Sebanyak 45 personel Polres Tabanan turut dikerahkan untuk menangani dampak kerusakan pascabencana banjir dan longsor awal pekan ini. Terlebih Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan mencatat setidaknya ada 255 titik kerusakan yang tersebar hampir pada seluruh kecamatan di Tabanan.
"Kami kerahkan 45 personel yang siaga untuk tanggap darurat. Mereka kolaborasi di lapangan dengan petugas BPBD maupun TNI," jelas Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, Sabtu (21/10/2022).
Pengerahan personel tersebut dilakukan untuk mempercepat proses pembersihan material kerusakan akibat banjir maupun longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh ini hampir tuntas. Kalau di awal relatif banyak titiknya. Sehingga kami pakai prioritaskan untuk turunkan anggota," ujarnya.
Pihaknya juga sempat membantu warga di antara Desa Senganan dan Biaung di Kecamatan Penebel membangun jembatan darurat. Itupun dibantu juga oleh Polsek dan Koramil Penebel.
"Untuk sementara jembatan darurat itu hanya bisa dilintasi pakai motor saja. Warga yang buat jembatan itu," jelasnya.
Meski begitu, menurutnya, di aliran sungai pada jembatan penghubung Desa Senganan dan Biaung masih memerlukan alat berat untuk membersihkan sampah kayu yang menumpuk.
"Materialnya lumayan banyak. Itu perlu alat berat untuk bersihkannya. Karena tumpukannya membuat jalur sungai berpindah," tukasnya.
Selain itu, sampai saat ini pihaknya juga masih melakukan pencarian warga Banjar Munduk Andong Kaja, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, yang diduga hilang saat bencana banjir dan longsor.
"Sampai sekarang masih belum ditemukan," pungkasnya.
Keterangan Foto :
Proses pembersihan aliran sungai dan pembuatan jembatan darurat yang menghubungkan Desa Senganan-Biaung, Kecamatan Penebel. (Istimewa)
(iws/hsa)