Ortu Waspada, Kenali Gejala Ginjal Akut Misterius Anak Hari ke Hari

Ortu Waspada, Kenali Gejala Ginjal Akut Misterius Anak Hari ke Hari

Tim detikHealth - detikBali
Minggu, 16 Okt 2022 09:58 WIB
Ilustrasi anak sakit
Ilustrasi anak sakit. Foto: Thinkstock
Denpasar -

Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) mengungkap ada sekitar 150 anak menderita gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI). Bali mencatat ada 17 anak menderita ginjal akut misterius, 11 orang di antaranya meninggal usai dirawat di RSUP Prof Ngoerah.

Dikutip dari detikHealth, ginjal akut misterius mulai mengalami lonjakan signifikan sejak September 2022. Beberapa pasien anak harus menjalani cuci darah akibat infeksi tersebut.

IDAI menyebutkan bahwa fenomena ini masih belum konklusif terkait penyebabnya sehingga masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menggunakan istilah gangguan ginjal akut progresif untuk kasus ini karena kasusnya cepat dan tidak seperti biasanya," ujar spesialis anak dr Henny Adriani, SpA(K), seperti dikutip dari detikHealth, Minggu (16/10/2022).

Gejala gagal ginjal akut misterius pada anak diawali dengan infeksi seperti batuk-pilek.

ADVERTISEMENT

Setelah tiga sampai lima hari, volume urine pada anak berkurang drastis bahkan tidak kencing sama sekali. Kondisi ini menandakan adanya perburukan pada ginjal sehingga harus segera ditangani dokter.

"Dia hanya beberapa hari timbul diare atau muntah, kemudian demam, kemudian dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine-nya. Jadi tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali buang air kecilnya. Jadi anak-anak ini hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil, atau buang air kecilnya sangat sedikit," ujar dr Eka.

Adapun gejala prodromal atau awal yang muncul, di antaranya:

  • ISPA (infeksi saluran pernapasan akut): 18,4 persen
  • Infeksi saluran cerna: 44,1 persen
  • Demam: 30,3 persen
  • Kemudian dilanjutkan dengan gejala gangguan ginjal akut (AKI), seperti:
  • Oliguria (penurunan urine): 24,3 persen
  • Anuria (tidak ada urine): 69,1 persen

Wanti-wanti Dinkes Bali

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali mewanti-wanti masyarakat khususnya para orang tua yang memiliki anak di bawah umur 6 tahun agar waspada.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom menjelaskan gejala ginjal akut misterius yakni batuk, pilek, dan tidak kencing selama beberapa waktu. Ia menegaskan bahwa batuk pilek saat untuk tidak dianggap sebagai penyakit biasa.

"Kami anjurkan bagi yang mengalami gejala tersebut agar segera berobat ke faskes karena sudah disiapkan obat khusus. Jangan beli obat sendirilah, dan sekarang ini harus hati-hati. Apalagi yang punya anak di bawah 5 tahun untuk jangan mengobati sendiri," ungkap Anom, Sabtu (16/10/2022).

Lebih lanjut dijelaskan, Dinkes Bali melakukan berbagai upaya agar ke depan kejadian serupa dapat diantisipasi menyusul gejala ginjal akut misterius telah diketahui.

"Pertama, kami dengan IDAI Indonesia, khususnya Bali telah meminta agar menjaga betul-betul kasus ini tak terjadi. Kedua, kami dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mendeteksi sedini mungkin gejala penyakit ini," papar anom.

Sementara itu, kata Anom, IDAI Indonesia juga telah melakukan koordinasi, dan menyebut salah satu faktor di balik anak-anak mengalami penyakit tersebut dikarenakan mereka belum mendapatkan vaksinasi COVID-19, sehingga antibodinya belum terbentuk.

"Kami masih menunggu (informasi penyebab pastinya) dari Kemenkes dan IDAI. Lalu untuk cuci darah baru ada di RSUP Prof Ngoerah karena di faskes kabupaten/kota belum bisa. Tapi, yang penting saat ini bukanlah penanganannya, tapi deteksi dini," jelasnya.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads