Dua mobil dan satu sepeda motor nyemplung di Jalan Erlangga, Kelurahan Cempaga, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Bali, tak langsung diangkat petugas. Tiga kendaraan itu belum diangkat karena masih mempertimbangkan kondisi lokasi.
"Untuk mobil yang ada di dasar jurang, karena pertimbangan kelabilan aspal, sementara tidak diangkat dulu yang Terios pikap dan sepeda motor itu," kata Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli I Ketut Agus Sutapa dikutip detikBali, Minggu (9/10/2022).
Agus Sutapa menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan kapan tiga kendaraan nyemplung ke jalan jebol tersebut diangkat. Sebab, evakuasi kendaraan masih menunggu kajian teknis dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman Bangli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum berani kami pastikan (kapan diangkat) karena menunggu kajian teknis dari teman-teman PU. Kalau aspal (atau) jalan kan PU yang tahu kelabilannya, karena kami kan membutuhkan alat berat untuk mengangkat itu. Kami berbicaranya memperhatikan safety (atau) keselamatan petugas yang utama," ungkapnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan kendaraan tersebut tak akan pernah dievakuasi, Agus Sutapa belum berani berkomentar. Ia mengaku akan berusaha melakukan evakuasi terhadap tiga kendaraan itu dan masih berkoordinasi dengan berbagai pihak.
"Ya mudah-mudahan cuaca mendukung, intinya kami masih berusaha (untuk mengangkatnya). Tiang belum berani berkomentar seperti itu (tak akan pernah dievakuasi). Tiang masih berkoordinasi dengan para pihak lah, dari Dinas PU, kemudian dari kepolisian," tegasnya.
Seperti diketahui, Jalan Erlangga yang menghubungkan Kota Bangli dengan Kecamatan Tembuku, termasuk salah satu jalur ke Pura Besakih jebol pada Sabtu, 8 Oktober 2022 dini hari, akibat hujan turun deras di wilayah Bangli. Agus Sutapa menilai, jalan tersebut bisa jebol kemungkinan karena struktur tanah tergerus air.
"Begitu diguyur hujan ya mungkin struktur kelabilan tanah dan aspal di lokasi itu jadi tergerus air, sehingga jalan itu seketika putus," terangnya.
Saat jalan tersebut putus dini hari, terdapat tiga kendaraan yang melintas, berupa mobil minibus merek Daihatsu Terios, mobil pikap, dan sepeda motor. Total terdapat sebanyak enam orang korban dalam tragedi jalan jebol tersebut, yakni dua orang di mobil Terios, tiga orang di mobil pikap, dan seorang pengendara sepeda motor.
Tiga dari enam korban tersebut meninggal akibat nyemplung ke dalam jalan jebol. korban yang meninggal, yakni dua orang di mobil Terios dan satu pengendara sepeda motor. Sementara tiga orang di mobil pikap selamat meskipun mengalami patah tulang dan luka-luka.
Agus Sutapa menilai, korban meninggal akibat nyemplung ke dalam jurang tersebut kemungkinan akibat terlambat mendapatkan pertolongan. Sebab kecelakaan itu terjadi pada dini hari sehingga tidak ada petugas yang membantu.
"Karena lambat pertolongan lah, karena dini hari pukul 02.00 Wita, siapa petugas di sana atensi, kan begitu. Kalaupun ada, mungkin tidak di sana. Artinya dengan kejadian itu yang tiga orang bisa diselamatkan oleh warga sekitar, yang pikap itu. Kemudian yang di Terios meninggal dua orang, yang bawa sepeda motor warga Bangli juga dari Sidembunut, meninggal," tuturnya.
(irb/hsa)