Dokter Spesialis Anak di RSUP Prof Ngoerah, dr I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp.A (k)., menyatakan sejak awal Agustus 2022 pihaknya menangani 17 pasien yang terserang gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI). Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 pasien meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali.
Menurutnya, pasien tersebut datang ke RSUP dengan kondisi fungsi ginjal yang menurun atau laju filtrasi glomelurus berada di bawah 15 milimeter per menit. "5 pasien yang rata-rata usianya di atas 6 tahun sudah pulang dari RS. Sementara ini, 1 pasien yang usianya 17 tahun masih dirawat di sini," kata dr Sanjaya di RSUP Prof Ngoerah, Jumat (14/10/2022).
dr Sanjaya menjelaskan, kesehatan 5 pasien yang diperbolehkan pulang tersebut telah dievaluasi berkala. Kondisi mereka juga telah menunjukkan fungsi ginjal normal atau laju filtrasi glomelurus 90 milimeter per menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, angka kematian AKI sebenarnya cukup tinggi sehingga masyarakat perlu waspada untuk mendeteksinya sedini mungkin.
"Kalau ada gejala-gejala infeksi saluran cerna dan tidak kencing ini harus segera (ke rumah sakit) karena akan berdampak berat. Coba saja bayangkan kalau fungsi ginjal terganggu sampai drop itu harus cuci darah dan kalau sampai termina dampaknya berat bisa sampai meninggal," jelasnya.
dr Sanjaya kemudian menjelaskan kondisi awal seseorang terserang AKI. Beberapa di antaranya tidak kencing dalam 24 jam, mengalami batuk, pilek, hingga diare. Adapun faktor yang membuat fungsi ginjal terganggu atau menurun antara lain kurangnya cairan, infeksi berat, gagal jantung hingga kurangnya albumin pada darah. Ia mengimbau para orang tua untuk lebih aware jika anaknya tidak rutin kencing dalam waktu 24 jam.
Menurut dr Sanjaya, penanganan pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) tidak membutuhkan ruangan khusus. Sebab, penyakit tersebut bukanlah penyakit yang menular. Meski begitu, kata dr Sanjaya, hingga kini penyebab pastinya belum ditemukan.
(iws/dpra)