Warga Bongan Tabanan Lewati Titi Darurat untuk Sembahyang Pagerwesi

Warga Bongan Tabanan Lewati Titi Darurat untuk Sembahyang Pagerwesi

Chairul Amri Simabur - detikBali
Rabu, 26 Okt 2022 17:30 WIB
Warga Banjar Bongan Gede yang hendak sembahyang Pagerwesi di Pura Beji setempat harus melalui titi (jembatan kecil) dari bambu atau digendong saat menyeberangi sungai atau Tukad Yeh Panan, Rabu (26/10/2022). (Istimewa)
Warga Banjar Bongan Gede yang hendak sembahyang Pagerwesi di Pura Beji setempat harus melalui titi (jembatan kecil) dari bambu atau digendong saat menyeberangi sungai atau Tukad Yeh Panan, Rabu (26/10/2022). (Istimewa)
Tabanan -

Aktivitas persembahyangan rahina Pagerwesi di Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan, Rabu (26/10/2022), berbeda dari sebelum-sebelumnya. Sebab, warga yang hendak sembahyang di Pura Beji Banjar Bongan Gede harus menyeberangi sungai atau Tukad Yeh Panan melalui titi (jembatan kecil) darurat.

Warga pun harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset ketika melewati titi yang terbuat dari bambu tersebut. Sementara itu, anak kecil yang hendak sembahyang harus digendong saat menyeberang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jembatan utama yang juga akses menuju Subak Demung jebol waktu banjir bandang terjadi pada 17 Oktober 2022 yang lalu," jelas Kelian Adat Banjar Bongan Gede, I Komang Suparman.

Ia menjelaskan, jembatan darurat tersebut dibangun sekitar dua hari lalu untuk kepentingan warga yang hendak bersembahyang ke Pura Beji Banjar Bongan Gede. Pertimbangan menggunakan titi atau jembatan kecil itu juga didasari kondisi permukaan air sungai yang surut.

ADVERTISEMENT

"Darurat sifatnya. Biar pamangku dan pengayah pamangku untuk ke kahyangan (Pura Beji)," tuturnya.

"Kalau air sungainya sudah melewati ketinggian batu mungkin tidak bisa lewat (pakai titi). Kebetulan tadi pagi airnya surut," imbuh Suparman.

Ia mengungkapkan, titi yang dipakai menyeberang ke Pura Beji itu merupakan yang kedua kalinya dibuat. Titi pertama yang sempat dibuat sudah dihanyutkan air sungai yang meluap beberapa hari setelah jembatan utama roboh.

"Titi ini yang kedua kami buat. Karena yang pertama sudah dihanyutkan air sungai yang meluap," katanya.

Panjang titi dari bambu yang dipakai untuk menyeberangi sungai kurang lebih 20 meter. Sepadan dengan panjang jembatan utama yang jebol.

Saat persembahyangan Pagerwesi berlangsung, ia memperkirakan setidaknya ada 450 orang warga yang memanfaatkan titi tersebut untuk pergi dan kembali dari Pura Beji tersebut.

"Kami berharap, jembatan utama itu secepatnya bisa dibangun pemerintah. Entah itu pemerintah kabupaten atau provinsi. Karena jembatan yang jebol itu juga akses menuju Subak Demung," pungkasnya.




(iws/hsa)

Hide Ads