Demo Tuntut Kepsek SMPN 5 Denpasar Mundur, 1 Guru-5 Siswa Kerauhan

Demo Tuntut Kepsek SMPN 5 Denpasar Mundur, 1 Guru-5 Siswa Kerauhan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 20 Okt 2022 17:45 WIB
Siswa SMPN 5 Denpasar menggelar demo menuntut kepala sekolah mundur, Kamis (20/10/2022).
Siswa SMPN 5 Denpasar menggelar demo menuntut kepala sekolah mundur, Kamis (20/10/2022). (Istimewa)
Denpasar -

Siswa SMPN 5 Denpasar melakukan aksi demo, Kamis (20/10/2022) pagi. Mereka kompak menuntut agar Kepala Sekolah SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya untuk tidak lagi menjadi kepala sekolah di sekolah tersebut. Seorang guru dan 5 orang siswa sempat mengalami kerahuan atau kerasukan saat aksi demo itu berlangsung.

"Harapannya sama seperti tujuan demo kami, yaitu untuk menurunkan atau mindahin Kepala Sekolah supaya kami tidak dipimpin lagi sama dia. Dan semoga tidak ada sekolah lain juga yang dipimpin oleh dia," kata salah satu siswa IX, Anindya Vera Anjani (14) yang turut berdemo.

Menurutnya, sejak Putu Eka menjabat sebagai kepala sekolah sejak tiga bulan lalu, banyak ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para siswa. Vera menyebut, Kamis (20/10/2022) merupakan puncak dari kekesalan para siswa di SMPN 5 Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari awal ibu ini masuk ke sini, kami sudah tidak nyaman karena peraturan untuk Tri Sandya yang biasanya di lapangan sekarang harus di dalam kelas. Kami yang ekstra Pramuka juga tidak didukung untuk ikut lomba-lomba," ungkapnya.

Vera menuturkan, dalam demo tersebut ia bersama siswa lainnya sempat menyanyikan lagu 'Spema Tolak Lause'. Menurutnya, Lause merupakan sebutan yang kerap digunakan pada kepala sekolah.

Salah satu guru di SMPN 5 Denpasar, Sagung Made Warsiki (57) menduga aksi para siswa tersebut kemungkinan didasari oleh kekecewaan mereka terkait penilaian lomba jelang Hari Raya Saraswati. Penilaian seharusnya dilaksanakan hari ini.

Hanya saja, hal itu tidak terlaksana lantaran seluruh guru mengikuti bimbingan teknis (bimtek). Itulah sebabnya, tidak ada guru yang bisa membimbing dan menilai hasil karya siswa.

"Program (bimtek) ini juga tidak terprogram dan tiba-tiba ada. Kurang lebih ada 50-an guru yang ikut jadinya, kami tidak ada yang bisa mendampingi siswa. Ini juga sudah kami sampaikan kepada Kadisdikpora Denpasar yang juga datang ke sini," kata Sagung, Kamis (20/10/2022).

Sagung bersama guru lainnya pun turut menumpahkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan Putu Eka. Ia mengaku para guru sudah menyampaikan keluhannya kepada Kadisdikpora Denpasar, AA Gede Wiratama.

Halaman selanjutnya: Sebut Kepala Sekolah Diktator...

Sebut Kepala Sekolah Diktator

Guru SMPN 5 Denpasar, Sagung Made Warsiki menyebut banyak peraturan baru yang membuat para guru tidak nyaman dalam bertugas sejak Putu Eka menjadi kepala sekolah. Ia bahkan menilai kepala sekolah bersikap diktator.

"Sistem ibu ini terlalu diktator dan kami sebagai guru kan kapasitasnya melayani siswa bukan sebagai pembantu di sekolah. Tapi, selama ini kami harus mengepel setiap hari dan bahkan ketika kami pakai pakaian adat juga harus mengepel. Padahal di sini sudah ada petugas kebersihan 3 orang," sebut Wali Kelas IX tersebut.

Tak hanya itu, kata Sagung, selama kepemimpinan Putu Eka ada beberapa kejadian tak mengenakkan. Termasuk soal 2 Waka Kesiswaan yang diberhentikan hanya karena masalah sepele.

Selain itu, ada juga 2 guru ekstrakurikuler, yakni silat dan Pramuka yang karena satu dua hal tidak diizinkan untuk masuk ke sekolah. Menurutnya, masih banyak kejadian lainnya yang mengakibatkan para pengajar di sekolah tersebut menjadi tak nyaman dalam menjelaskan tupoksinya.

"Kalau menurut teman-teman guru di sini ya (kepala sekolah) harus diganti karena terlalu diktator dan karena sekolah adalah lembaga bukan rumah tangga, dan ada tupoksinya masing-masing. Sosok yang kami harapkan sebagai Kepala Sekolah adalah sosok yang melindungi, mengayomi dan mengemong kami, baik kepada guru maupun siswa," ungkapnya.

Kadisdikpora Denpasar Buka Suara

Kadisdikpora Denpasar AA Gede Wiratama buka suara terkait adanya demo yang dilakukan oleh siswa SMPN 5 Denpasar. Wiratama menyebut demo tersebut disebabkan adanya miskomunikasi antara siswa dan kepala sekolah terkait lomba menjelang Saraswati.

"Kalau dari kami tadi kan coba serap aspirasi dari anak-anak, guru, dan kepala sekolah. Semuanya sudah kami mintai keterangan dan nantinya akan kami olah dan baru kami laporkan ke atasan," kata Wiratama.

Ia menuturkan, demo tersebut merupakan kali pertama terjadi di sekolah tersebut. Ke depan, ia berharap agar para siswa ketika hendak menyampaikan aspirasi dapat langsung menyampaikannya ke pihak Disdikpora.

Sementara itu, detikBali telah mencoba menghubungi Putu Eka untuk dimintai keterangan terkait demo yang dilakukan oleh para siswanya. Namun, hingga berita ini ditulis, Putu Eka belum memberikan klarifikasi.



Simak Video "Kemeriahan Gelaran Perdana detikbali Awards 2025"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads