11 Pasien Ginjal Akut Misterius Meninggal di Bali Terlambat Penanganan

11 Pasien Ginjal Akut Misterius Meninggal di Bali Terlambat Penanganan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Sabtu, 15 Okt 2022 18:50 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom ketika ditemui di Denpasar, Bali, Sabtu (15/10/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom ketika ditemui di Denpasar, Bali, Sabtu (15/10/2022). Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali
Denpasar -

11 pasien gangguan ginjal akut misterius meninggal di Bali, merupakan pasien yang terlambat mendapat penanganan. Pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi fungsi ginjal menurun.

"Awalnya kami enggak tahu dan kaget kenapa bisa terjadi korban. Tiba-tiba pasien datang dan kami semua kaget, karena pasien mengalami gagal ginjal dan cuci darah sudah terlambat," jelas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom, di Denpasar, Bali, Sabtu (15/10/2022).

Ia menuturkan, pasien tersebut rata-rata balita yang mengalami gejala batuk dan pilek. Menurutnya, kemungkinan orang tua tidak terlalu waspada dikarenakan batuk pilek sendiri dianggap penyakit biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi, kalau sekarang karena sudah diketahui gejalanya, saya sudah minta tolong ke IDAI agar jangan sampai ada yang meninggal lagi. Untuk teman-teman di puskesmas kabupaten/kota begitu ada pasien dengan gejala gangguan ginjal tersebut, agar langsung ditangani sebagai deteksi dini," papar Anom.

Sebelumnya, RSUP Prof Ngoerah mengumumkan sejak awal Agustus 2022, telah menangani 17 pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI), dan sebanyak 11 pasien meninggal dunia. Dinas Kesehatan Bali pun melakukan berbagai upaya agar ke depan kejadian serupa dapat diantisipasi.

ADVERTISEMENT

"Pertama, kami dengan IDAI Indonesia, khususnya Bali telah meminta agar menjaga betul-betul kasus ini tak terjadi. Kedua, kami dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota akan mendeteksi sedini mungkin gejala penyakit ini," kata

Ia menuturkan, selama ini gejala gangguan ginjal akut misterius, di antaranya batuk, pilek, dan tidak kencing selama beberapa waktu. Hal tersebut tentunya harus segera diwaspadai masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak di bawah usia 6 tahun.

Sementara itu, kata Anom, IDAI Indonesia juga telah melakukan koordinasi, dan menyebut salah satu faktor di balik anak-anak mengalami penyakit tersebut dikarenakan mereka belum mendapatkan vaksinasi COVID-19, sehingga antibodinya belum terbentuk.

"Kami masih menunggu (informasi penyebab pastinya) dari Kemenkes dan IDAI. Lalu untuk cuci darah baru ada di RSUP Prof Ngoerah karena di faskes kabupaten/kota belum bisa. Tapi, yang penting saat ini bukanlah penanganannya, tapi deteksi dini," jelasnya.

Anom pun mengimbau masyarakat, khususnya orang tua yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun agar betul-betul memperhatikan gejala-gejala gangguan ginjal akut misterius tersebut.

"Kami anjurkan bagi yang mengalami gejala tersebut agar segera berobat ke faskes karena sudah disiapkan obat khusus. Jangan beli obat sendirilah, dan sekarang ini harus hati-hati. Apalagi yang punya anak di bawah 5 tahun untuk jangan mengobati sendiri," tambahnya.




(irb/hsa)

Hide Ads