguan ginjal akut misterius. Ia menyebut semula anaknya mengalami demam.
"Awalnya demam dan panasnya naik turun. Dia juga tidak kencing seharian sampai akhirnya saya tawarin untuk kencing tapi enggak mau, sampai dia nangis-nangis. Lalu akhirnya mau kencing, tapi waktu itu yang keluar cuma 3 tetes," tutur Erin kepada detikBali, Senin (24/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erin sempat menduga anaknya tidak bisa kencing sebagai efek minum obat antibiotik berupa sirup dan obat yang dipuyer. Pemberian obat itu sudah sesuai dengan resep dokter. Namun, hari kedua dan ketiga, anak lanangnya itu tak kunjung kencing.
Tak hanya itu, Bagus Satya juga sempat muntah-muntah meski belum mengonsumsi makanan sama sekali. Singkat cerita, Bagus Satya dibawa ke RS Puri Bunda Denpasar pada 12 September 2022.
"Sampai di RS Puri Bunda, dokternya nyuruh opname karena dikiranya dehidrasi," imbuh istri Ida Bagus Komang Diantara Putra itu.
Saat dirawat di RS Puri Bunda, anaknya juga sempat diinfus. Namun, sang anak tak kunjung kencing.
"Kantung kemihnya diperiksa dan enggak ada tanda-tanda kencing. Lalu dari hasil cek lab ternyata dia kena gangguan fungsi ginjal dan langsung dirujuk ke RS Sanglah (RSUP Prof Ngoerah)," sambungnya.
Bagus Satya kemudian dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah pada 13 September 2022. Ia dirawat di ruang Intermediate RSUP Prof Ngoerah hingga 4 Oktober 2022. Selama perawatan tersebut, total 7 kali cuci darah yang telah dilakukan.
Erin menyebut anaknya merupakan pasien yang didiagnosis mengidap ginjal akut misterius ke-14 di RSUP Prof Ngoerah.
"Pascasembuh ini Satya sudah nggak mengkonsumsi obat lagi. Cuma memang harus dikontrol kencingnya. Kalau sekarang kondisi kencingnya sudah membaik, kadang-kadang satu atau dua jam sekali dia kencing," kata Erin.
Sebagai orang tua, ia mengaku kini menjadi lebih waspada jika Bagus Satya dan seorang anaknya tidak kencing selama kurun waktu tertentu.
"Ini saja masih tetap saya takar kencingnya, walaupun dokter sudah bilang dia membaik. Kedepannya juga kalau anak saya sakit, saya tidak akan tunda-tunda lagi ke dokter, mending langsung saja," imbuhnya.
(iws/hsa)