Waspada! Ini Wilayah Rawan Banjir-Longsor di Tabanan

Waspada! Ini Wilayah Rawan Banjir-Longsor di Tabanan

Chairul Amri Simabur - detikBali
Selasa, 11 Okt 2022 19:46 WIB
Peta risiko bencana tanah longsor di Tabanan.
Foto: Peta risiko bencana tanah longsor di Tabanan. (Istimewa)
Tabanan -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan menyebutkan sejumlah wilayah rentan terjadi longsor, banjir, dan pohon tumbang. Karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap potensi bencana tersebut. Terutama bila hujan sedang berlangsung dengan intensitas yang tinggi.

"Kalau dikaitkan dengan cuaca ekstrem yang terjadi sekarang, jenis bencana yang mendominasi itu longsor, banjir, pohon tumbang, dan gelombang tinggi untuk di kawasan pesisir pantai," jelas Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinada Giri, Selasa (11/10/2022).

Menurutnya, kawasan Tabanan Utara yang letak geografisnya di lereng pegunungan cenderung berisiko mengalami longsor. Seperti Kecamatan Pupuan, Selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, Penebel, dan Baturiti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau banjir itu rata-rata di wilayah perkotaan seperti di Kecamatan Tabanan dan Kediri. Biasanya disebabkan saluran air atau drainase yang mampet karena sampah. Sehingga alirannya tidak maksimal. Saat debit air meningkat, alirannya meluap dan menjadi genangan," paparnya.

Sedangkan untuk pohon tumbang, potensi bencana tersebut bisa terjadi di wilayah manapun. Sementara ancaman gelombang tinggi berisiko pada kawasan pesisir selatan Tabanan. Mulai dari Kecamatan Kediri, Tabanan, Kerambitan, Selemadeg Timur, Selemadeg, dan Selemadeg Barat.

ADVERTISEMENT

"Sementara untuk jenis bencana akibat kegagalan teknologi, itu tidak ada di Tabanan. Contohnya seperti lumpur Lapindo. Bencana seperti itu tidak ada di Tabanan," tegasnya.

Ia menyebutkan, dalam sepekan terakhir, pihaknya menerima laporan bencana dari sejumlah wilayah di Tabanan. Rata-rata bencana yang dilaporkan antara lain longsor dan pohon tumbang. Sempat juga dilaporkan adanya banjir.

"Di minggu ini yang paling sering itu longsor dan pohon tumbang. Kalau tidak salah, kami menerima sekitar sepuluh laporan pada minggu kemarin. Angka pastinya belum kami rekap karena petugas kami ke lapangan semua. Termasuk melakukan pencarian orang hanyut di jembatan Yeh Ho," bebernya.

Dengan potensi bencana seperti itu, ditambah dengan intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada.

"Di saat cuaca ekstrem seperti sekarang ini kami imbau ke masyarakat untuk lebih hati-hati. Yang di kota jangan buang sampah ke selokan. Kalau hujan deras jangan berada di bawah pohon. Hindari juga tempat-tempat yang berisiko longsor seperti tebing," pungkasnya.

Secara terpisah, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya menyebutkan, wilayah Bali pada saat ini baru memasuki musim penghujan.

"Kalau prediksi kami, Desember 2022 diharapkan semua wilayah di Bali sudah masuk musim penghujan yang puncaknya antara Januari-Februari 2023," jelasnya.




(hsa/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads