"Dari kemarin titik-titik yang mendapatkan atensi dan rawan itu Kecamatan Selemadeg Barat, Pupuan, Selemadeg, Selemadeg Timur, Penebel, Marga, dan Kediri. Yang sedikit laporannya Kecamatan Tabanan dan Kerambitan," kata Sanjaya.
Hal itu dikatakan Sanjaya, Selasa (18/10/2022), saat meninjau longsor yang membuat Banjar Punjuan dan Palian di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, terisolir. Longsor itu juga membuat saluran irigasi di pinggir jalan menuju dua banjar itu terputus.
Sanjaya menambahkan, dari hasil koordinasi dengan BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP), titik bencana di seluruh wilayah Tabanan diperkirakan mencapai ratusan titik dengan jenis dan skala kerusakan yang beragam.
Untuk kepentingan penanganan, ia telah menginstruksikan para perbekel atau kepala desa serta camat untuk menginventarisasi jumlah titik dan jenis bencana yang ada di wilayah masing-masing.
"Tadi sudah saya minta pendataan jangan lebih dari satu minggu. Kalau bisa lima hari, laporannya sudah akurat. Baik dari desa dan camat (bencana) apa yang terjadi di wilayah mereka," imbuhnya.
Dengan data tersebut, proses penanganan akan dilakukan dengan menggunakan skala prioritas dan melibatkan lintas sektor setelah memperoleh verifikasi dari BPBD dan Dinas PUPRPKP Tabanan.
"Sehingga nanti mana yang akan ditangani Pemkab Tabanan, mana yang ditangani (lewat bantuan) provinsi. Mana yang perlu penanganan Balai Pengairan atau mana yang memungkinkan lewat CSR (corporate social responsibility)," imbuhnya.
(irb/hsa)