5 Peristiwa Populer: Pemukulan Petugas Shopee-Ginjal Akut Misterius

5 Peristiwa Populer: Pemukulan Petugas Shopee-Ginjal Akut Misterius

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 16 Okt 2022 11:30 WIB
Seorang oknum prajurit TNI memukuli satpam dari gudang sebuah marketplace di Gianyar, Bali (Tangkapan layar video viral)
Foto: Seorang oknum prajurit TNI memukuli satpam dari gudang sebuah marketplace di Gianyar, Bali (Tangkapan layar video viral)
Denpasar -

Ada 5 peristiwa menggegerkan yang terjadi dalam pekan ini, Senin (10/10/2022) hingga Minggu (16/10/2022). Peristiwa tersebut menjadi sorotan pembaca detikBali. Berikut rangkumannya.

1. Oknum TNI Kodam Udayana Pukul Petugas Shopee Ditahan di Denpom

Oknum anggota Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana yang viral melakukan pemukulan terhadap petugas gudang Shopee Xpress Gianyar ditahan. Anggota berinisial NS itu ditahan sebagai terperiksa di Detasemen Polisi Militer (Denpom) IX/3 Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya ditahan untuk diperiksa, sementara masih diperiksa," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana Kolonel Kav Antonius Totok Yuniarto P saat dihubungi detikBali, Minggu (9/10/2022).

Totok menegaskan, perkembangan kasus oknum TNI pukul petugas Shopee Xpress Gianyar itu berada di Denpom IX/3 Denpasar. Ia memastikan bahwa perbuatan oknum anggota tersebut salah meski belum menyandang status tersangka.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak bicara itu tersangka atau tidak, penyidikannya kan ada di Denpom, intinya kami Kodam Udayana menegaskan bahwa itu salah dan diproses hukum," tegas Totok.

"Kalau menurut saya yang kayak gitu tidak perlu lagi bicara tersangka apa tidak kan. Jadi kita kepengen menegaskan bahwa itu kan tindak pidana pemukulan, itu akan menjalani proses hukum," paparnya.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan oknum TNI memukuli satpam hingga karyawan gudang Shopee Xpress sempat bikin heboh. Narasi dalam video yang beredar di medsos itu menyebut bahwa lokasi kejadian di Gianyar, Bali.

Tampak pada video, karyawan gudang tengah bekerja. Beberapa saat kemudian, dua orang pria datang memasuki gudang. Satu di antaranya mengenakan kaus dan celana loreng TNI.

Satpam di lokasi kejadian terlihat sempat adu cekcok dengan pria berbaju loreng, sebelum akhirnya dipukul. Melihat kejadian pemukulan, karyawan gudang mencoba melerai.

Satpam juga sempat mencoba menghindari pukulan, sementara tiga karyawan gudang Shopee Xpress memisahkan. Namun suasana semakin panas ketika pria di samping aparat tersebut ikut menyerang satpam.

Bukannya berhenti melancarkan aksinya, oknum prajurit TNI tersebut justru juga menyerang karyawan gudang. Peristiwa pemukulan terjadi pada Rabu (5/10/2022).

Berita populer lainnya klik halaman selanjutnya

2. Mendiang Gita Savitri Sempat WA Minta Tolong ke Adik Sebelum Tewas

Kepergian sang kakak, Gita Savitri (35) memberikan duka mendalam bagi Krisna Wijaya (30) dan keluarga. Gita Savitri merupakan salah satu korban dari kejadian jalan ambles di Gunaksa, Kelurahan Cempaga, Bangli, Bali, Sabtu (8/10/2022) pagi.

detikBali pun berkesempatan untuk mendatangi rumah Gita Savitri yang berlokasi di Jalan Sentanu IV No 5, Peguyangan Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar, Bali. Tampak beberapa karangan bunga duka cita terpampang di sepanjang jalan menuju rumah Gita Savitri.

"Saya di WA (WhatsApp) sama kakak jam 02.02, dia chat minta tolong tapi, karena hp saya di-silent dan saya baru tahunya jam setengah 7 pagi. Hanya bilang "Dek, tolong", itu saja," aku Krisna Wijaya, Senin (10/10/2022).

Krisna pun memprediksi bahwa chat tersebut dikirimkan oleh Gita Savitri ketika kejadian. Ia juga menuturkan, kepergian Gita Savitri ke Bangli bersama seorang temannya tersebut tidak diketahui oleh dirinya maupun keluarga.

"Kurang tahu (tujuannya ke Bangli) karena dia juga tidak ada bilang sama saya dan sama siapa pun. Saya tanya ke teman-temannya juga tidak ada yang tahu. Saya juga tidak ada firasat," ungkapnya.

Menurutnya, ketika mendengar kabar kecelakaan kakaknya, ia mengira itu hanya kecelakaan biasa. Namun, ketika dirinya melakukan pengecekan di RS Bangli barulah ia tahu bahwa kakak satu-satunya tersebut telah meninggal dunia.

"Saya nggak lihat detail karena saya nggak kuat. Tapi, paman bilang ada luka di bagian jidat sedikit. Untuk sekarang jenazah masih dititip di RS Bangli, nanti tanggal 12 Oktober baru ke tempat kremasi untuk diaben di Ceko Maria," terangnya, Senin (10/10/2022).

Menurutnya, Gita Savitri merupakan sosok kakak perempuan yang dekat dengan dirinya. Banyak kisah-kisah berkesan yang Krisna alami ketika bersama Gita Savitri.

Gita Savitri sendiri berprofesi sebagai Branch Operation Manager di salah satu bank himbara yang berlokasi di Sanur, Bali.

Untuk diketahui, selain Gita Savitri, adapun korban lainnya dari kejadian jalan ambles di Gunaksa tersebut, yakni Hosdianto Gunawan (38) asal Dalung, Kuta Utara, dan Putu Rian Asmara (25) asal Desa Sidembunut, Bangli. Peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 03.15 Wita, sementara kantor pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) menerima informasi tersebut pukul 03.50 Wita.

Berita populer lainnya klik halaman selanjutnya

3. Kantongi Visum, Polres Buleleng Duga Korban Diperkosa Tetangga 2 Kali

Polisi terus mendalami kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa bocah berusia 9 tahun di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali.
Terbaru atas kasus ini, penyidik dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Buleleng telah mengantongi hasil visum korban.

Selain itu, dari penyelidikan sementara, polisi menduga kuat, korban diperkosa terduga pelaku dua kali.

Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Buleleng AKP I Gede Sumarjaya menjelaskan, usai kedua orang tua korban melaporkan kasus tersebut, pada Senin (10/10/2022), penyidik langsung melakukan visum terhadap korban.

Sesuai hasil visum yang diterima penyidik, Rabu (12/10/2022), ditemukan tanda-tanda kekerasan seksual yang dilakukan pelaku terhadap korban.

Hasil tersebut, kata Sumarjaya akan dipakai sebagai dasar untuk penyesuaian keterangan dari korban.

"Hasilnya ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan seksual terhadap korban ini akan dipakai dasar untuk penyesuaian keterangan korban nantinya," terang Kasi Humas Polres Buleleng AKP I Gede Sumarjaya, kepada detikBali, Rabu (12/10/2022).

Sumarjaya menambahkan, selain menerima visum, penyidik juga telah melakukan meminta keterangan kepada kedua orang tua korban.

Sesuai keterangan orang tua korban, terungkap jika pelaku yang berasal dari Desa Bondalem juga memiliki rumah di Desa korban, bahkan mereka ternyata bertetangga.

Sedangkan terhadap korban, kata Sumarjaya, penyidik belum bisa memintai keterangan karena masih mengalami trauma.

"Saat ini korban juga masih didampingi oleh psikolog dan belum bisa dimintai keterangan. Setiap ditanya saat pemeriksaan langsung menangis,"terang Sumarjaya.

Korban Diperkosa Dua Kali

Sementara itu masih dari penyelidikan dan pemeriksaan, penyidik menduga korban telah diperkosa oleh pelaku sebanyak 2 kali.

"Hasil pemeriksaan sementara peristiwa ini terjadi sebanyak 2 kali dan dilakukan dalam waktu yang berdekatan tetapi kepastian kapan waktunya anak ini belum bisa menyampaikan,"ungkap Sumarjaya.

Selanjutnya, dengan adanya hasil penyelidikan sementara, kata Sumarjaya, penyidik akan segera melakukan pemanggilan terhadap terduga pelaku.

Namun sebelum itu penyidik akan melengkapi keterangan dari korban terlebih dahulu. Selain itu penyidik juga berencana memeriksa salah seorang saksi yang sempat melihat korban ketika dibonceng oleh terduga pelaku.

"Sesuai SOP penyidikan keterangan pelaku memang paling terakhir, sebab kita ingin pembuktian terhadap dugaan persetubuhan terhadap korban benar-benar kuat.

Untuk sementara kita masih kurang keterangan dari korban saja nanti kalau sudah dapat baru mengambil langkah berikutnya terhadap terduga pelaku," pungkas Sumarjaya.

Berita populer lainnya klik halaman selanjutnya

4. 11 Pasien Ginjal Akut Misterius di Bali Meninggal

Dokter Spesialis Anak di RSUP Prof Ngoerah, dr I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp.A (k)., menyatakan sejak awal Agustus 2022 pihaknya menangani 17 pasien yang terserang gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI). Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 pasien meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali.

Menurutnya, pasien tersebut datang ke RSUP dengan kondisi fungsi ginjal yang menurun atau laju filtrasi glomelurus berada di bawah 15 milimeter per menit. "5 pasien yang rata-rata usianya di atas 6 tahun sudah pulang dari RS. Sementara ini, 1 pasien yang usianya 17 tahun masih dirawat di sini," kata dr Sanjaya di RSUP Prof Ngoerah, Jumat (14/10/2022).

dr Sanjaya menjelaskan, kesehatan 5 pasien yang diperbolehkan pulang tersebut telah dievaluasi berkala. Kondisi mereka juga telah menunjukkan fungsi ginjal normal atau laju filtrasi glomelurus 90 milimeter per menit.

Ia menuturkan, angka kematian AKI sebenarnya cukup tinggi sehingga masyarakat perlu waspada untuk mendeteksinya sedini mungkin.

"Kalau ada gejala-gejala infeksi saluran cerna dan tidak kencing ini harus segera (ke rumah sakit) karena akan berdampak berat. Coba saja bayangkan kalau fungsi ginjal terganggu sampai drop itu harus cuci darah dan kalau sampai termina dampaknya berat bisa sampai meninggal," jelasnya.

dr Sanjaya kemudian menjelaskan kondisi awal seseorang terserang AKI. Beberapa di antaranya tidak kencing dalam 24 jam, mengalami batuk, pilek, hingga diare. Adapun faktor yang membuat fungsi ginjal terganggu atau menurun antara lain kurangnya cairan, infeksi berat, gagal jantung hingga kurangnya albumin pada darah. Ia mengimbau para orang tua untuk lebih aware jika anaknya tidak rutin kencing dalam waktu 24 jam.

Menurut dr Sanjaya, penanganan pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) tidak membutuhkan ruangan khusus. Sebab, penyakit tersebut bukanlah penyakit yang menular. Meski begitu, kata dr Sanjaya, hingga kini penyebab pastinya belum ditemukan.

5. 11 Pasien Ginjal Akut Misterius Meninggal di Bali Terlambat Penanganan

11 pasien gangguan ginjal akut misterius meninggal di Bali, merupakan pasien yang terlambat mendapat penanganan. Pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi fungsi ginjal menurun.
"Awalnya kami enggak tahu dan kaget kenapa bisa terjadi korban. Tiba-tiba pasien datang dan kami semua kaget, karena pasien mengalami gagal ginjal dan cuci darah sudah terlambat," jelas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom, di Denpasar, Bali, Sabtu (15/10/2022).

Ia menuturkan, pasien tersebut rata-rata balita yang mengalami gejala batuk dan pilek. Menurutnya, kemungkinan orang tua tidak terlalu waspada dikarenakan batuk pilek sendiri dianggap penyakit biasa.

"Tapi, kalau sekarang karena sudah diketahui gejalanya, saya sudah minta tolong ke IDAI agar jangan sampai ada yang meninggal lagi. Untuk teman-teman di puskesmas kabupaten/kota begitu ada pasien dengan gejala gangguan ginjal tersebut, agar langsung ditangani sebagai deteksi dini," papar Anom.

Sebelumnya, RSUP Prof Ngoerah mengumumkan sejak awal Agustus 2022, telah menangani 17 pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI), dan sebanyak 11 pasien meninggal dunia. Dinas Kesehatan Bali pun melakukan berbagai upaya agar ke depan kejadian serupa dapat diantisipasi.

"Pertama, kami dengan IDAI Indonesia, khususnya Bali telah meminta agar menjaga betul-betul kasus ini tak terjadi. Kedua, kami dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mendeteksi sedini mungkin gejala penyakit ini," kata

Ia menuturkan, selama ini gejala gangguan ginjal akut misterius, di antaranya batuk, pilek, dan tidak kencing selama beberapa waktu. Hal tersebut tentunya harus segera diwaspadai masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak di bawah usia 6 tahun.

Sementara itu, kata Anom, IDAI Indonesia juga telah melakukan koordinasi, dan menyebut salah satu faktor di balik anak-anak mengalami penyakit tersebut dikarenakan mereka belum mendapatkan vaksinasi COVID-19, sehingga antibodinya belum terbentuk.

"Kami masih menunggu (informasi penyebab pastinya) dari Kemenkes dan IDAI. Lalu untuk cuci darah baru ada di RSUP Prof Ngoerah karena di faskes kabupaten/kota belum bisa. Tapi, yang penting saat ini bukanlah penanganannya, tapi deteksi dini," jelasnya.

Anom pun mengimbau masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun agar betul-betul memperhatikan gejala-gejala gangguan ginjal akut misterius tersebut.

"Kami anjurkan bagi yang mengalami gejala tersebut agar segera berobat ke faskes karena sudah disiapkan obat khusus. Jangan beli obat sendirilah, dan sekarang ini harus hati-hati. Apalagi yang punya anak di bawah 5 tahun untuk jangan mengobati sendiri," tambahnya.

Halaman 2 dari 4


Simak Video "Video: Jualan Online Makin Cuan? Selamat, Kini Kena Pajak 0,5%"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)

Hide Ads