Gubernur Bali Wayan Koster, menyebut sebagian penanganan dampak bencana banjir dan longsor akan memanfaatkan Belanja Tidak Terduga (BTT) yang nilainya berkisar Rp 30 miliar di APBD Provinsi Bali. Namun, penggunaannya hanya diprioritaskan terhadap dampak bencana yang bersifat darurat.
"Kalau yang darurat itu bisa dipakai. Di (APBD) provinsi masih ada Rp 30 miliar BTT. Itu bisa digunakan," sebut Koster saat meninjau amblesnya jembatan Yeh Kajangan di Desa Tua, Kecamatan Marga, Rabu (19/10/2022).
Ia menjelaskan, anggaran yang diperlukan untuk menangani kerusakan akibat banjir dan longsor beberapa waktu lalu belum bisa dikalkulasikan. Nilai kerugian akan dihitung secara keseluruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, BTT juga tidak bisa digunakan untuk membiayai perbaikan jembatan atau infrastruktur jalan dan lainnya. Sebab, perbaikan infrastruktur jalan, jembatan, atau akses penghubung memerlukan biaya yang besar.
"Tidak bisa buru-buru karena harus didesain dulu konstruksinya dan sebagainya," imbuhnya.
Penanganan pasca bencana, sambungnya, untuk jangka pendek akan diprioritaskan untuk keselamatan dan kebutuhan warga yang terdampak. "Ada yang mengungsi seperti di Jembrana, harus diselamatkan. Dijamin kebutuhan makan dan airnya," sebutnya.
Sedangkan untuk perbaikan infrastruktur penghubung, ia memastikan anggarannya melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi, dan APBN melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
(iws/hsa)