Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Buleleng, Bali, merasa penyaluran bantuan subsidi harga kedelai yang digelontorkan pemerintah saat ini tidak adil dan tidak tepat sasaran. Pasalnya, selama penyaluran berlangsung subsidi kedelai hanya dirasakan para perajin bermodal besar. Meskipun seharusnya subsidi kedelai diperuntukkan semua kalangan perajin.
Salah satu perajin tahu dan tempe di Lingkungan Taman Sari, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng, Abdul Jalil (47) mengungkapkan, selama dua bulan terakhir, para perajin di sana tidak merasakan dampak subsidi kedelai lagi. Hal itu karena para pengusaha kecil merasa ketentuan yang diterapkan begitu sulit.
"Karena cara membelinya yang susah, pertama belinya harus di Denpasar. Kemudian minimal beli kedelai harus 1 ton, dan itu harus dibayar kontan, kalau nggak sampai 1 ton nggak dibawain," kata Abdul Jalil ditemui di tempat produksi, tahu tempe miliknya, Jumat (7/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peraturan tersebut menurutnya cukup memberatkan, apalagi harga kedelai impor saat ini terus mengalami kenaikan. Saat ini harga kedelai sudah mencapai Rp 13.600, meningkat pesat dari sebelum pandemi.
Ia mengatakan, subsidi kedelai sebenarnya cukup membantu karena lebih murah Rp 1.000 per kilogram. Namun jika dikalikan dengan jumlah minimal pembelian 1 ton, pengusaha tahu tempe modal kecil tidak sanggup membelinya.
"Kalau dilihat dari selisih harga sih lebih menguntungkan beli subsidi, tapi modalnya terlalu besar, bayangkan coba jika 1 ton dikali harga Rp 12 ribu sekian, itu berapa juta uang yang harus disiapin. Sekarang saja sudah mengurangi jumlah produksi, yang dulunya 200 kg per hari jadi 100 kg per hari karena harga kedelai makin mahal," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah harus mengkaji ulang penyaluran bantuan subsidi kedelai agar bisa dirasakan secara merata, misalnya tempat penyaluran kedelai tidak hanya di satu tempat. Sehingga bisa memudahkan perajin modal kecil. Abdul juga meminta agen yang ditugaskan menyalurkan subsidi tidak memberikan batas minimal pembelian.
"Ya ditinjau ulang lagi pak, agar yang seperti kami, yang punya usaha kecil juga mampu beli Contohnya, dulu pernah ada subsidi juga, tapi bisa dibeli di mana saja, dan itu juga dapat kupon per pembelian, kuponnya itu bisa ditukar jadi uang," tegasnya.
Dilansir dari detikFinance, pemerintah memutuskan memperpanjang bantuan selisih harga pembelian bahan baku kedelai untuk perajin tahu tempe sebesar Rp 1.000/kg sampai akhir Desember 2022. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga kedelai di tingkat perajin yang mengalami kenaikan.
(irb/dpra)